Jenis dan Sumber Data Simulasi Kebijakan

38 rutin pemerintah 6. Baris pada database INDOMINI menunjukkan asal pembelian komoditas yang dilakukan oleh pelaku ekonomi pada setiap kolom yang meliputi aliran domestik, aliran impor, tenaga kerja, modal, dan pajak output. Masing-masing komoditi C di dalam model merupakan komoditi yang berasal dari domestik dan impor. Komoditi tersebut digunakan oleh industri sebagai input produksi dan pembentukan modal. Kolom ekspor hanya berisi komoditi produksi domestik. Pada baris terakhir dari database INDOMINI berisi pajak impor baik untuk barang domestik maupun impor. Absorption Matrix 1 2 3 4 5 6 Total Sales Prod Inv Household Export GovCap GovRtn Size I 1 1 1 1 1 Domestic Flows  C  USEcommodity,dom,user Imported Flows  C  USEcommodity,imp,user Labour SD 1 FACTOR labour SD Labour SLTP 1 FACTOR labour SLTP C = Number of Commodities = 31 I = Number of Industries = 31 Labour SLTA 1 FACTOR labour SLTA Labour PT 1 FACTOR labour PT Tax on imports Capital 1 FACTOR capital Size 1 Output tax 1 V1PTX  C  V0MTX Sumber: Horridge, 2001; Oktaviani, 2011 dimodifikasi. Gambar 10 Aliran database INDOMINI Pengguna barang dan jasa USER dikelompokkan menjadi 2 yaitu pengguna antara intermediate product dan pengguna akhir final demand. Selain input antara, produksi diasumsikan menggunakan lima faktor primer yaitu 39 pekerja berpendidikan SD ke bawah, pekerja tamat SLTP, pekerja tamat SLTA, pekerja tamat PT, serta modal. Pengguna antara meliputi sektor 1 sampai sektor 31 sedangkan pengguna akhir terdiri dari 32 Investasi, 33 Rumahtangga, 34 Ekspor Barang, 35 Pengeluaran Modal Pemerintah, serta 36 Pengeluaran Rutin Pemerintah. Informasi tersebut selanjutnya disusun menjadi format Header Array dalam database model INDOMINI seperti terlihat pada Lampiran 1.

3.2.2 Sistem Persamaan Model INDOMINI

Seluruh persamaan yang terdapat dalam model CGE INDOMINI yang menunjukkan model ekonomi makro diimplementasikan dalam Gempack dan dikumpulkan ke dalam file input tablo. File input tablo menjabarkan spesifikasi aljabar dari model dalam bentuk linier dan persamaan-persamaan tersebut dikumpulkan ke dalam sejumlah blok persamaan. Masing-masing pernyataan persamaan dimulai dengan nama yang umumnya mengacu pada peubah di sisi kiri. Semua peubah dinyatakan dalam bentuk perubahan persentase percentage change. Peubah ditulis dengan huruf kecil dan koefisien ditulis dengan huruf kapital besar. Terdapat 15 lima belas set persamaan dalam file input tablo, yaitu: 1. Keseimbangan pasar untuk setiap komoditi 2. Substitusi antara komoditi impor dan domestik 3. Struktur produksi 4. Permintaan untuk faktor primer 5. Permintaan untuk industri di level atas 6. Permintaan rumah tangga 7. Permintaan ekspor 8. Keseimbangan pasar domestik dan harga 9. Harga impor 10. GDP dari sisi penerimaan 11. GDP dari sisi pengeluaran 12. Persamaan yang berkaitan dengan peubah makroekonomi lainnya 13. Peubah pasar faktor produksi 14. Pembaharuan update aliran data 15. Ringkasan data. 40

