Bentuk Kegiatan Rancangan Program Kampanye Bangga

5.2.3. Bentuk Kegiatan

Berdasarkan kelompok sasaran maka kegiatan Kampanye Bangga yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut: 1. Kelompok Anak-anak a. Kunjungan Sekolah Kegiatan kunjungan sekolah adalah kegiatan yang menjangkau para murid SD yang tinggal di sekitar kawasan dengan pesan-pesan kampanye. Dalam Kampanye Bangga anak-anak adalah secondary target yang dapat secara efektif mempengaruhi orang tuanya. Kegiatan ini juga menjadi penting karena anak-anak adalah salah satu saluran terpercaya di masyarakat berdasarkan hasil survei pra kampanye di kedua kecamatan target. Kegiatan ini didesain menarik dan pesan- pesan kampanye disampaikan dengan cara-cara menyenangkan seperti belajar sambil bermain. Kegiatan ini mendapat respon sangat positif dari para guru, murid bahkan orang tua murid. Semua sekolah yang dikunjungi mengharapkan kegiatan ini dapat terus berkesinambungan. Tujuan utamanya adalah adanya peningkatan pengetahuan mengenai isu-isu konservasi pada murid-murid SD yang berada di daerah target kampanye Bangga. Terdapat 8 sekolah di Kecamatan Jantho yang dikunjungi oleh tim Kampanye Bangga. Tiap sekolah dikunjungi sebanyak 3 kali dimana kunjungan pertama adalah presentasi maskot, kunjungan kedua adalah pertunjukan sandiwara panggung boneka, dan kunjungan ketiga adalah distribusi komik anak. Kunjungan sekolah untuk presentasi maskot dapat dilihat dalam Lampiran .Setelah pelaksanaan kunjungan sekolah para guru diminta kesediaan untuk mengisi lembar evaluasi. Lembar evaluasi dapat dilihat dalam gambar 15. Gambar 15 Kunjungan Sekolah b. Panggung Boneka Panggung boneka merupakan media komunikasi yang sangat menarik menurut pendapat dari kebanyakan guru. Naskah sandiwara panggung boneka dan karakter boneka dibuat oleh para guru sekolah dasar melalui kegiatan Lokakarya Guru yang difasilitasi oleh Kampanye Bangga. Melalui kesempatan pembuatan naskah panggung boneka para guru diajak mendiskusikan potensi dan ancaman hutan di sekitar mereka. Disamping itu guru lebih memahami cara berpikir dan gaya bahasa yang mudah dimengerti oleh anak didik mereka. Sandiwara panggung boneka dimainkan sendiri oleh murid-murid SD dan dilatih sendiri oleh guru-guru mereka seminggu sebelum pementasan. Kegiatan dapat menjadi ajang untuk mengembangkan bakat seni anak-anak murid SD. Pemain dan penonton dapat menerima pesan-pesan kampanye dalam suasana menghibur dan menyenangkan. Boneka-boneka dijahit oleh salah seorang ibu yang tinggal di sekitar hutan lindung. Idealnya satu paket panggung boneka diberikan kepada sekolah selama 1 minggu kemudian digilir ke sekolah yang lain. Namun terkadang lebih dari 1 minggu karena ketidaksiapan pihak sekolah. Panggung boneka dapat dilihat dalam gambar 16. Gambar 16 Panggung Boneka c. Lomba Cipta Puisi Lomba cipta puisi tentang lingkungan hidup dilaksanakan mejadi rangkaian dari kegiatan Festival Hutan. Kegiatan ini diikuti oleh 10 murid SD yang masing-masing mewakili sekolahnya. Pemenang adalah murid SD 2 Jantho yang mengambil tema pentingnya penyelamatan hutan sebagai habitat satwa langka seperti gajah sumatera. Kegiatan ini menjadi media untuk melakukan evaluasi terhadap penerimaan para murid SD terhadap pesan-pesan kunci kampanye yang disampaikan dalam kegiatan kunjungan sekolah. Foto dapat dilihat dalam gambar 17. Gambar 17 Pelajar SD sedang mengikuti lomba cipta puisi d. Puzzle Gajah Sumatera Untuk menyampaikan pesan-pesan kampanye melalui cara-cara menyenangkan maka melalui kampanye ini juga menggunakan puzzle. Puzzle diambil dari poster yang sudah ada kemudian ditempelkan pada papan triplek dan diberi bingkai. Lembar poster yang sudah ditempelkan dipotong-potong dalam ukuran-ukuran kecil. Anak-anak