20
Lebih lanjut menurut Ditjen Diklusepa 2003: 8 pendidikan kecakapan hidup life skills memiliki tujuan, yaitu:
“pendidikan life skills yang diselenggarakan melalui jalur pendidikan
luar sekolah
bertujuan untuk
meningkatkan ketrampilan, pengetahuan, dan sikap warga belajar di bidang
pekerjaan usaha tertentu sesuai dengan bakat dan minatnya sehingga mereka memiliki bekal kemampuan untuk bekerja atau
berusaha mandiri yang dapat meningkatkan kualitas hidupnya.” Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
tujuan penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup life skills adalah pendidikan yang mengarahkan peserta didik untuk menghadapi
tantangan dunia kerja, membuka peluang usaha, mampu memecahkan masalah yang dihadapi dengan pengetahuan dan keterampilan yang
didapatkan selama proses pembelajaran.
c. Ciri Pembelajaran Kecakapan Hidup
Pembelajaran pendidikan kecakapan hidup life skills haruslah membawa peserta didik berani menghadapi permasalahan hidup,
peserta didik juga dituntut dapat bekerja sama dan secara aktif mencari dan menemukan pemecahan untuk mengatasi permasalahan. Menurut
Depdiknas 2003 dalam buku Anwar 2004:21 ciri pembelajaran
kecakapan hidup adalah :
1 Terjadinya proses identifikasi kebutuhan belajar
2 Terjadinya proses penyadaran untuk belajar bersama
3 Terjadi keselarasan kegiatan belajar untuk mengembangkan
diri,belajar,usaha mandiri,usaha bersama 4
Terjadi proses penguasaan kecakapan personal,vokasional, akademik,manajerial,kewirausahaan
5 Terjadi proses pemberian pengalaman dalam melakukan
pekerjaan dengan benar,menghasilkan produk bermutu
21
6 Terjadi proses interaksi saling belajar dari ahli
7 Terjadi proses penilaian kompetensi
8 Terjadi pendampingan teknis untuk bekerja atau membentuk
usaha bersama Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciri
pembelajaran kecakapan
hidup haruslah
dapat memberikan
pengetahuan yang baik, memberikan kemampuan keterampilan supaya peserta didik dapat cakap. Dalam proses pembelajaran peserta didik
juga diajak untuk berbagi pengalaman dan bertukar pikiran dalam memikirkan jalan keluar dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
d. Karakteristik Kecakapan Hidup
Penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup hendaknya memperhatikan karakteristik atau ciri-cirinya agar tercapai tujuan yang
diharapkan dan
memenuhi kebutuhan
yang diinginkan
dan
berkelanjutan dengan baik.
Ciri pembelajaran life skills menurut Anwar, 2006; 21 adalah : 1 terjadi proses identifikasi kebutuhan belajar,
2 terjadi proses penyadaran untuk belajar bersama, 3 terjadi keselarasan kegiatan belajar untuk mengembangkan
diri,belajar, usaha mandiri, usaha bersama, 4 terjadi proses penguasaan kecakapan personal, sosial,
vokasional, akademik, manjerial, kewirausahaan, 5 terjadi proses pemberian pengalaman dalam melakukan
pekerjaan dengan benar, menghasilkan produk bermutu, 6 terjadi proses interaksi saling belajar,
7 terjadi proses penilaian kompetensi, 8 terjadi pendampingan teknis untuk bekerja atau membentuk
usaha bersama. Program pendidikan kecakapan hidup yang terjadi melalui
berbagai proses dan saling terkait dapat dilaksanakan dalam pendidikan baik formal maupun informal, seharusnya wajib dan penting untuk
22
dilaksanakan dan dikembangkan demi mendukung pencapaian kehidupan yang jauh lebih baik dan bermakna. Melalui pendidikan
kecakapan hidup masing-masing individu dapat menyadari dan
membantu terciptanya pola pikir yang dinamis Anwar, 2006 : 55. e.
Konsep Kecakapan Hidup
Konsep kecakapan hidup terdiri dari Generic Life Skills dan Specific Life Skills. Generic life skills termasuk dalam soft skill yakni
keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain Inter- Personal Skill dan keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri Intra-
Personal Skill yang mampu mengembangkan untuk kerja secara maksimal, meliputi kecakapan personal seperti pengambilan keputusan
yang menentukan seseorang dapat maju, berkembang dan kecakapan sosial seperti bekerjasama dan melakukajn kemitraan dengan baik,
komunikasi secara baik sehingga terjalin solidaritas. Sedangkan untuk Specific Life Skill yang merupakan penguasaan ilmu pengetahuan
tekhnologi dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya atau disebut Hard skill terdiri dari kecakapan akademik dan
kecakapan vokasional.