3.2.2.1 Keseimbangan Pasar untuk Setiap Komoditi

Persamaan yang menunjukkan penjumlahan permintaan seluruh komoditi dari masing-masing sumber oleh semua pengguna pada model INDOMINI tertuang dalam Blok persamaan 3 file Input Tablo. Beberapa kode penulisan menunjukkan hal-hal sebagai berikut, antara lain: c=”i” menunjukkan komoditi ke-i, s=”dom” menunjukkan sumber domestik dari komoditi i. Dengan aturan c dan s ini, persamaan E_x0 menghitung permintaan total untuk komoditi i yang diproduksi secara domestik dengan menjumlahkan permintaan dari masing- masing pengguna. Pengguna adalah 31 industri yang menggunakan komoditi i yang diproduksi secara domestik sebagai input antara untuk berproduksi, ditambah permintaan akhir yang dibuat oleh investasi, rumahtangga, ekspor, pemerintah untuk bidang selain pendidikan dan kesehatan, pengeluaran modal pemerintah untuk pendidikan dan kesehatan, serta pengeluaran rutin pemerintah untuk pendidikan dan kesehatan. Persamaan E_x0 memasukkan peubah-peubah dalam bentuk perubahan persentase. Mula-mula persamaannya adalah: , = , , ∈ 3.1 Penulisan dengan huruf besar memiliki arti yang berbeda dengan huruf kecil. X0c,s adalah jumlah seluruh komoditi c yang diminta dari sumber s sedangkan x0c,s adalah persentase perubahan seluruh permintaan untuk komoditi c dari sumber s. Xc,s,u adalah jumlah komoditi c yang diminta oleh pengguna u dari sumber s, sedangkan xc,s,u dalam bentuk perubahan persentase. Aturan penulisan dalam kode Tablo adalah dengan menggunakan huruf besar untuk level, dan huruf kecil untuk perubahan persentase. Persamaan 3.1 kemudian diubah kedalam bentuk linier menjadi: , 0 , = , , , , ∈ 3.2 Langkah selanjutnya adalah mengubah persamaan 3.2 kedalam nilai database. Diasumsikan bahwa semua pengguna membayar dengan harga yang sama sehingga Pc,s harga pengguna komoditi c yang bersumber dari s tidak perlu identifikasi pengguna. Kemudian mengalikan kedua sisi dari persamaan 3.2 dengan Pc,s, maka diperoleh: , 0 , 0 , = , , , , , ∈ 3.3 41 Gambar 10 menunjukkan adanya aliran nilai USEc,s,u yang terkait dengan bentuk Pc,sXc,s,u pada sisi kanan persamaan 3.3. USEc,s,u merupakan notasi yang dapat digunakan pada file Input Tablo. Kode s=”dom” artinya berada pada blok database aliran domestik dan kode s=”imp” artinya berada dalam blok aliran impor. Bentuk Pc,sX0c,s pada sisi kiri persamaan 3.3 adalah penjumlahan antar pengguna USEc,s,u. Penjumlahan ini disebut SALESc,s yang dalam Gambar 10 merupakan total penjualan. Dengan mengganti peubah- peubah yang menggunakan huruf besar di sisi kiri dan kanan persamaan 3.3 dengan bentuk lain yang dapat dibaca Tablo, maka akan diperoleh persamaan sebagai berikut: , 0 , = , , , , ∈ 3.4 COM adalah seluruh set komoditi dan SRC adalah sumber. Perintah all,c,COM dan all,s,SRC dalam file input Tablo pada persamaan E_x0 menyatakan bahwa software GEMPACK mengevaluasi sisi kiri persamaan 3.4 untuk seluruh komoditi dan seluruh sumber. Notasi Σ tidak tersedia pada komputer sehingga pada sisi kanan persamaan 3.4 diganti dengan bahasa Tablo menjadi: sum{u,USER,USEc,s,uxc,s,u} 3.5

3.2.2.2 Substitusi Antara Komoditi Impor dan Domestik

Masing-masing industri dan masing-masing permintaan akhir melakukan substitusi diantara komoditi yang diproduksi secara domestik dan impor. Rasio pembelian impor dan domestik pada masing-masing komoditi dan pengguna merupakan fungsi dari harga relatif komoditi dari dua sumber. Bentuk fungsi yang sama diterapkan pada semua kasus. Fungsi tersebut diturunkan dari fungsi produksi CES constant elasticity of substitution yang secara luas digunakan dalam pemodelan CGE. Misalnya rumah tangga yang menggunakan sektor industri manufaktur, tiga persamaan perubahan persentase berikut menentukan rasio impordomestik untuk barang dan pengguna tertentu: p = S d p d + S m p m : harga rata-rata komoditi manufaktur domestik dan impor 3.6 x d = x – σp d – p : permintaan manufaktur domestik 3.7a x m = x – σp m – p : permintaan manufaktur impor 3.7b 42 Keenam peubah tersebut x, x d , x m , p, p d , p m sudah dalam bentuk perubahan persentase. x d dan x m adalah permintaan untuk manufaktur domestik dan impor sedangkan p d dan p m menunjukkan harga masing-masing komoditi manufaktur domestik dan impor. x adalah seluruh permintaan terhadap manufaktur dan p adalah rata-rata harga domestik dan impor. x dan p kadang-kadang disebut juga permintaan dan harga gabungan composite komoditi manufaktur. Simbol σ adalah elastisitas substitusi antara komoditi manufaktur impor dan domestik yang dikenal sebagai elastisitas Armington, biasanya nilainya antara 0,5 dan 3,0. Tiga persamaan sebelumnya menentukan peubah [p, x d dan x m ] sedangkan peubah sisanya [x, p d dan p m ] ditentukan ditempat lain dalam model. Persamaan 3.6, 3.7a dan 3.7b untuk masing-masing komoditi dan pengguna dirumuskan dalam Blok persamaan 4 pada file input Tablo. Hubungan dalam Blok persamaan 4 tersebut adalah: a. Jika rasio harga impor dan domestik tidak berubah maka x d dan x m akan mengikuti permintaan untuk komposit x. b. Jika harga impor p m meningkat secara relatif terhadap harga domestik p d , maka rasio input domestik yang diimpor akan turun dan sebaliknya jika harga domestik meningkat.

3.2.2.3 Struktur Produksi

Output masing-masing industri dalam model INDOMINI adalah fungsi dari input yang digunakan. output = Finput = Ftenaga kerja SD, tenaga kerja SLTP, tenaga kerja SLTA, tenaga kerja PT, modal, barang domestik 1-31, barang impor 1-31 3.8 Sehingga fungsi F diasumsikan: output = Fkomposit faktor primer, barang komposit 1-31 3.9 Komposit faktor primer dari masing-masing industri merupakan fungsi produksi agregat CES untuk modal dan tenaga kerja yang ditulis: komposit faktor primer = CES tenaga kerja SD, tenaga kerja SLTP, tenaga kerja SLTA, tenaga kerja PT, modal 3.10 Sedangkan fungsi agregat CES dari barang-barang komposit yang diproduksi secara domestik dan impor adalah: 43 barang komposit i = CES [barang domestiki, barang impori] 3.11 Asumsi ini menggambarkan bahwa permintaan input industri memiliki struktur yang berjenjang seperti pada Gambar 11. Kombinasi komposit komoditi dan komposit faktor primer pada level atas menggunakan fungsi produksi Leontief. Konsekuensinya adalah bahwa seluruhnya merupakan permintaan yang langsung digunakan untuk output X1TOT. Meski semua pangsa industri tersebut memiliki struktur produksi yang umum namun proporsi input dan parameter perilaku dimungkinkan berbeda antar industri. Sumber: Horridge, 2001; Oktaviani 2011 dimodifikasi. Gambar 11 Struktur produksi berjenjang.

