commit to user
13
2. Board Diversity
Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang diharapkan dapat memberikan dan
meningkatkan nilai perusahaan kepada para pemegang saham. Dengan demikian, penerapan corporate governance dipercaya dapat meningkatkan
nilai perusahaan. Agency theory yang merupakan pengembangan dari teori corporate governance yang sering digunakan dalam penelitian untuk
memahami kaitan antara karakteristik dewan komisaris dengan nilai perusahaan Carter et al., 2003.
Menurut Organization Economic Cooperation and Development OECD, corporate governance merupakan struktur hubungan serta kaitannya
dengan tanggung jawab di antara pihak-pihak terkait yang terdiri dari pemegang saham, anggota dewan direksi dan komisaris termasuk manajer,
yang dirancang untuk mendorong terciptanya suatu kinerja yang kompetitif yang diperlukan dalam mencapai tujuan utama perusahaan.
Surya dan Yustiavandan 2006 menyatakan bahwa board diversity atau sebaran anggota dewan menjadi hal yang menarik untuk disimak berkaitan
dengan corporate governance di Indonesia. Sebaran anggota dewan diduga mampu memberikan dampak yang positif. Semakin besar sebaran
dalam anggota dewan dapat menimbulkan semakin banyak konflik, namun sebaran tersebut dapat memberikan alternatif penyelesaian terhadap suatu
masalah yang semakin beragam daripada anggota dewan yang homogen. Selain itu, keragaman dalam dewan komisaris memberikan karakteristik
commit to user
14
yang unik bagi perusahaan sehingga dapat menciptakan nilai tambah Kusumastuti, Supatmi, dan Sastra, 2007.
Robinson dan Dechant 1997 memberikan beberapa proposisi dan bukti empiris yang berkaitan dengan sebaran dalam dewan: 1 sebaran dalam
dewan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang market place, dimana hal ini berhubungan dengan demografi supplier dan customer
perusahaan yang juga beragam, 2 sebaran dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi, 3 sebaran menghasilkan alternatif pemecahan masalah yang
efektif, heterogenitas dalam dewan dapat menimbulkan semakin banyak konflik, namun alternatif pemecahan terhadap suatu masalah akan semakin
banyak dan dapat menimbulkan kecermatan dalam mengkaji konsekuensi yang mungkin dihadapi dari alternatif yang diambil, 4 sebaran dapat
meningkatkan efektivitas dalam perusahaan hal ini berkaitan dengan sudut pandang dalam anggota dewan, dimana anggota yang homogen akan
menyebabkan perspektif terhadap sesuatu hal akan menjadi lebih sempit jika dibandingkan dengan anggota dewan yang beragam, 5 sebaran dapat
meningkatkan hubungan global yang semakin efektif. Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing sebaran yang
digunakan dalam penelitian ini:
a Dewan Komisaris Wanita
Pembicaraan mengenai gender akhir-akhir ini semakin hangat dalam perbincangan mengenai kemajuan perkembangan kaum perempuan
maupun posisi dan status perempuan dalam kesetaraan dengan kaum
commit to user
15
pria. Fakih 1997 mengemukakan konsep gender yakni suatu sifat yang
melekat pada
kaum laki-laki
dan perempuan
yang dikonstruksikan secara sosial maupun kultural. Misalnya bahwa
perempuan itu dikenal lemah lembut, cantik, emosional, atau keibuan. Sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan, dan perkasa.
Asumsi dari kesenjangan gender di Indonesia ditandai berbagai bidang pembangunan terlihat masih rendahnya peluang yang dimiliki
perempuan untuk bekerja dan berusaha serta rendahnya akses mereka terhadap sumber daya ekonomi seperti teknologi, informasi, pasar,
kredit dan modal kerja. Data statistik Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menunjukkan bahwa jumlah penduduk wanita yang
bekerja tahun 2008 dalam jenis pekerjaan tenaga kepemimpinan adalah
sebanyak 121.782 jiwa 19 dari total 648.719 jiwa yang bekerja
sebagai tenaga kepemimpinan http:www.nakertrans.go.id. Masih sedikitnya wanita yang ditempatkan di posisi puncak mungkin
disebabkan oleh adanya pandangan yang berbeda tentang penyebab kesuksesan yang diraih pria dan wanita. Kesuksesan pria dianggap
karena kemampuan yang tinggi dalam hal talenta atau kecerdasan, sedangkan kesuksesan wanita dianggap lebih disebabkan oleh faktor
keberuntungan Crawford, 2006. Namun, di sisi lain wanita memiliki sikap kehati-hatian yang sangat tinggi, cenderung menghindari risiko,
dan lebih teliti dibandingkan pria. Sisi inilah yang membuat wanita tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan. Untuk itu dengan
adanya wanita dalam jajaran dewan komisaris dikatakan dapat
commit to user
16
membantu mengambil keputusan yang lebih tepat dan berisiko lebih rendah.
