Perubahan Perilaku untuk Konservasi

4 Pendanaan baru bagi pengelolaan sumber daya alam dari sektor swasta: Seluruh Kampanye Bangga telah membantu partner setempat mengumpulkan dana dan sumbangan in kind tidak berbentuk uang dari pengusaha lokal yang tertarik dengan pendektan kampanye ini yang positif dan menarik. 5 Kapasitas baru bagi pendidikan masyarakat: Lembaga dan LSM setempat menerima pelatihan dan bantuan teknis serta pengalaman langsung dalam melaksanakan program penjangkauan outreach. 6 Keberhasilan konservasi spesies kunci: Kampanye Bangga yang memfokuskan dirinya dengan nuri dari Saint Lucia dan merpati grenada saat itu telah berhasil membangkitkan momentum yang penting bagi penerapan langkah-langkah konservasi spesies Rare 2006.

2.5. Perubahan Perilaku untuk Konservasi

Dimensi utama dari usaha pelestarian alam adalah manusia. Manusia merupakan unsur dari alam semesta ini yang harus sangat bertanggungjawab atas segala degradasi alam yang sekarang terjadi, karena manusia adalah sebagai pengguna, perusak, dan akhirnya harus menjadi pelestari alam ini Hamiudin 2007. Oleh karena itu menjadi sangat penting untuk menciptakan perilaku manusia yang positif demi membantu terciptanya alam yang yang lebih lestari. Pendidikan konservasi bertujuan untuk membentuk jiwa konservasionis yang memiliki sikap sadar terhadap lingkungannya. Sadar lingkungan diartikan sebagai bagian dari kesadaran diri yang bertumpu pada terbentuknya hubungan positif antara individu dengan lingkungan alam, sosial dan lingkungan yang telah terbentuk dengan memperhatikan keteraturan ekologi Hamiudin 2007. Menurut Biswas 1982 pendidikan konservasi bertujuan untuk membuat individu dan masyarakat mengerti akan kompleksitas alam yang membangun lingkungannya sebagai hasil dari interaksi faktor biologis, fisik, sosial, ekonomi, dan budaya dan meningkatkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan masyarakat sehingga dapat berpartisipasi secara efektif dan bertanggung jawab dalam mengantisipasi dan menyelesaikan permasalahan sosial serta mampu mengelola kualitas lingkungannya. Pandangan Environmentalis J.B Watson pada tahun 1913 menyatakan “Manusia bereaksi terhadap lingkungan environment karena itu manusia belajar dari lingkungannya Sarwono 2002. Jadi aktivitas atau perilaku manusia memberi pengaruh terhadap lingkungannya. Aktivitas manusia yang positif akan membawa dampak positif bagi lingkungannya. Untuk menciptakan manusia dengan perilaku yang baik maka J.B Watson menyatakan karena perilaku sosial dikembangkan berdasarkan proses kondisioning maka jika kita menginginkan individu yang baik kita tinggal memberikan rangsangan yang baik yang sesuai selama proses pendidikan individu tersebut Sarwono 2002.

2.6. Pendidikan untuk Mendorong Perubahan Perilaku