3.2.2.4 Permintaan untuk Faktor Primer

Persamaan mengenai permintaan modal dan tenaga kerja ditunjukkan pada Blok persamaan 5 dalam file input Tablo. Persamaan tersebut diperoleh melalui masalah optimalisasi pada masing-masing industri i, yaitu: OUTPUT Leontif Primary Factors Good 31 Good 1 CES Domestic Good 1 Imported Good 1 CES Domestic Good 31 Imported Good 31 CES Labour SD Capital up to Labour SLTP Labour SLTA Labour PT Key: Functional Form Inputs or Outputs 44 Pemilihan input modal [X1CAPi], tenaga kerja berpendidikan SD ke bawah [X1LABSDi], tenaga kerja tamat SLTP [X1LABSLTPi], tenaga kerja tamat SLTA [X1LABSLTAi], dan tenaga kerja tamat PT [X1LABPTi]. Minimisasi biaya inputnya adalah: P1CAPiX1CAPi + P1LABSDiX1LABSDi + P1LABSLTPiX1LABSLTPi + P1LABSLTAiX1LABSLTAi + P1LABPTiX1LABPTi dengan X1PRIMi = CES[X1LABSDi, X1LABSLTPi, X1LABSLTAi, X1LABPTi, X1CAPi] dianggap sebagai peubah eksogen untuk masalah P1LABSDi, P1LABSLTPi, P1LABSLTAi, P1LABPTi, P1CAPi, dan X1PRIMi. Masalah tersebut diformulasikan dalam peubah level sehingga penulisan nama peubah mengunakan huruf besar. Notasi CES[ ] mewakili fungsi CES yang mendefinisikan semua peubah yang ada dalam tanda kurung. Sedangkan tenaga kerja tingkat upah tidak dibedakan menurut industri. Hal ini mengasumsikan bahwa tenaga kerja bergerak mobile antar industri. Bentuk perubahan persentase untuk solusi masalah minimisasi biaya ditunjukkan dalam persamaan E_x1labsd, E_x1labsltp, E_x1labslta, E_x1labpt, E_x1cap dan E_p1prim. Penggunaan fungsi permintaan dalam bentuk perubahan persentase untuk fungsi produksi berjenjang CES modal-tenaga kerja yang serupa seperti sebelumnya karena secara aljabar sama dengan fungsi produksi berjenjang CES impor-domestik. Persamaan E_x1labsd, E_x1labsltp, E_x1labslta, dan E_x1labpt menunjukkan bahwa permintaan tenaga kerja adalah proporsional terhadap seluruh pengguna faktor primer [X1PRIMi] dan harga. Harga relatif untuk rata-rata biaya faktor primer diperoleh dari elastisitas substitusi [SIGMA1PRIMi] dikalikan dengan rasio harga [p1labsd-p1primi], [p1labsltp- p1primi], [p1labslta-p1primi], dan [p1labpt-p1primi] dalam bentuk perubahan persentase. Upah yang tinggi menyebabkan adanya substitusi terhadap modal. Persamaan E_x1cap memiliki bentuk dan interpretasi yang serupa. Rata- 45 rata biaya faktor primer diubah kedalam bentuk perubahan persentase [p1primi] sehingga persamaan E_p1prim dapat ditulis: p1primi = S1LABSDip1labsd + S1LABSLTPip1labsltp + S1LABSLTAip1labslta + S1LABPTip1labpt + S1CAPip1capi 3.12 S1LABSDi, S1LABSLTPi, S1LABSLTAi, S1LABPTi dan S1CAPi adalah nilai pangsa share biaya tenaga kerja SD ke bawah, tenaga kerja SLTP, tenaga kerja SLTA, tenaga kerja PT, dan biaya modal terhadap biaya faktor primer. Dengan kata lain, p1primi adalah biaya rata-rata terboboti untuk harga modal dan tenaga kerja. Jika masing-masing kedua sisi persamaan E_x1labsd, E_x1labsltp, E_x1labslta, E_x1labpt, dan E_x1cap dikalikan dengan nilai pangsanya masing- masing [S1LABSDi, S1LABSLTPi, S1LABSLTAi, S1LABPTi dan S1CAPi]. Kemudian kelima persamaan tersebut ditambahkan secara bersama- sama, dan semua bentuk harga dihilangkan, maka persamaan dalam bentuk perubahan persentase dari fungsi produksi CES adalah: x1primi = S1LABSDix1labsdi + S1LABSLTPix1labsltpi + S1LABSLTAix1labsltai + S1LABPTix1labpti + S1CAPix1capi 3.13 Sehingga persamaan permintaan tenaga kerja menurut sektor, misalnya untuk tenaga kerja berpendidikan SD ke bawah [x1labsdi], dalam bentuk perubahan persentase menjadi: x1labsdi = x1primi + a1labi - SIGMA1PRIMi[p1labsd - p1primi] dimana: x1primi = perubahan persentase penggunaan komposit faktor primer a1labi = perubahan produktivitas tenaga kerja. SIGMA1PRIMi = subtitusi CES untuk faktor primer. p1labsd = biaya pekerja berpendidikan SD. p1primi = biaya komposit faktor primer Karena keterbatasan data, maka produktivitas tenaga kerja a1lab tidak dibedakan menurut tingkat pendidikan. Substitusi CES untuk faktor primer SIGMA1PRIM juga tidak dibedakan menurut tingkat pendidikan melainkan 46 menggunakan nilai yang diperoleh dari hasil penelitian sebelumnya. Sehingga pada penelitian ini, perubahan persentase penggunaan tenaga kerja menurut tingkat pendidikan lebih dipengaruhi kepada faktor upah tenaga kerja daripada tingkat elastisitas atau substitusi faktor primer.

