68
ban yang dimiliki subjek sebelum diberikan intervensi atau perlakuan. Pelaksanaan baseline A1 dilakukan selama 3 sesi. Setiap sesinya, subjek
diberi 20 butir tes perbuatan dan hasil perhitungan durasi waktu yang dibutuhkan subjek. Terdapat 4 indikator yang dinilai dalam tes mengukur
tekanan udara ban menggunakan Tire Pressure Gauge, yaitu kemampuan mengenal peralatan untuk mengukur tekanan udara ban, kemampuan
menjelaskan kegunaan alat, kemampuan mempraktekkan cara mengukur tekanan udara ban, dan kemampuan merapihkan alat. Kemudian, empat
indikator tersebut dibagi lagi sehingga jumlah keseluruhannya menjadi 20 soal tes perbuatan.
Skor yang diperoleh subjek pada setiap itemnya akan dinilai 1 poin jika subjek mampu melakukan tes dengan syarat dan waktu yang
diberikan dibawah 2 menit. Skor 0 poin jika subjek belum mampu melakukan dan dengan waktu diatas 2 menit. Penilaian yang digunakan
dalam tes tersebut akan didapat nilai jumlah skor akhir yang diperoleh oleh subjek. Fase Baseline A1 dilakukan pada tanggal 3, 12 dan 13 Mei
2016. Adapun hasil Baseline A1 kemampuan mengukur tekanan udara ban pada subjek ASH adalah sebagai berikut:
a. Observasi ke-1
Pengambilan data pada sesi 1 dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2016. Pada observasi ke-1, subjek ditempatkan di ruang perbengkelan
tanpa di dampingi oleh guru keterampilan perbengkelan. Pelaksanaan perbengkelan pada sesi ini subjek terlihat malu-malu dan canggung
69
berhadapan dengan peneliti, namun subjek mau melakukan instruksi yang diberikan. Persentase keberhasilan yang diperoleh subjek pada
pelaksanaan tes kemampuan mengukur tekanan udara ban sebesar 45. Kesalahan tersebut terjadi karena subjek belum memahami komponen
dan langkah-langkah mengukur tekanan udara ban dengan alat Tire Pressure Gauge, seringkali ia bertanya pada temannya yang berada di
ruangan tersebut mengenai nama komponen yang ditunjuk oleh peneliti. Selain itu, seringkali subjek lupa dengan nama komponen dan langkah-
langkahnya tidak beraturan. Adapun keberhasilan tes kemampuan mengukur tekanan udara ban yang dilakukan subjek sebanyak 9 nomor
yaitu mengetahui alat kompresor, mengetahui ventil ban, mengetahui jenis ban kendaraan, menyambungkan selang udara ke alat, menyalakan
kompresor, memutar tutup ventil ban, menutup ventil ban, dan mematikan atau menutup kran kompresor.
b. Observasi ke-2
Observasi ke-2 dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2016. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kesalahan yang dilakukan subjek dalam
mengukur tekanan udara ban lebih sedikit dibandingkan kesalahan pada observasi ke-2. Presentase keberhasilan pada sesi ke-2 ini tidak jauh
berbeda dengan sesi ke-1, karena subjek seringkali lupa dengan nama komponen dan langkah-langkah nya tidak beraturan. Hasil tes
kemampuan mengukur tekanan udara ban pada sesi ke-2 ini lebih meningkat 5 dari sesi ke-1 yaitu sebesar 50. Adapun keberhasilan tes
70
kemampuan mengukur tekanan udara ban yang dilakukan subjek sebanyak 10 nomor yaitu mengetahui alat kompresor, mengetahui ventil
ban, mengetahui jenis ban kendaraan, menyambungkan selang udara ke alat, menyalakan kompresor, memutar tutup ventil ban, menutup ventil
ban, mematikan atau menutup kran kompresor, dan melepas alat dari kompresor.
c. Observasi ke-3
Observasi ke-3 dilaksanakan pada tanggal 14 Mei 2016. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa persentase keberhasilan yang diperoleh
subjek sama seperti sesi ke-2 yaitu sebesar 50. Pada sesi ke-3 tidak jauh berbeda dengan sesi-2 yaitu subjek seringkali lupa dengan nama
komponen dan langkah-langkah yang tidak beraturan. Adapun keberhasilan tes kemampuan mengukur tekanan udara ban yang
dilakukan subjek sebanyak 10 nomor yaitu mengetahui alat kompresor, mengetahui
ventil ban,
mengetahui jenis
ban kendaraan,
menyambungkan selang udara ke alat, menyalakan kompresor, memutar tutup ventil ban, menutup ventil ban, mematikan atau menutup kran
kompresor, dan melepas alat dari kompresor. Berdasarkan hasil pengukuran pada fase Baseline A1 terhadap
kemampuan subjek dalam keterampilan mengukur tekanan udara ban dapat dijelaskan melalui tabel display sebagai berikut ini: