Pengujian Regresi Parsial t hitung

commit to user 61 WOMDUM sebesar -0,021, artinya apabila WOMDUM mengalami penurunan sebesar 1 kali maka abnormal return akan meningkat sebesar 0,021 kali, begitu pula sebaliknya. Koefisien regresi MINORITY sebesar 0,272 menyatakan bahwa setiap peningkatan 1 kali MINORITY, akan meningkatkan abnormal return sebesar 0,272. Koefisien OUTSIDER sebesar -1,011 menunjukkan bahwa penurunan OUTSIDER sebesar 1 kali maka akan meningkatkan abnormal return sebesar 1,011. Koefisien AGE sebesar -1,249 menunjukkan bahwa penurunan AGE sebesar 1 kali maka akan meningkatkan abnormal return sebesar 1,249, hal ini juga berlaku bagi PER dan CFROA. Nilai koefisien regresi BSTUDY sebesar 0,002 menyatakan bahwa setiap peningkatan 1 kali BSTUDY, maka abnormal return akan meningkat sebesar 0,002, begitu pula dengan PPEBVA dan MVEBE.

1. Pengujian Regresi Parsial t hitung

Nilai t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen Ghozali, 2009. Hasil t persamaan regresi dapat dilihat pada tabel 4.6. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa angka koefisien variabel WOMDUM sebesar -0,021 dengan tingkat signifikansi 0,851 p-value 0,05. Tingkat signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa berdasarkan sampel penelitian, keberadaan wanita dalam anggota dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diproksikan dengan rasio tobin’s q. Angka koefisien variabel MINORITY atau keberadaan etnis Tionghoa dalam anggota dewan komisaris sebesar 0,272 dengan tingkat signifikansi commit to user 62 sebesar 0,030 p-value 0,05. Tingkat signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa berdasarkan sampel penelitian, keberadaan etnis Tionghoa berpengaruh pada nilai perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI, sedangkan tanda positif pada koefisien interaksi mengindikasikan bahwa keberadaan etnis Tionghoa berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil p-value untuk OUTSIDER adalah sebesar 0,058 yang lebih tinggi dari tingkat alpha yaitu 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel OUTSIDER atau proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil p-value variabel AGE sebesar 0,023 yang lebih kecil dari 0,05 dan angka koefisien sebesar -1,249, hal ini menunjukkan bahwa proporsi anggota dewan komisaris yang berusia lebih dari 40 tahun berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Angka koefisien variabel BSTUDY atau proporsi latar belakang pendidikan anggota dewan komisaris sebesar 0,002 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,991 p-value 0,05. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa proporsi latar belakang pendidikan anggota dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil p-value untuk investment opportunity set yang diproksikan dengan rasio PPEBVA adalah sebesar 0,000 yang jauh lebih rendah dari tingkat alpha yaitu 0,05 dan angka koefisien sebesar 0,825, sehingga dapat dinyatakan bahwa rasio PPEBVA yang mengukur perbandingan antara commit to user 63 nilai buku aktiva dengan nilai total buku aktiva berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil p-value untuk investment opportunity set yang diproksikan dengan rasio MVEBVE adalah sebesar 0,000 yang lebih rendah dari tingkat alpha yaitu 0,05 dan angka koefisien sebesar 0,376, sehingga dapat dinyatakan bahwa rasio MVEBVE atau Market to Book Value of Equity ratio berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Sedangkan investment opportunity set yang diproksikan dengan rasio Price Earning Ratio PER mempunyai hasil p-value sebesar 0,113 yang lebih besar dari tingkat alpha yaitu 0,05 dan angka koefisien sebesar 0,002, sehingga dapat dinyatakan bahwa rasio PER tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini juga terjadi pada variabel kinerja perusahaan yang diproksikan dengan CFROA. Hasil p-value untuk CFROA adalah sebesar 0,211 yang lebih besar dari tingkat alpha yaitu 0,05 dan angka koefisien sebesar 0,682, sehingga dapat dinyatakan bahwa CFROA tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

2. Pengujian Regresi Simultan F hitung

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Deviden Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

2 116 92

Pengaruh Profitabilitas, Free Cash Flow dan Investment Opportunity Set terhadap Cash Dividend dengan Likuiditas sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 - 2011

1 64 141

Pengaruh Kemampulabaan Dan Invesment Opportunity Set Serta Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

1 37 96

Pengaruh Rasio Keuangan Dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Harga Saham Pada Industri Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 70 120

Pengaruh Investment Opportunity Set, Return on Investment, dan Net Profit Margin Terhadap Devidend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

0 34 89

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Investment Opportunity Set, Free Cash Flow, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 46 91

Pengaruh Investment Opportunity Set dan Profitabilitas terhadap Return Saham dan Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 59 170

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

5 70 119

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Cash Dividend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

1 49 103

Pengaruh Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE) dan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Jenis Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 7 92