3.2.2.5 Permintaan Industri di Level Atas

Komposit komoditi dan komposit faktor primer dikombinasikan menggunakan fungsi produksi Leontief. Fungsi tersebut dapat dituliskan sebagai: 1 = 1 1 . . . : _ , _ , ; ∈ 3.14 Industri diasumsikan akan meminimumkan biaya sehingga penggunaan input oleh industri dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Kasus ini dapat ditulis dalam persamaan: X_Sc,i = A_Sc,i X1TOTi; i ϵ IND, c ϵ COM 3.15 X1PRIMi = A1PRIMi X1TOTi; i ϵ IND 3.16 Artinya kedua kategori input yang berada pada level atas merupakan permintaan langsung terhadap X1TOTi. Blok persamaan 6 pada file input Tablo berisi sebagian besar permintaan input yang berjenjang seperti hubungan persamaan E_x1 dan E_x1prim. Hubungan tersebut diilustrasikan pada Gambar 11. A1PRIM i diinterpretasikan sebagai koefisien input-output, yaitu jumlah komposit faktor primer yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit output. A_Sc,i adalah jumlah komoditi komposit c yang digunakan per unit output. Secara sederhana diasumsikan bahwa A_Sc,i tidak berubah sehingga peubah perubahan persentase dalam persamaan E_x1 tidak ada hubungan. Namun pada model INDOMINI, A1PRIMi dibiarkan berubah seperti yang ditunjukkan dalam persamaan E_x1prim. Hal ini berarti bahwa penurunan 1 persen A1PRIM berarti produktivitas meningkat 1 persen. Persamaan terakhir dari Blok 6 file input tablo tersebut menunjukkan bahwa perubahan nilai output [V1TOTi] adalah total pengeluaran bahan baku dan faktor primer. Pada sisi kanan dari masing-masing bentuk persamaan menunjukkan 100 kali perubahan pengeluaran beberapa input sedangkan pada sisi kiri menunjukkan 100 kali perubahan total biaya. Persamaan ini sering disebut 47 zero pure profits laba nol, dimana labakeuntungan sudah tidak lagi kemasukkan input lain. Model juga mengasumsikan bahwa teknologi dalam kondisi constant return to scale skala pengembalian konstan. Hal ini berimplikasi bahwa jika tidak ada perubahan teknologi maka harga output merupakan fungsi dari harga input.

3.2.2.6 Permintaan Rumah Tangga

Rumah tangga diasumsikan memaksimumkan utilitas dengan kendala anggaran dalam memilih sekumpulan barang untuk dikonsumsi. Utilitas diasumsikan menggunakan fungsi kepuasan berjenjang, dimana jenjang terluar merupakan kombinasi komoditi komposit dengan fungsi agregat Cobb-Douglas dan jenjang dibawahnya merupakan komoditi komposit dari berbagai sumber domestik dan impor yang menggunakan fungsi agregat CES pada masing-masing komoditi komposit seperti terlihat pada Gambar 12. Sumber: Horridge, 2001; Oktaviani, 2011. Gambar 12 Struktur permintaan konsumen berjenjang. UTILITY Cobb Douglas Good 31 Good 1 CES Domestic Good 1 Imported Good 1 CES Domestic Good 31 Imported Good 31 up to Key: Functional Form Inputs or Outputs 48 Barang yang dikonsumsi rumah tangga hanya terdiri dari 31 komoditi komposit. Konsumen memaksimumkan utilitas dengan anggaran tertentu dan diasumsikan bahwa masing-masing komoditi yang dikonsumsi menghasilkan biaya minimum. Melalui fungsi CES, preferensi yang berlaku merupakan konsumsi antara komoditi yang berasal dari impor dan domestik. Konsumen diidentifikasi sebagai pengguna, dimana u = “rumahtangga atau household”. Persamaan E_x dalam Blok 3 file input Tablo, didahului dengan memberikan instruksi all,c,COM, all,s,SRC dan all,u,LOCALUSER. Pada LOCALUSER telah memasukkan semua pengguna, kecuali ekspor. Sehingga komposisi Armington pada masing-masing komoditi komposit yang digunakan konsumen sudah ditentukan dalam Blok 3 file input Tablo tersebut. Struktur permintaan konsumen dijelaskan pada Blok 7 dalam persamaan file input Tablo. Kendala anggaran yang dihadapi rumahtangga menyatakan bahwa nilai total pembelian rumahtangga merupakan peubah eksogen bagi rumahtangga. Model CGE INDOMINI tidak menghubungkan antara pengeluaran rumahtangga, artinya tidak ada keputusan menabungmengonsumsi. Kesediaan anggaran untuk dikonsumsi dinyatakan dalam bentuk nominal W3TOT.

3.2.2.7 Permintaan Ekspor

Fungsi permintaan dari luar negeri ekspor untuk komoditas yang diproduksi secara domestik adalah: , , = 4 , × − _ 3.17 keterangan: EXP_ELAST c = elastisitas permintaan ekspor P c,”dom”PHI = harga domestik relatif terhadap harga dunia PWORLDc = harga dunia PHI = nilai tukar konversi mata uang lokal ke mata uang asing F4Qc = peubah shifter.

