Board Diversity Pengembangan Hipotesis

commit to user 32

C. Pengembangan Hipotesis

Di dalam penelitian ini terdapat beberapa hipotesis yang akan diuji, yaitu:

1. Board Diversity

a Keberadaan wanita dalam dewan komisaris Adanya wanita dalam jajaran dewan komisaris dikatakan dapat membantu mengambil keputusan yang lebih tepat dan berisiko lebih rendah. Carter et al. 2003 menemukan bahwa perusahaan yang memiliki dua orang atau lebih wanita dalam anggota dewan, memiliki nilai perusahaan yang diproksikan dengan rasio tobin’s q lebih tinggi daripada perusahaan dengan jumlah wanita dalam anggota dewan kurang dari dua orang. Dari uraian tersebut maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: H 1 : Keberadaan wanita dalam anggota dewan komisaris mempengaruhi nilai perusahaan. b Keberadaan etnis Tionghoa dalam dewan komisaris Keunggulan etnis Tionghoa adalah keunggulan dalam menerapkan strategi bisnis yang fleksibel. Seperti yang diungkapkan Berrel et al. 2001 dalam Setyawan 2005, mereka juga cenderung berani menghadapi risiko dalam hal strategi bisnis. Fleksibilitas mereka dalam mengembangkan ilmu manajemen bergaya Barat ini juga ternyata ditempa dari nilai budaya tradisional, berbagai cara bernegosiasi dengan etnis lain, dan tambahan yang kuat dalam aksi commit to user 33 kolektif dalam manajemen. Karakteristik budaya Tionghoa menurut Bjerke 2000 seperti yang dikutip oleh Setyawan 2005 antara lain kekuasaan dan otokrasi power and autocracy, kekeluargaan familism, jaringan relasi guanxi, harga diri dan wibawa face and prestige, serta fleksibel dan bertahan hidup flexibility and endurance. Dengan karakteristik inilah dianggap etnis Tionghoa di Indonesia memiliki pengaruh terhadap dunia perekonomian, terutama sektor bisnis. Berdasarkan uraian tersebut, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H 2 : Keberadaan etnis Tionghoa dalam anggota dewan komisaris mempengaruhi nilai perusahaan. c Proporsi outside directors Menurut Utama dan Afriani 2005, semakin baik implementasi corporate governance maka nilai yang diciptakan bagi investor pun semakin tinggi. Matolcsy et al. 1997 dalam Kusumastuti, Supatmi, dan Sastra 2007 berpendapat bahwa dewan yang didominasi oleh direksi dari dalam perusahaan inside directors cenderung akan memiliki tata kelola yang lemah weak governance, hal ini dikarenakan sebagai orang dalam mereka wajib untuk memonitor dirinya sendiri selfmonitor. Sedangkan dewan yang didominasi oleh outsider akan menghasilkan tata kelola yang lebih kuat karena mereka bertindak sebagai pihak yang independen. Beasley 1996 menyarankan bahwa masuknya dewan komisaris yang berasal dari luar commit to user 34 perusahaan meningkatkan efektivitas dewan tersebut dalam mengawasi manajemen untuk mencegah kecurangan laporan keuangan. Dari uraian tersebut maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: H 3 : Proporsi outside directors mempengaruhi nilai perusahaan. d Usia anggota dewan komisaris Levinson dan Peskin 1981 sebagaimana dikutip oleh Santrock 1995 yang menyatakan bahwa usia 34–50 tahun adalah kelompok usia yang paling sehat, paling tenang, paling bisa mengontrol diri, dan paling bertanggung jawab. Pada usia 40–45 tahun, seseorang telah menapaki jenjang karir sejauh yang mereka mampu dan telah mencapai tempat yang stabil dalam karirnya pada usia 40 tahun. Menurut Brandstadter dan Renner dalam Santrock 1995 satu hal yang diperhatikan sehubungan dengan usia dewasa lanjut adalah meningkatnya kebijaksanaan saat seseorang beranjak tua. Usia dapat mempengaruhi kinerja seseorang dalam perusahaan yang kemudian dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Selain itu, para pekerja yang lebih tua biasanya memperlihatkan lebih banyak kesetiaan kepada perusahaan daripada pekerja yang masih muda Dessler, 1997. Dari beberapa penelitian di atas maka hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah: H 4 : Usia anggota dewan komisaris mempengaruhi nilai perusahaan. commit to user 35 e Latar belakang pendidikan anggota dewan komisaris Latar belakang pendidikan yang dimiliki anggota dewan berpengaruh terhadap pengetahuan yang dimiliki. Meskipun bukan menjadi suatu keharusan bagi seseorang yang akan masuk dunia bisnis untuk berpendidikan bisnis, akan lebih baik jika anggota dewan memiliki latar belakang pendidikan bisnis dan ekonomi. Dengan memiliki pengetahuan bisnis dan ekonomi yang ada, setidaknya anggota dewan memiliki kemampuan lebih baik untuk mengelola bisnis dan mengambil keputusan bisnis daripada tidak memiliki pengetahuan bisnis dan ekonomi. Pada akhirnya hal ini akan mempengaruhi nilai perusahaan Kusumastuti, Supatmi, dan Sastra, 2007. Dari uraian tersebut maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: H 5 : Latar belakang pendidikan anggota dewan komisaris mempengaruhi nilai perusahaan.

2. Investment Opportunity Set IOS

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Deviden Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

2 116 92

Pengaruh Profitabilitas, Free Cash Flow dan Investment Opportunity Set terhadap Cash Dividend dengan Likuiditas sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 - 2011

1 64 141

Pengaruh Kemampulabaan Dan Invesment Opportunity Set Serta Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

1 37 96

Pengaruh Rasio Keuangan Dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Harga Saham Pada Industri Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 70 120

Pengaruh Investment Opportunity Set, Return on Investment, dan Net Profit Margin Terhadap Devidend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

0 34 89

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Investment Opportunity Set, Free Cash Flow, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 46 91

Pengaruh Investment Opportunity Set dan Profitabilitas terhadap Return Saham dan Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 59 170

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

5 70 119

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Cash Dividend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

1 49 103

Pengaruh Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE) dan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Jenis Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 7 92