sangat bersemangat ketika diajak menyusun potongan poster gajah sumatera. Pemenang dalam kegiatan menyusun puzzle diminta membacakan pesan kunci yang terdapat dalam poster yang telah berhasil mereka susun. Pemenang mendapat hadiah berupa materi kampanye seperti pin dan poster. Gambar 18 Pelajar SD sedang menyusun puzzle 2. Kelompok Remaja Bentuk pendekatan yang dilakukan bersama kelompok remaja adalah sebagai berikut: a. Pembuatan Lagu Konservasi Populer Lagu adalah media penyampai pesan yang efektif karena hampir semua orang suka mendengarkan lagu dan lagu bisa didengarkan kapan saja. Untuk menghasilkan lagu konservasi populer, manajer kampanye menghubungi pihak sekolah menengah atas untuk mencarikan murid yang memiliki bakat seni. Manajer menghubungi 3 SMA yang ada di kedua kecamatan target. Tiap sekolah mengirimkan 4 orang siswa sehingga pada awalnya ada 12 orang siswa yang terlibat dalam proses pembuatan lagu. Setelah terkumpul para siswa diajak mendiskusikan informasi yang ada dalam lembar fakta. Setelah berdiskusi para siswa diberi kesempatan untuk menuliskan lagu mengenai ajakan untuk melestarikan hutan yang ada di sekitar mereka. Pada pertemuan selanjutnya para siswa telah memiliki draft lagu dan mulai membuat lirik untuk lagu mereka. Pada pertemuan selanjutnya 2 orang siswa tidak lagi mengikuti kegiatan pembuatan lagu karena sakit. Sepuluh siswa yang terlibat pembuatan lagu dilibatkan juga dalam kegiatan kampanye lainnya sehingga mereka berkesempatan mendapatkan informasi lebih banyak tentang isu-isu konservasi. Setelah memiliki 4 buah lagu konservasi yang terdiri dari 2 versi yaitu dangdut aceh dan pop Indonesia, siswa diajak membuat demo lagu. Setelah pembuatan demo, 10 orang siswa dengan didampingi perwakilan gurunya melakukan rekaman album di Banda Aceh selama 2 hari. Proses perbanyakan album sedikit terhambat karena kerusakan beberapa alat di studio rekaman. Album lagu konservasi populer bertajuk “Hutanku Hutanmu Jua, Selamatkan Dia” mampu diselesaikan di akhir periode kampanye. Target utama penyebaran adalah sekolah, tansportasi umum, dan tempat-tempat umum seperti warung kopi. Siswa yang terlibat pembuatan lagu menjadi saluran penyampai pesan yang efektif bagi teman sebaya dan keluarga mereka. b. Pembentukan Kelompok Pecinta Alam Kegiatan ini dilakukan untuk menjangkau para generasi muda yang ada di kawasan target dengan isu-isu konservasi. Disamping itu dengan terbentuknya sebuah wadah bagi anak muda selain menjadi tempat mengekspresikan diri dapat juga menjadi wadah tempat mereka terlibat dalam upaya pelestarian alam. Wadah ini diberi nama “Komunitas On Kayee” yaitu wadah generasi muda Kota Jantho yang bangga melestarikan alam. Semua anggota komunitas ini adalah pelajar SMA. Ketertarikan mereka dalam kegiatan ini juga karena dipengaruhi oleh teman-teman mereka yang ikut dalam pembuatan lagu konservasi. c. Lomba Da’i Konservasi Untuk menambah pengetahuan remaja tentang konservasi dalam perspektif islam maka dalam kegiatan kampanye ini juga dilakukan lomba dai konservasi. Lomba ini juga melewati serangkaian diskusi tentang islam dan konservasi dalam kegiatan pembekalan yang dilaksanakan satu minggu sebelum hari perlombaan. Lomba ini diikuti oleh 13 siswa dari SMP, SMA dan pondok pesantren yang ada di kedua kecamatan target. Dalam kegiatan pembekalan para peserta mendapatkan materi tentang konservasi dari Kepala Dinas Kehutanan Aceh Besar dan Staf BKSDA Aceh Besar. Untuk metode dakwah para peserta mendapat materi dari guru agama yang juga tinggal di kawasan target. Dalam kegiatan lomba dai semua peserta didampingi orang tua dan para guru mereka. Para orang tua dan guru mereka sangat bangga melihat anak-anak mereka tampil berdakwah menyampaikan pesan konservasi. Kepala