3.2.2.8 Keseimbangan Pasar Domestik dan Harga

Persamaan yang menghubungkan harga pengguna barang domestik [P c,”dom”] dengan biaya produksi [P1TOTc] dan tingkat pajak output [PTXRATEc] adalah: 49 P c,”dom” = P1TOTc [1 + PTXRATEc] 3.18 PTXRATE tidak memiliki satuan unit dan tandanya dapat berubah positif berarti pajak dan negatif berarti subsidi, sehingga ditransformasikan ke peubah ordinal bukan persentase menjadi: ,dom = 1 + 0,01 × 1 , × 3.19 Kemudian rasio harga dalam tanda kurung adalah pangsa biaya produksi dalam harga pengguna dengan pangsa yang sama + 1 . Persamaan keseimbangan pasar komoditi domestik terdapat pada Blok persamaan 9 file input Tablo yang ditunjukkan dalam set peubah E_x1tot. Set persamaan tersebut diartikan sebagai output masing-masing industri [X1TOTi] sama dengan permintaan total untuk komoditi yang diproduksi secara domestik [X0 c,”dom”]. GEMPACK sangat sensitif membandingkan elemen dari set yang berbeda, bahkan untuk kasus COM dan IND yang memiliki elemen yang sama. Oleh karena itu, Tablo memerlukan pernyataan subset yang menunjukkan bahwa set COM dan IND memiliki anggota yang sama.

3.2.2.9 Harga Impor

Blok persamaan 10 file input Tablo adalah persamaan yang menghubungkan harga pengguna barang impor [P c,”imp”] dengan harga mata uang lokal [PHIPWORLDc] serta tingkat pajak impor [MTXRATEc] yang dijelaskan melalui persamaan E_pB, dimana hubungannya adalah: P c,”imp” = PHIPWORLDc [1 + MTXRATEc] 3.20 Rasio harga , diinterpretasikan sebagai pangsa share biaya dalam harga pengguna.

3.2.2.10 GDP dari Sisi Pendapatan

GDP dari sisi pendapatan merupakan penjumlahan biaya faktor primer dan pajak tidak langsung yang diformulasikan dengan koefisien V0GDPINC yang dijelaskan pada Blok persamaan 11 file input Tablo melalui persamaan E_w0gdpinc. Persamaan berikut merupakan pajak penerima produksi, dimana bentuk pertama merupakan tingkat pajak sedangkan bentuk kedua merupakan 50 perubahan pajak dasar yang proporsional terhadap penerimaan pajak [V1PTXi] dengan persentase perubahan pajak dasar. 100V1TOTcDelptxratec + V1PTXc[x1totc+p1totc] 3.21

3.2.2.11 GDP dari Sisi Pengeluaran

Penghitungan perubahan persentase GDP nominal dari sisi pengeluaran adalah dengan membagi perubahannya ke dalam komponen harga dan kuantitas yang dapat dilihat pada Blok persamaan 12 file input Tablo. Formula pada V0GDPEXP menunjukkan bahwa GDP merupakan jumlah permintaan akhir dinilai pada harga pengguna dikurangi nilai impor C+I+G+X-M. Persamaan E_w0gdpexp adalah bentuk perubahan dari formula tersebut. Nilai GDP dari sisi pengeluaran dan dari sisi penerimaan harus sama, baik dalam bentuk level maupun dalam persentase perubahan: V0GDPEXP ≡ V0GDPINC, dan w0gdpexp ≡ w0gdpinc 3.22 Persamaan E_p0gdpexp sama dengan persamaan E_w0gdpexp, kecuali bentuk harga yang digunakan. Persamaan E_p0gdpexp mendefinisikan p0gdpexp sebagai rata-rata terboboti permintaan akhir untuk harga lokal dikurangi perubahan rata- rata harga impor. Sedangkan pada persamaan E_x0gdpexp, p0gdpexp digunakan sebagai GDP deflator untuk memperoleh ukuran perubahan GDP riil. Persamaan E_x0gdpexp dalam bentuk level adalah: V0GDPEXP = P0GDPEXP X0GDPEXP 3.23

3.2.2.12 Persamaan yang Berkaitan dengan Peubah Makro Lainnya

Blok persamaan 13 dalam file input Tablo berisi 5 persamaan peubah makro yang sangat berguna. Empat persamaan yang pertama mendefinisikan harga dan volume, dimana E_x4totl dapat ditulis: sum[c,COM,USE c,”dom”,”ekspor”]x4tot= sum[c,COM,USE c,”dom”,”ekspor”] xc,”dom”,”ekspor” x4tot adalah rata-rata terboboti perubahan volume ekspor yang menggunakan nilai ekspor sebagai pembobot. Persamaan terakhir pada file Tablo tersebut berisi penghitungan neraca perdagangan. Neraca perdagangan dihitung sebagai perubahan level bukan perubahan persentase karena adanya perubahan tanda 51 positif-negatif. Hindari penggunaan unit dalam menggunakan perubahan sebagai bagian dari GDP.