b Etnis Tionghoa
Republik Rakyat Tiongkok dengan nama resmi Zhonghua Renmin Gongheguo secara geografis berada dalam bagian Asia Timur. Negeri
yang memiliki 29 propinsi ini memiliki konteks budaya yang khas. Dengan latar belakang berdagang, menghindari bencana alam, dan
menghindari ketidakstabilan politik, masyarakat Tionghoa merantau ke berbagai negara dengan sebutan perantau atau huaqiao. Walau sudah
berpindah negara, mereka tetap membawa konteks budayanya yang sudah melekat pada diri mereka. Namun konteks budaya mereka akan
berbaur dengan budaya negara dimana mereka tinggal dan bekerja, tanpa meninggalkan budaya leluhurnya Setyawan, 2005. Etnis
Tionghoa sebagai etnis yang memiliki kemampuan bisnis yang baik seringkali dijadikan sumber konflik pada beberapa negara, terutama di
Asia Tenggara. Hal ini terjadi karena kekurangpahaman tentang konteks budaya yang berbeda dari setiap bangsa. Dalam suatu
organisasi, masalah yang sering timbul terletak pada bagaimana konteks suatu tim dan orientasi anggota tim pada tempat baru Salk
dan Brannen, 2000. Fungsi orang Tionghoa dalam dunia perekonomian telah terasa
berabad-abad yang lampau. Fungsi ini erat berhubungan dengan jati diri suatu wirausaha di bidang perekonomian. Di samping itu konteks
commit to user
17
interaksi sosial budaya dan politis yang telah berabad-abad lamanya, akan mengkristal memupuk jati diri seorang Tionghoa di tanah air dan
masyarakat besar Indonesia. Barang tentu ini bersifat positif atau pun negatif bagi suatu komunitas tertentu. Etos kerja orang Tionghoa
adalah berdasar pada disiplin, bakti keluarga, toleransi besar pada rutinitas, dan pragmatisme yang kuat Ch’ng, 1995 dalam Musianto,
2003. Alur ekonomi wirausahanya segera muncul dalam bentuk: 1 Handal dan dapat dipercaya
2 Kekuatan hubungan dan jaringan 3 Sifat hemat
4 Kreativitas dan inovatif 5 Munculnya etos bisnis, etos kerja, dan etos wiraswasta, serta
wirausaha. Selain nilai-nilai sosial dan budaya yang merekat erat dan dianut oleh
etnis Tionghoa dalam menjalankan bisnisnya, kesuksesan orang Tionghoa juga didukung oleh adanya sistem kerja berdasarkan
kekeluargaan atau sistem familiisme. Dalam melakukan usaha, etnis Tionghoa memiliki jaringan usaha yang bersifat tertutup. Etnis
Tionghoa, memiliki teknik yang lebih baik daripada pengusaha pribumi, mereka lebih suka mengatur pengeluaran mereka untuk
kepentingan bisnis daripada prestis semata, hal ini berbeda dengan pengusaha pribumi, sebagian besar dari mereka lebih mementingan
prestise sehingga mengadakan pengeluaran yang tidak produktif. Keadaan ini menyebabkan etnis Tionghoa lebih sukses dalam
commit to user
18
menjalankan usahanya daripada kaum pribumi. Sebelum era reformasi, etnis ini sering memperoleh perlakuan diskriminasi dalam masyarakat
Indonesia. Namun sekarang di Indonesia, keberadaan etnis ini bahkan diakui telah memberikan kontribusi besar dalam memajukan
perekonomian bangsa Sugiyono, 2007.