Dinas Kehutanan sekaligus sebagai salah satu pemateri pada kegiatan lomba dai konservasi menganggap kegiatan seperti ini sangat penting mengingat nilai penting hutan yang ada di sekitar mereka. Beliau menyatakan bahwa pihak Dinas Kehutanan Aceh Besar siap melayani jika para pelajar ingin mengetahui lebih banyak tentang potensi hutan yang ada di sekitar mereka. Gambar 19 Lomba Dai Konservasi 3. Kelompok Laki-laki Dewasa a. Workshop Membangun Kesepakatan Pengelolaan Hutan Bersama Melalui kegiatan kampanye ini telah mendorong kesadaran masyarakat Jantho untuk terlibat dalam aksi pelestarian hutan. Mapayah bersama ESP Regional Aceh dan FFI Aceh Program berhasil memfasilitasi masyarakat 5 Desa di Jantho untuk membentuk dan mengelola Kawasan Perlindungan Mata Air Krueng Kalok seluas 1500 hektar. Lima desa ini adalah Desa Jantho Lama, Bueng, Awek, Jalin, dan Data Cut yang merupakan desa-desa yang berada di pinggiran Hutan Lindung Jantho. Di setiap pertemuan selalu dihadiri peserta yang mewakili desanya masing-masing. Peserta terdiri dari perangkat desa, kelompok pemuda, tokoh adat seperti Pawang Uteun, Imum Mukim, dan staf dari instansi terkait seperti Dinas Kehutanan, Dinas Perkebunan, dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Aceh Besar. Melalui kegiatan ini masyarakat dapat mengidentifikasikan potensi dan permasalahan yang terdapat di lokasi tempat tinggal mereka. Setelah 2 rangkaian pertemuan masyarakat 5 desa menyusun rencana aksi dimana prioritas aksi adalah perlindungan sumber air. Pada pertemuan berikutnya masyarakat 5 desa menandatangani draft kesepakatan pengelolaan hutan Krueng Kalok seluas 1500 hektar. Peta kawasan dapat dilihat dalam Lampiran 12. Gambar 20 Workshop Membangun Kesepakatan Pengelolaan Hutan Bersama b. Penyuluhan Peternakan Untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat target dalam pengelolaan ternak maka kampanye ini juga melaksanakan serangkaian diskusi dengan masyarakat yang dikemas dalam bentuk penyuluhan peternakan. Dalam memfasilitasi proses perubahan ini, tim dibantu oleh tim dari Balai Penyuluhan Peternakan. Pihak balai membantu menjelaskan kepada masyarakat mengenai potensi desa mereka sebagai lokasi peternakan intensifikasi. Pihak balai juga menjelaskan bahwa untuk mendapatkan hasil peternakan yang lebih baik maka masyarakat harus mengubah pola peternakan tradisional menuju pola peternakan intensifikasi. Dengan pola peternakan ini juga sekaligus akan mengurangi kejadian konflik satwa karena ternak sudah dikandangkan. Masyarakat Desa Jantho Lama sebagai salah satu desa yang memiliki tingkat konflik satwa-manusia cukup tinggi rata-rata 15 ekor sapi menjadi korban harimau sumatera tiap tahunnya di akhir periode kampanye bersedia mengubah pola peternakan dengan mulai membangun kandang bersama di lahan seluas 40x30 meter secara swadaya. Kegiatan ini dimulai dengan membangun diskusi-diskusi dengan tokoh masyarakat di desa. Dari kegiatan ini kemudian terbangun 4 seri penyuluhan peternakan. Kegiatan ini selalu dilakukan saat malam hari agar banyak warga yang dapat hadir. Pertemuan pertama mendiskusikan potensi dan ancaman desa sebagai lokasi peternakan intensifikasi dan meninjau lokasi yang direncanakan akan digunakan sebagai lokasi kandang bersama. Pertemuan kedua pihak balai dan masyarakat mendiskusikan bagaimana pola peternakan intensifikasi. Pertemuan ketiga mendiskusikan potensi permasalahan setelah pendirian kandang bersama dan setelah mengadopsi pola peternakan intensifikasi. Pertemuan keempat mendiskusikan pembagian kerja untuk mendirikan kandang bersama dan pembagian kerja untuk pengelolaan kandang bersama. Kegiatan ini mendapat respon positif dari masyarakat desa. Masyarakat berharap perubahan pola ternak ini dapat