3.2.2.13 Peubah Pasar Faktor Produksi

Blok persamaan 14 dari file input Tablo berisi peubah-peubah yang terdapat pada pasar faktor produksi. Persamaan pertama mendefinisikan upah riil, yaitu upah nominal dibagi indeks harga konsumen p3tot. Persamaan pada level menjadi: = 1 3 3.24a = 1 3 3.24b = 1 3 3.24c = 1 3 3.24d Pemodelan pasar tenaga kerja yang bersifat sticky kaku adalah dengan menjaga upah riil tetap konstan. Persamaan selanjutnya mendefinisikan indeks perubahan persentase pekerja agregat yang dihitung dengan upah terboboti yang merefleksikan produk marginal relatif pekerja pada industri yang berbeda. Sehingga jika tingkat upah berbeda antar sektor, peubah “employ” mungkin tidak akurat untuk mewakili jumlah jam kerja. Persamaan terakhir pada bentuk level adalah: = 1 2 3.25 Tingkat pengembalian kotor pada unit modal baru adalah penerimaan tahunan [P1CAPi] dibagi dengan biaya untuk menghasilkannya P2TOT. Dalam keseimbangan jangka panjang diharapkan adanya penyesuaian perilaku investor untuk menstabilkan rasio tersebut. Harus diingat bahwa pada simulasi jangka pendek, GRET adalah tingkat pengembalian modal.

3.2.2.14 Pembaharuan Aliran Data

Solusi GEMPACK memerlukan prosedur dalam menggunakan hasil simulasi bentuk perubahan persentase untuk menghasilkan pascasimulasi atau pembaharuan database seperti terlihat pada Blok persamaan 15 file input Tablo. Terdapat dua jenis pernyataan pembaharuan. Jenis pertama menunjukkan bahwa 52 masing-masing sel berada dalam matrik aliran USE. Jenis kedua terdapat dalam tiga baris pertama yang disebut sebagai pembaharuan produk. Masing-masing sel dalam matrik aliran USE adalah harga dan kuantitas produk yang diformulasikan sebagai: USEc,s,u = Pc,s Xc,s,u; c ϵ COM, s ϵ SRC, u ϵ USER GEMPACK kemudian memperbaharui USE menjadi: USEc,s,u → USEc,s,u [1+0,01pc,s + 0,01xc,s,u] 3.26 Dua baris terakhir dari pernyataan pembaharuan tersebut adalah pembaharuan perubahan. Pada kasus ini, model menawarkan formula secara eksplisit yang berisi nilai koefisien dan peubah sebagai perubahan biasa dalam nilai data dasar. Perubahan penerimaan pajak impor V0MTX dibagi menjadi dua bagian yaitu: a. V0CIFc Delmtxratec, yaitu perubahan tingkat pajak dikali dengan nilai pajak nilai impor diperbatasan atau bea masuk. b. 0,01V0MTXc[x0 c,”imp”+pworldc+phi], merupakan penerimaan pajak dikali dengan proporsi perubahan nilai dasar.

3.2.2.15 Ringkasan Data

Blok persamaan 16 dan 17 pada file input Tablo berisi ringkasan data untuk memeriksa apakah input data telah melakukan penjumlahan dengan baik dan membantu menjelaskan hasilnya. Pangsa modal pada Blok persamaan 17 dihitung secara terbalik dan dihubungkan dengan elastisitas penawaran jangka pendek. Pangsa impor yang tinggi menunjukkan adanya persaingan komoditi impor yang signifikan terhadap industri domestik.

3.2.3 Penutup Model

Peubah pada model INDOMINI lebih banyak dibandingkan persamaannya. Peubah dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu peubah endogen dijelaskan didalam model dan peubah eksogen nilainya ditentukan oleh pengguna model. Peubah-peubah yang dipilih dan didefinisikan ke dalam peubah eksogen disebut closure atau penutup model. Penetuan closure sesuai keinginan pengguna tetapi harus mengikuti hukum matematika, yaitu: Jumlah peubah endogen = Jumlah persamaan 53 Masing-masing persamaan hanya mampu menjelaskan satu peubah. Perubahan closure dapat dilakukan untuk merubah jenis peubah eksogen menjadi peubah endogen atau sebaliknya dan biasa dikenal dengan sebutan swap. Closure pada model INDOMINI yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 4. Pemilihan closure mempunyai beberapa strategi diantaranya adalah: 1. Masing-masing persamaan menjelaskan identifikasi peubah yaitu peubah endogen dan peubah eksogen. 2. Peubah yang tidak secara otomatis dijelaskan di dalam persamaan disebut peubah eksogen dan tidak dapat dijadikan endogen. 3. Penggantian peubah-peubah yang di swap harus memiliki ukuran matriks yang sama. 4. Pemakaian swap harus memperhatikan adanya kedekatan hubungan antar peubah yang ditukar. Tabel 4 Peubah eksogen yang digunakan dalam model INDOMINI No Peubah Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. phi x_sCOM, ”Invstock” x_sCOM, ”Govcapital” x_sCOM, ”Govroutine” gret employsd employsltp employslta employpt delB a1prim a1lab Pworld f4q Delmtxrate Delptxrate Nilai tukar RpUSD Permintaan investasi Pengeluaran modal pemerintah Pengeluaran rutin pemerintah Tingkat pengembalian modal Pekerja tamatan SD ke bawah Pekerja tamat SLTP Pekerja tamat SLTA Pekerja tamat PT Neraca perdaganganPDB Perubahan teknis penggunaan faktor produksi Perubahan teknis penggunaan tenaga kerja Harga dunia USD Shifter permintaan ekspor Tingkat pajak impor Tingkat pajak produksi

