Pandangan Environmentalis J.B Watson pada tahun 1913 menyatakan “Manusia bereaksi terhadap lingkungan environment karena itu manusia belajar
dari lingkungannya Sarwono 2002. Jadi aktivitas atau perilaku manusia memberi pengaruh terhadap lingkungannya. Aktivitas manusia yang positif akan membawa
dampak positif bagi lingkungannya. Untuk menciptakan manusia dengan perilaku yang baik maka J.B Watson menyatakan karena perilaku sosial dikembangkan
berdasarkan proses kondisioning maka jika kita menginginkan individu yang baik kita tinggal memberikan rangsangan yang baik yang sesuai selama proses
pendidikan individu tersebut Sarwono 2002.
2.6. Pendidikan untuk Mendorong Perubahan Perilaku
Teori J.B Watson menyatakan bahwa perilaku dapat dikendalikan dengan memberikan rangsangan-rangsangan tertentu yang disebut dengan kondisioning
pembiasaan. Hewan dan manusia pada dasarnya hanyalah terjadi dari jaringan- jaringan syaraf dan otot yang bereaksi secara tertentu jika diberi rangsang
tertentu. Dengan demikian perilaku manusia pun dapat dikendalikan. Menurut J.B Watson kepribadian manusia dapat dibentuk melalui pemberian rangsang tertentu
Sarwono 2002. Untuk tujuan perubahan perilaku dalam pendidikan, pelatihan, konseling,
jika sudah diketahui mana yang lebih berpengaruh maka strategi yang akan diambil akan lebih mudah. Jika ternyata sikap yang lebih berpengaruh maka perlu
diadakan pendekatan kepada yang bersangkutan untuk mengubah struktur kognisinya dan kalau ternyata norma subjektif yang lebih kuat pengaruhnya maka
untuk mempengaruhi perilaku subjek perlu didekati orang-orang atau tokoh tokoh yang berpengaruh kepada subjek Setiana 2005.
Melalui proses pendidikan, perubahan perilaku dapat tercapai karena proses pendidikan selalu berusaha menyampaikan informasi-informasi, gagasan-gagasan
atau ide-ide baru inovasi untuk kemudian dapat diadopsi oleh individu atau masyarakat. Manusia sebagai individu atau komunitas senantiasa berubah secara
dinamis. Setiap orang dapat memberikan perubahan kepada orang lain. Mengubah orang lain dapat dilakukan secara implisit atau eksplisit. Hal ini penting disadari
oleh pemimpin ataupun manajer. Pemimpin atau manajer secara konstan mencoba
menggerakkan sistem dari satu titik ke titik yang lain untuk memecahkan masalah Rogers 2005.
Ada 4 unsur perubahan yang perlu diketahui yaitu pengetahuan, sikap, perilaku individu dan perilaku kelompok. Perubahan dalam pengetahuan
cenderung mudah dilakukan sedangkan perubahan dalam sikap cenderung lebih sulit karena sikap biasanya digerakkan oleh emosi dengan cara yang positif dan
negatif. Tingkat kesulitan selanjutnya adalah perilaku individu dan perilaku kelompok. Mengubah perilaku kelompok sangat sulit dilakukan karena
melibatkan banyak orang dan karena kita juga harus mengubah kebiasaan atau tradisi Endah 2008.
Untuk melakukan upaya perubahan perilaku penting untuk mengetahui tahapan perilaku kelompok target. Dalam Rogers 1995 disebutkan bahwa tahap-
tahap perubahan perilaku adalah: 1. Pra-perenungan pre-contemplation : pada tahap ini, orang sama sekali
tidak berniat untuk melakukan apapun dalam waktu tertentu yang biasanya berlaku untuk enam bulan ke depan.
2. Perenungan contemplation: di tahap ini, orang mulai menunjukkan bahwa mereka berencana untuk melakukan sesuatu mengubah perilaku
dalam waktu enam bulan ke depan. 3. Persiapan preparation: di tahap ini, orang mulai menunjukkan bahwa
mereka akan melakukan sesuatu dalam waktu satu bulan ke depan dan sudah memiliki rencana tindakan.
4. Melakukan tindakan action: di tahap ini, sudah terjadi perubahan perilaku tertentu dalam enam bulan terakhir.
5. Mempertahankan perilaku maintenance: di tahap ini, orang mulai mencegah perilaku lama muncul kembali, dan menggunakan proses-proses
sebelumnya untuk mempertahankan perilaku yang baru. Fase ini bisa bertahan sekitar 6 bulan hingga 3 tahun.
2.7. Mengubah Perilaku Melalui Perubahan Sikap