membawa perubahan dalam kehidupan mereka. Harapan lainnya yang muncul dari masyarakat adalah harapan agar penyuluhan ternak terus dilakukan sehingga mereka memiliki ilmu yang cukup untuk mengelola ternak secara intensifikasi. Gambar 21 Penyuluhan dari Balai Penyuluhan Peternakan c. Pertemuan Para Ulama Pertemuan ini dilaksanakan untuk menjangkau kelompok ulama dengan pesan konservasi. Di samping itu pertemuan tersebut diarahkan untuk membantu tim dalam penyusunan materi lembar dakwah. Materi lembar dakwah digunakan dalam kegiatan keagamaan lainnya seperti pengajian dan dakwah. Pertemuan ini diikuti oleh 10 orang laki-laki mewakili tokoh agama di Lembah Seulawah dan Kota Jantho. Gambar 22 Pertemuan Ulama di Mesjid Raya Jantho 4. Kelompok Perempuan Dewasa Bentuk kegiatan yang dilakukan dengan kelompok perempuan dewasa adalah: a.Lomba Masak Kontes Masak dilakukan sebanyak 1 kali di Jantho. Kontes Masak di Jantho diikuti oleh 25 orang ibu-ibu dari 2 desa dan dihadiri oleh sekitar 100 orang yang umumnya dari kalangan anak-anak dan ibu-ibu. Sebelum lomba masak dilaksanakan serangkaian diskusi konservasi dan membicarakan tentang aneka resep masakan. Ibu-ibu di lokasi target sangat senang dengan kegiatan lomba masak. Mereka mendapatkan tambahan pengetahuan sekaligus mempererat hubungan silaturahmi dengan ibu-ibu lainnya. Ibu-ibu sangat bersemangat mendiskusikan informasi yang terdapat dalam lembar fakta karena keinginan tampil prima dalam kuis konservasi dalam kegiatan lomba masak. Kegiatan ini dirancang untuk menjangkau kelompok perempuan dengan pesan-pesan kampanye. Untuk menarik para ibu-ibu dengan pesan konservasi maka lomba masak ini didesain sedemikian rupa seperti kuis konservasi serta mengajak ibu-ibu membuat kue berbentuk gajah sumatera. Selain memperkenalkan dengan potensi kawasan, lomba masak menjadi ajang ekspresi bagi para perempuan. Dalam kegiatan kampanye Bangga, perempuan penting untuk dipengaruhi karena dengan banyaknya waktu bersama suami dan anggota keluarga lainnya di rumah maka perempuan menjadi saluran penting dalam penyebaran isu konservasi. Foto kegiatan dapat dilihat dalam gambar 23. Gambar 23 Lomba Masak Tema Hutanku Hutanmu Jua 5. Semua kelompok sasaran a. Pemutaran Film Media alternatif lainnya yang digunakan untuk mendorong perubahan prilaku di masyarakat adalah melalui pemutaran film. Film yang diputarkan adalah film yang selain mnghibur juga memberi pencerahan kepada mereka tentang hidup. Sebelum film diputar penonton disuguhkan film slide tentang potensi dan ancaman hutan di sekitar mereka. Penonton juga diajak mendiskusikan kembali film slide yang mereka tonton dalam format “kuis”. Bagi yang dapat menjawab pertanyaan diberikan hadiah berupa materi kampanye seperti baju kaos, kalender, dan poster. Pemutaran film dilakukan sebanyak 2 kali yaitu 1 kali di Saree dan 1 kali di Jantho. Kegiatan pemutaran film mampu menarik banyak orang untuk terlibat karena masyarakat target haus hiburan. Film diputar setelah jam sholat Isya’ dan ditonton oleh semua kelompok usia. Pengalaman mengajarkan bahwa sebaiknya kegiatan pemutaran film dilakukan pada malam minggu atau malam libur lainnya sehingga anak-anak yang ikut nonton pada malam harinya tidak terlambat bangun pada keesokan harinya. Kegiatan ini mendapat dukungan dari pihak desa seperti menyediakan tempat dan alat pengeras suara soundsystem. Rumusan program Kampanye Bangga di Jantho selama periode 1 tahun dapat dilihat dalam tabel 14. Tabel 14 Rancangan Kegiatan Kampanye Bangga No Aspek Uraian 1. Sasaran Kampanye Bangga 1.Meningkatkan pengetahuan masyarakat lokal dalam tata kelola sumber daya hutan yang lestari. 