3.3 Simulasi Kebijakan

Simulasi dalam CGE dapat dilakukan secara jangka pendek maupun jangka panjang. Hayami dan Godo 2005 menyatakan bahwa tingkat pengembalian investasi modal manusia baru dapat dirasakan pada jangka panjang. Oleh karena 54 itu, simulasi yang dilakukan pada penelitian ini hanya untuk melihat pengaruh investasi modal manusia yang dilakukan oleh pemerintah pada jangka panjang. Simulasi yang akan dilakukan berhubungan dengan: 1. Peningkatan belanja modal pemerintah di sektor pendidikan dan kesehatan. 2. Peningkatan belanja rutin pemerintah di sektor pendidikan dan kesehatan. Simulasi pada penelitian ini dilakukan secara tidak langsung melalui peningkatan produktivitas tenaga kerja. Hal tersebut dikarenakan penyusunan Tabel I-O di Indonesia dilakukan melalui pendekatan produksi, sehingga belanja modal pemerintah merupakan sisa output yang tidak terserap sebagai input antara dan permintaan akhir. Sehingga nilai belanja modal pemerintah tersebut belum dapat menunjukkan investasi modal manusia di sektor pendidikan dan kesehatan. Oleh karena itu, simulasi kebijakan pada penelitian ini dilakukan dengan pendekatan simulasi peningkatan produktivitas tenaga kerja sebagai hasil dari investasi modal manusia yang dilakukan pemerintah di sektor pendidikan dan kesehatan. Menurut Meager dan Speckesser 2011, secara teori mikroekonomi, produktivitas akan memengaruhi tingkat upah. Dimana ketika produktivitas tenaga kerja meningkat, sementara upah tetap, akan meningkatkan permintaan tenaga kerja. Hal ini dikarenakan peningkatan produksi yang lebih tinggi akan meningkatkan keuntungan perusahaan atau produsen. Pada jangka panjang, dengan suplai tenaga kerja yang tetap, peningkatan permintaan tenaga kerja akan mengakibatkan upah yang lebih tinggi. Walaupun demikian, menurut teori pertumbuhan endogen, tingkat upah juga dapat memengaruhi produktivitas. Model Solow 1956 pada persamaan 2.8 menunjukkan bahwa produktivitas atau output per tenaga kerja efektif merupakan fungsi dari kapital per tenaga kerja efektif. Persamaan 2.8 tersebut menunjukkan bahwa produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh variabel eksogen perubahan teknologi. Pada teori pertumbuhan endogen, perubahan teknologi bukan variabel eksogen melainkan dipengaruhi oleh investasi modal di tingkat perusahaan Romer 1990a. Oleh karena itu, untuk memaksimisasi keuntungan, perusahaan dalam mengantisipasi peningkatan upah pada jangka panjang akan memiliki insentif untuk melakukan investasi modal yang dapat meningkatkan produktivitas atau 55 akan tersingkir dari pasar. Hal ini dikarenakan, secara teori, upah dan produktivitas akan sejalan pada jangka panjang. Sehingga perusahaan yang peningkatan produktivitasnya dibawah peningkatan tingkat upah pada akhirnya tidak mampu membayar upah tersebut dan mengalami kebangkrutan. Menurut Meager dan Speckesser 2011, hal inilah yang menyebabkan pada jangka panjang produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh tingkat upah dan investasi modal. Investasi modal manusia yang dilakukan pemerintah dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu belanja rutin dan belanja modal. Untuk dapat membandingkan efektifitas antara kedua jenis belanja tersebut, maka besaran produktivitas tenaga kerja yang digunakan sebagai shock dibedakan berdasarkan pengaruh dari belanja modal dan belanja rutin pemerintah. Sehingga persamaan fungsi produktivitas tenaga kerja adalah sebagai berikut: = + + + + � 3.27 Dimana : Y i = Produktivitas tenaga kerja provinsi ke-i rupiah per orang Wage i = Rata-rata tingkat upah provinsi ke-i rupiah Capital i = Pengeluaran modal pemerintah untuk pendidikan dan kesehatan provinsi ke-i rupiah Routine i = Pengeluaran rutin pemerintah untuk pendidikan dan kesehatan provinsi ke-i rupiah a = intercept b, c, d = koefiesien parameter rata-rata upah b, pengeluaran modal pemerintah c, dan pengeluaran rutin pemerintah d Hipotesis c, d 0; dimana c dan d merupakan koefisien parameter yang menunjukkan produktivitas tenaga kerja dari adanya investasi modal manusia yang dilakukan oleh pemerintah melalui pengeluaran modal dan rutin. Pendugaan fungsi dilakukan dengan menggunakan metode Ordinary Least Square OLS. Data yang digunakan adalah data produktivitas tenaga kerja PDRB per tenaga kerja, tingkat upah tenaga kerja, belanja modal di sektor pendidikan dan kesehatan, serta belanja rutin di sektor pendidikan dan kesehatan menurut provinsi tahun 2008. Data merupakan cross section dari 33 provinsi di 56 Indonesia. Hasil estimasi persamaan fungsi produktivitas 3.27 adalah sebagai berikut: LnY i = -13,537 + 1,597 LnWage i + 0,154 LnCapital i + 0,136 LnRoutine i + ε i -1,465 2,561 2,372 2,386 ProbF-Statistic = 0,000 R 2 = 0,522 Angka dalam kurung adalah nilai uji-t sedangkan semua variabel penjelas signifikan secara statistik dengan α=5. Nilai R 2 yang relatif rendah dikarenakan selain dipengaruhi oleh investasi modal manusia oleh pemerintah, produktivitas tenaga kerja juga dipengaruhi oleh variabel lain seperti investasi modal manusia oleh pihak swasta atau rumahtangga yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil estimasi secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4. Tabel 5 Pengeluaran pemerintah pusat pada sektor pendidikan dan kesehatan serta peningkatannya di Indonesia tahun 2011-2012 milyar rupiah Fungsi Tahun Peningkatan 2011 2012 1 2 3 4 Pendidikan 91.001,3 95.599,6 5 Kesehatan 13.986,6 14.693,3 5 Total 104.987,9 110292,9 5 Sumber: Kementerian Keuangan RI, 2012. Untuk menghitung peningkatan pengeluaran pemerintah di bidang pendidikan dan kesehatan digunakan data pengeluaran pemerintah pusat di kedua sektor tersebut. Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa persentase peningkatan pengeluaran pemerintah pusat di sektor pendidikan sama dengan sektor kesehatan yaitu sebesar 5. Perkalian antara koefisien parameter c dan d dengan peningkatan persentase pengeluaran pemerintah menghasilkan besaran produktivitas yang akan digunakan sebagai shock dalam simulasi penelitian untuk melihat dampak belanja modal dan belanja rutin pemerintah di kedua sektor Tabel 6. Besaran persentase peningkatan yang sama untuk kedua jenis belanja, selain untuk melihat dampaknya terhadap kinerja ekonomi makro dan sektoral juga supaya dapat membandingkan hasil simulasi antara kedua jenis belanja pemerintah di bidang pendidikan dan kesehatan tersebut sehingga dapat diketahui, di antara belanja modal dengan belanja rutin, jenis belanja apakah yang lebih efektif. 57 Tabel 6 Besaran shock investasi modal manusia pendekatan produktivitas tenaga kerja Jenis Belanja Pemerintah Koefisien Parameter Peningkatan Pengeluaran Shock Simulasi Kebijakan 1 2 3 4 Modal 0,154 5 0,77 Rutin 0,136 5 0,68 58 Halaman ini sengaja dikosongkan

