Kerangka Berpikir KAJIAN PUSTAKA

35 Gambar 2. Bagan Kerangka Pikir Penelitian Rendahnya kapasitas intelektual anak tunagrahita kategori ringan menyebabkan kemampuan berpikirnya menjadi lemah, tidak dapat berfikir secara abstrak, dan memori jangka pendek sehingga menganggu dalam pembelajaran keterampilan yang berbentuk tahapan-tahapan yang runtut. Di kelas VIII SLB Negeri 1 Sleman terdapat anak tunagrahita kategori ringan mengalami kesulitan dalam pembelajaran Keterampilan mengukur tekanan udara ban dengan alat Tire Pressure Gauge. Kesulitan yang dialami yaitu tidak runtutnya tahapan demi tahapan dan dalam melakukan, selain itu tahapan yang dilakukan belum benar dilakukan seperti memasang alat ke ventil ban, dan membaca ukuran. DIBERIKAN PERLAKUAN DENGAN Kemampuan mengukur tekanan udara ban menggunakan alat Tire Pressure Gauge anak tunagrahita ringan lebih meningkat yang ditandai dengan runtutnya tahapan dan dilakukan dengan benar, serta hilangnya penguatan dalam setiap tahapan yang dilakukan. Strategi shaping merupakan pemberian bantuanpertolongan pada anak tunagrahita kategori ringan dengan cara memecah tahapan-tahapan menjadi bagian-bagian yang kecil dan sederhana yang diperkuat dengan penguatan reinforcing yang berupa pujian. Keterangan: = proses = hasil yang diharapkan 36

F. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah diuraikan di atas maka dapat diajukan penelitian yaitu: “Strategi shaping efektif dalam pembelajaran keterampilan mengukur tekanan udara ban pada anak tunagrahita kategori ringan kelas VIII di SLB Negeri 1 Sleman”. 37

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen bertujuan untuk memperoleh data yang diperlukan dengan melihat hasil atau suatu perlakuan atau treatment dalam penerapan penggunaan strategi shaping terhadap pembelajaran keterampilan mengukur tekanan udara ban pada anak tunagrahita kategori ringan kelas VIII di SLB Negeri 1 Sleman. Desain eksperimen yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Single Subject Research SSR. Penelitian dengan subyek tunggal merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari analisis tingkah laku yang terjadi dalam individu. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Nana Syaodih Sukmadinata 2013: 67 eksperimen subyek tunggal Single Subject Experimental merupakan eksperimen yang dilakukan terhadap subyek tunggal. Juang Sunanto 2012: 3 mengungkapkan bahwa “Desain subyek tunggal merupakan desain penelitian eksperimen yang datanya dilakukan pada subyek yang jumlahnya relatif kecil atau bahkan satu orang”. Dalam penelitian subyek tunggal, subyeknya bersifat tunggal bisa satu orang, dua orang, atau lebih. Menurut Juang Sunanto 2009: 1 nama subyek tunggal 38 juga diambil dari cara penyajiannya dan analisis datanya yang berdasarkan data individu.

B. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain atau rancangan A-B- A’ yang artinya desain A-B-A’ memberikan suatu hubungan sebab akibat yang lebih kuat diantara variabel terikat dengan variabel bebas. L. R. Gay, G. E. Mills, Airasian 2009: 282 menyampaikan tentang desain atau rancangan A-B- A’ yaitu pada desain A-B-A’ pengukuran awal dilakukan berulang-ulang sampai tercapai hasil yang stabil, dikenakan perlakuana atau intervensi, dilakukan pengukuran dan pada fase intervensi dilanjutkan dengan fase baseline kedua. Pada hasil kedua fase baseline dalam desain terjadi peningkatan, jika perilaku lebih baik daripada fasae awal setelah diberikan intervensi maka efektivitas intervensi telah terbukti dilakukan. Juang Sunanto 2012: 15 menjelaskan bahwa “desain A-B-A’ menunjukan ada hubungan sebab-akibat antara variabel terikat dan variabel bebas yang lebih kuat”. Lebih lanjut, Juang Sunanto, Koji Takeuchi, dan Hideo Nakata 2006: 45 dalam menerapkan pola desain A-B- A’ terdapat langkah-langkah sebagai berikut. a. Mengidentifikasi target behavior sebagai perilaku yang dapat diukur secara akurat. 39 b. Mengukur dan mengumpulkan data pada kondisi baseline A secara continue sekurang-kurangnya 3 atau 5 dan atau sampai trend dan level data menjadi stabil. c. Memberikan intervensi setelah trend data baseline stabil. d. Mengukur dan mengumpulkan data pada fase intervensi B dengan periode waktu tertentu sampai data menjadi stabil. e. Setelah kecenderungan dan level data intervensi B stabil mengulang pada baseline A’. Pada prosedur pelaksanaan desain baseline A1 – intervensi B – baseline A2, terdapat pengulangan kondisi baseline Juang Sunanto, Koji Takeuchi, dan Hideo Nakata, 2006: 44. Adapun desain baseline A1 – intervensi B – baseline A2 yang digunakan dalam penelitian ini, tampak gambar berikut. Baseline A1 Intervensi B Baseline A2 Sesi waktu Gambar 3. Desain Baseline A1 - Intervensi B – Baseline A2 Juang Sunanto, Koji Takeuchi, dan Hideo Nakata, 2006: 45 Pada penelitian ini, tujuan digunakannya pola desain A-B- A’ yaitu untuk mengetahui pengaruh strategi shaping terhadap kemampuan mengukur tekanan udara ban pada anak tunagrahita kategori ringan. Berikut ini Per il aku Sas ar an

Dokumen yang terkait

STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH LUAR BIASA TUNAGRAHITA Strategi Pembelajaran Matematika Sekolah Luar Biasa Tunagrahita (Studi Fenomenologi Slb-C Negeri Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012).

0 1 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGGUNAAN UANG PESERTA DIDIK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN MELALUI PEMBELAJARAN BERBELANJA DI KANTIN PADA KELAS IV SEKOLAH DASAR DI SEKOLAH LUAR BIASA TUNAS BHAKTI PLERET BANTUL.

0 0 267

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCOCOK TANAM SAWI BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN MELALUI PENGGUNAAN MODUL DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 SLEMAN.

0 4 249

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBUAT PERMEN ASEM PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SEKOLAH LUAR BIASA YAPENAS DEPOK SLEMAN.

0 0 164

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN KRIYA KAYU PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN DI SEKOLAH LUAR BIASA YAPENAS SLEMAN.

7 37 134

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG BAGI ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN MELALUI METODE PERMAINAN SNOWBALL THROWING DI KELAS I SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 SLEMAN.

0 3 350

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPAKAIAN PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS IV DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

1 1 252

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENCUCI PAKAIAN PADA SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS VA DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 1 275

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS II DI SEKOLAH LUAR BIASA RELA BHAKTI I GAMPING.

0 0 275

Efektivitas model pembelajaran “rombel” terhadap kompetensi keterampilan vokasional siswa tunagrahita di Sekolah Luar Biasa Negeri Pembina Yogyaka

0 0 6