c Outside Directors
Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan
pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan Komite Nasional Kebijakan Governance, 2004. Dewan
dengan komposisi outside directors yang cukup kuat akan memiliki perilaku pengawasan yang lebih ketat. Kemampuan para outside
directors untuk mempengaruhi keputusan manajemen akan bertambah seiring dengan peningkatan proporsi kedudukan dewan mereka
Kusumastuti, Supatmi, dan Sastra, 2007. Kriteria komisaris independen diambil oleh FCGI dari kriteria otoritas
bursa efek Australia tentang outside directors. Kriteria untuk outside directors dalam one tier system tersebut telah diterjemahkan menjadi
kriteria untuk komisaris independen dalam position paper FCGI kepada NCCG. Kriteria tentang komisaris independen tersebut adalah
sebagai berikut:
commit to user
19
1 Komisaris Independen bukan merupakan anggota manajemen; 2 Komisaris Independen bukan merupakan pemegang saham
mayoritas, atau seorang pejabat dari atau dengan cara lain yang berhubungan secara langsung atau tidak langsung dengan
pemegang saham mayoritas dari perusahaan; 3 Komisaris Independen dalam kurun waktu tiga tahun terakhir tidak
dipekerjakan dalam
kapasitasnya sebagai
eksekutif oleh
perusahaan atau perusahaan lainnya dalam satu kelompok usaha dan tidak pula dipekerjakan dalam kapasitasnya sebagai komisaris
setelah tidak lagi menempati posisi seperti itu; 4 Komisaris Independen bukan merupakan penasehat profesional
perusahaan atau perusahaan lainnya yang satu kelompok dengan perusahaan tersebut;
5 Komisaris Independen bukan merupakan seorang pemasok atau pelanggan yang signifikan dan berpengaruh dari perusahaan atau
perusahaan lainnya yang satu kelompok, atau dengan cara lain berhubungan secara langsung atau tidak langsung dengan pemasok
atau pelanggan tersebut; 6 Komisaris independen tidak memiliki kontraktual dengan
perusahaan atau perusahaan lainnya yang satu kelompok selain sebagai komisaris perusahaan tersebut;
7 Komisaris Independen harus bebas dari kepentingan dan urusan bisnis apapun atau hubungan lainnya yang dapat, atau secara wajar
commit to user
20
dapat dianggap sebagai campur tangan secara material dengan kemampuannya sebagai seorang komisaris untuk bertindak demi
kepentingan yang menguntungkan perusahaan. Surya dan Yustiavandana, 2006.
d Usia Anggota Dewan Komisaris
Hurlock 1999, membagi masa dewasa menjadi tiga bagian: 1 Masa dewasa awal young adult
Masa dewasa awal adalah masa pencaharian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan
ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan
penyesuaian diri pada pola hidup yang baru. Kisaran umurnya antara 21 tahun sampai 40 tahun.
2 Masa dewasa madya middle adulthood Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur 40 sampai 60
tahun. Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan sosial antara lain masa dewasa madya merupakan masa transisi, dimana pria dan
wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan prilaku masa dewasanya dan memasuki suatu priode dalam kehidupan dengan ciri-ciri
jasmani dan prilaku yang baru. Perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang
minat dan perhatiannya terhadap agama ini dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.
commit to user
21
3 Masa usia lanjut older adult Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang.
Masa ini dimulai dari umur 60 tahun sampai mati, yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang
semakin menurun. Adapun ciri-ciri yang berkaitan dengan penyesuaian pribadi dan sosialnya adalah perubahan yang
menyangkut kemampuan motorik, perubahan kekuatan fisik, perubahan dalam fungsi psikologis, perubahan dalam sistem syaraf
dan perubahan penampilan. Pada usia 40 tahun pada orang-orang normal telah memiliki
pengalaman yang cukup dalam pendidikan dan pergaulan, sehingga mereka telah memiliki sikap yang pasti serta nilai-nilai tentang
hubungan sosial yang berkembang secara baik. Apabila situasi ini diikuti dengan kondisi fisik yang prima, maka mereka dapat
menyatakan bahwa hidup dimulai di usia 40 tahun life begin 40
th
. Biasanya usia pencapaian prestasi terjadi antara 40-50 tahun. Selain itu
masyarakat sendiri nampaknya baru mengakui kemampuan atau prestasi seseorang secara mantap apabila yang bersangkutan telah
memasuki usia dewasa madya.
e Latar Belakang Pendidikan Anggota Dewan Komisaris
Santrock 1995 menyatakan bahwa pendidikan universitas membantu seseorang dalam kemajuan karirnya, dimana seseorang berpendidikan
tinggi akan memiliki jenjang karir lebih tinggi dan lebih cepat. Latar
commit to user
22
belakang pendidikan yang dimiliki oleh anggota dewan berpengaruh terhadap pengetahuan yang dimiliki. Meskipun bukan menjadi suatu
keharusan bagi seseorang yang akan masuk dunia bisnis untuk berpendidikan bisnis, akan lebih baik jika anggota dewan memiliki
latar belakang pendidikan bisnis dan ekonomi. Dengan memiliki pengetahuan bisnis dan ekonomi yang ada, setidaknya anggota dewan
memiliki kemampuan lebih baik untuk mengelola bisnis dan mengambil keputusan bisnis daripada tidak memiliki pengetahuan
bisnis dan ekonomi. Pada akhirnya hal ini akan mempengaruhi nilai perusahaan.
3. Investment Opportunity Set IOS