IV. GAMBARAN UMUM

4.1 Modal Manusia

Konsep modal manusia secara relatif memiliki arti yang lebih penting pada negara-negara yang mengalami surplus tenaga kerja. Surplus tenaga kerja tersebut merupakan tersedianya sumberdaya manusia dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan sumber modal fisik. Sumberdaya manusia tersebut dapat ditransformasi menjadi modal manusia melalui input secara efektif di bidang pendidikan, kesehatan, dan nilai-nilai moral. Transformasi sumberdaya manusia yang tersedia menjadi sumberdaya manusia yang memiliki produktivitas tinggi merupakan proses pembentukan modal manusia. Permasalahan kelangkaan modal fisik pada negara-negara yang mengalami surplus tenaga kerja dapat diselesaikan dengan meningkatkan laju pembentukan modal manusia melalui investasi di sektor pendidikan dan kesehatan baik oleh swasta maupun pemerintah. Tabel 7 Perkembangan struktur umur penduduk Indonesia tahun 1971-2010 persen Kelompok Umur 1971 1980 1990 2000 2010 1 2 3 4 5 6 – 14 44,00 40,90 36,50 30,70 28,87 15 – 64 53,50 55,80 59,60 64,60 66,09 65 + 2,50 3,30 3,90 4,70 5,04 Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber: Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990, 2000, 2010. Indonesia dengan jumlah penduduk hampir mencapai 238 juta jiwa memiliki potensi modal manusia yang sangat besar sebagai salah satu input produksi dari kegiatan perekonomian. Berdasarkan struktur umur, penduduk Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga kelompok umur, yaitu kelompok umur muda dibawah 15 tahun, kelompok umur produktif 15-64 tahun, dan kelompok umur tua di atas 64 tahun Tjiptoherijanto 2001. Perkembangan dalam struktur umur menunjukkan bahwa saat ini Indonesia sedang mengalami transisi demografi dimana penduduk kelompok umur produktif terus mengalami peningkatan. Tabel 60 Tidak sekolahbelum tamat SD 20.56 Sekolah Dasar 28.84 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 18.87 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas 23.68 Perguruan Tinggi 8.05 7 menunjukkan bahwa proporsi kelompok umur produktif mengalami peningkatan dari 53,50 pada tahun 1971 menjadi 66,09 pada tahun 2010. Transisi demografi yang sedang terjadi di Indonesia merupakan suatu kesempatan yang dapat digunakan untuk memfasilitasi pertumbuhan ekonomi. Menurut Bloom et al. 2003, terdapat tiga mekanisme penting dalam transisi demografi yang memberikan manfaat bagi perekonomian. Pertama adalah peningkatan suplai tenaga kerja. Peningkatan proporsi kelompok umur produktif 15-64 tahun, jika mampu diserap oleh pasar tenaga kerja, akan mengurangi angka ketergantungan dan meningkatkan output per kapita. Mekanisme kedua adalah peningkatan tabungan. Sejalan dengan penurunan angka ketergantungan, maka orang dapat menabung lebih banyak. Kondisi ini akan menghasilkan akumulasi modal yang dapat digunakan dalam perekonomian. Mekanisme ketiga adalah modal manusia. Penurunan tingkat kelahiran mengakibatkan alokasi pendapatan orangtua untuk investasi per anak lebih besar, sehingga menghasilkan tingkat kesehatan dan pendidikan yang lebih baik. Sumber: BPS, 2011. Gambar 13 Persentase penduduk yang bekerja menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan di Indonesia tahun 2011. Modal manusia sangat dipengaruhi oleh permasalahan pendidikan dan kesehatan karena output yang dihasilkan oleh seorang pekerja turut dipengaruhi