2.Meningkatkan kapasitas dan keterampilan masyarakat lokal sehingga mampu berperan strategis dalam upaya penanggulangan masalah-masalah lingkungan hidup seperti konflik satwa dan ketersediaan sumber air. 3.Terbentuknya konstituen yang mampu menghalangi upaya- upaya perusakan Kawasan Ekosistem Seulawah. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut di atas, diperlukan suatu sasaran antara intermediate objectives yang lebih spesifik sehingga pada akhir kegiatan capaian yang diharapkan dapat lebih jelas dan terukur. Sasaran antara ini adalah: 1. Di bulan ke 12 program, ada kesepakatan pengelolaan hutan bersama antara masyarakat di setidaknya 2 desa di Kecamatan Jantho dengan instansi terkait mengenai pengelolaan hutan lindung Jantho seluas 28.043 hektar sehingga dapat menekan kejadian konflik satwa manusia sampai di bawah 10 kali per tahun. 2. Di bulan ke 12 program, petani di kecamatan target yang tidak tahu tentang hubungan hutan yang sehat dengan ketersediaan air bersih menurun dari 22 menjadi 5. 3. Di bulan ke 12 program, 50 petani di kecamatan target mengatakan mudah untuk bersama-sama menjaga kelestarian hutan demi menjamin ketersediaan air bersih. 2. Isu Maskot Sebanyak 61.25 responden desa target memilih Gajah Sumatera Po Meurah sebagai simbol yang mewakili kebanggaan lokal atas potensi keanekaragaman hayati di hutan Jantho. Maskot Po Meurah hadir dalam berbagai kegiatan Kampanye Bangga. 3. Slogan Alternatif slogan diberikan oleh stakeholder dalam pertemuan stakeholder pertama dan melalui survei pra kampanye diketahui sebanyak 39.15 responden memilih “Hutanku Hutanmu Jua, Selamatkan Dia” sebagai slogan Kampanye Bangga. 4. Pesan Kunci - Menyelamatkan hutan bukan berarti hanya menyelamatkan satwa liar tetapi juga menyelamatkan manusia. Hutan diselamatkan untuk dimanfaatkan oleh semua makhluk hidup. - Melestarikan hutan untuk mempertahankan sumber air maka implikasinya adalah lestarinya hutan sebagai habitat harimau sumatera. - Memperbaiki pola pengelolaan ternak akan mengurangi kejadian konflik satwa dan berpartispasi dalam perlindungan hutan untuk melestarikan habitat harimau sumatera. Tabel 14 Rancangan Kegiatan Kampanye Bangga lanjutan No Aspek Uraian 5. Materi Kampanye 1. Materi cetak: Poster, Pin, Lembar Fakta, Lembar Dakwah, Komik, Baju Kaos, Album Lagu Konservasi Populer,Kantong Belanja, Kalender, Siaran Pers, Buku Tulis, Film Konservasi dan Kalender. 2. Kostum Po Meurah 3. Alat peraga: Puzzle dan 1 set panggung boneka 6. Media Kampanye Lembar fakta, lembar dakwah, poster, acuan materi kunjungan sekolah, materi penyuluhan. 7. Metode Workshop, penyuluhan peternakan, diskusi kelompok, perlombaan seni lomba masak, lomba dai konservasi, lomba cipta puisi, pemutaran film, festival hutan, ceramah akbar dan pemetaan partisipatif. 8. Frekuensi 1 Penyuluhan peternakan 5 kali; 2 Workshop Perlindungan Air 2 kali; 3 Pemetaan Partisipatif 1 kali; 4 Workhop Guru 1 kali; 5 Pertemuan Ulama 1kali; 6 Lomba Masak 1 kali; 7 Lomba Cipta Puisi 1 kali; 8 Lomba Dai Konservasi 1 kali; 9 Festival Hutan 1 kali; 10 Pertemuan Remaja 10 kali; 11Pemutaran Film 2 kali; 12 Kunjungan Sekolah 12 kali; 13Panggung Boneka 12 kali; 14 Ceramah Akbar 1 kali 15Diskusi Kelompok Cinta Alam 3 kali 16Diskusi Kelompok Perempuan 5 kali 17Diskusi dengan Balai Peternakan, BKSDA, dan Dinas Kehutanan 10 kali 9. Strategi 1Melibatkan instansi terkait dalam beberapa kegiatan seperti untuk pemateri dan fasilitator; 2Melibatkan masyarakatstakeholder dalam setiap kegiatan; 3Mendiskusikan waktu pertemuan dengan masyarakat target; 4Menggunakan materi cetak sebagai jalan masuk untuk membangun kedekatan dan membangun diskusi dengan kelompok sasaran, 5Melibatkan perempuan dalam pembuatan boneka 6Bekerjasama dengan lembaga konservasi lain yang memiliki kegiatan yang sama

5.3. Deskripsi Umum Masyarakat Target Pasca Kampanye Bangga