Kecakapan akademik yang seringkali juga disebut kemampuan berpikir ilmiah pada dasarnya merupakan pengembangan dari kecakapan
berfikir rasional masih bersifat umum, kecakapan akademik sudah mengarah kepada kegiatan yang bersifat akademikkeilmuan. Kecakapan
akademik mencakup antara lain kecakapan melakukan identifikasi
23
variabel dan menjelaskan hubungannya pada suatu fenomena tertentu identifying variables and describing relationshipamong them,
merumuskan hipotesis terhadap suatu rangkaian kejadian constructing hypotheses serta merancang dan melaksanakan penelitian untuk
membuktikan gagasan atau keingintahuan. Kecakapan yang lebih khusus yakni dapat dikatakan kecakapan
vokasional “Kecakapan vokasional seringkali disebut dengan kecakapan “kejuruan” artinya kecakapan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan
tertentu yang terdapat di masyarakat” Anwar, 2006: 31. “Antara generic life skill dengan specific life skill yaitu antara
kecakapan mengenal diri, kecakapan berfikir rasional, kecakapan sosial dan kecakapan akademik serta kecakapan vokasional tidak
berfungsi secara terpisah-pisah atau tidak terpisah secara ekslusif. Hal yang terjadi adalah peleburan kecakapan-kecakapan tersebut,
sehingga menyatu menjadi sebuah tindakan individu yang
melibatkan aspek fisik, mental, emosional, dan intelektual” Anwar, 2006: 31.
Pendidikan berorientasi kecakapan hidup bagi seorang individu sebagai bekal dalam menghadapi dan memecahkan problema hidup dan
kehidupan baik sebagai pribadi yang mandiri, warga masyarakat maupun sebagai warga negara.
1 Kecakapan Personal
Kecakapan yang dimiliki oleh seseorang untuk memiliki kesadaran atas eksistensi dirinya dan kesadaran akan potensi dirinya.
Kesadaran akan eksistensi diri merupakan kesadaran atas keberadaan diri. Kesadaran atas keberadaan diri dapat dilihat dari beberapa sisi.
24
Misalnya kesadaran diri sebagai makhluk Allah, sebagai makhluk sosial, sebagai makhluk hidup, dan sebagainya. Kesadaran akan potensi diri
adalah kesadaran yang dimiliki seseorang atas kemampuan dirinya. Dengan kesadaran atas kemampuan diri itu seseorang akan tahu
kelebihan dan kekurangannya, kekuatan dan kelamahannya. Dengan kesadaran eksistensi diri dan potensi diri, seseorang akan dapat
menempuh kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan dan mampu
memecahkan masalah hidup dan kehidupannya. Kecakapan personal Personal Skill terdiri dari:
a Kecakapan Mengenal Diri Self-Awarness Skill
Kecakapan mengenal diri meliputi kesadaran sebagai makhluk Tuhan, kesadaran akan eksistensi diri, dan kesadaran akan potensi diri.
Kecakapan mengenal diri pada dasarnya merupakan penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan, makhluk sosial, bagian dari lingkungan, serta
menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, sekaligus meningkatkan diri agar bermanfaat bagi diri sendiri dan
lingkungannya. Walaupun mengenal diri lebih merupakan sikap, namun diperlukan kecakapan untuk mewujudkannya dalam perilaku keseharian.
Mengenal diri akan mendorong seseorang untuk beribadah sesuai agamanya, berlaku jujur, bekerja keras, disiplin, terpercaya, toleran
terhadap sesama, suka menolong serta memelihara lingkungan. Sikap- sikap tersebut tidak hanya dapat dikembangkan melalui pelajaran agama
dan kewarganegaraan, tetapi melalui pelajaran kimia sikap jujur contoh:
25
tidak memalsukan data hasil praktikum dan disiplin contoh : tepat waktu, taat aturan yang disepakati, dan tata tertib laboratorium tetap
dapat dikembangkan.
b Kecakapan Berpikir Thinking Skill
Kecakapan berpikir merupakan kecakapan menggunakan pikiran
atau rasio secara optimal. Kecakapan berpikir meliputi :
1. Kecakapan Menggali dan Menemukan Informasi Information
Searching. Kecakapan menggali dan menemukan informasi memerlukan keterampilan dasar seperti membaca, menghitung, dan
melakukan observasi. Dalam ilmu kimia, observasi melalui
pengamatan sangat penting dan sering dilakukan.
2. Kecakapan Mengolah Informasi Information Processing
Informasi yang telah dikumpulkan harus diolah agar lebih bermakna. Mengolah informasi artinya memproses informasi
tersebut menjadi suatu kesimpulan. Untuk memiliki kecakapan mengolah informasi ini diperlukan kemampuan membandingkan,
membuat perhitungan tertentu, membuat analogi sampai membuat analisis sesuai informasi yang diperoleh.
3. Kecakapan Mengambil Keputusan Decision Making
Setelah informasi diolah menjadi suatu kesimpulan, tahap berikutnya adalah pengambilan keputusan. Dalam kehidupan sehari-
hari, seseorang selalu dituntut untuk membuat keputusan betapun kecilnya keputusan tersebut. Karena itu siswa perlu belajar
26
mengambil keputusan dan menangani resiko dari pengambilan keputusan tersebut.
4. Kecakapan Memecahkan Masalah Creative Problem Solving Skill
Pemecahan masalah yang baik tentu berdasarkan informasi yang cukup dan telah diolah. Siswa perlu belajar memecahkan masalah
sesuai dengan tingkat berpikirnya sejak dini. Selanjutnya untuk memecahkan masalah ini dituntut kemampuan berpikir rasional,
berpikir kreatif, berpikir alternatif, berpikir sistem dan sebagainya. Karena itu pola-pola berpikir tersebut perlu dikembangkan di
sekolah, dan selanjutnya diaplikasikan dalam bentuk pemecahan masalah
2 Kecakapan Sosial
Kemampuan individu untuk berkomunikasi efektif dengan orang lain baik secara verbal maupun nonverbal sesuai dengan situasi dan
kondisi yang ada pada saat itu, di mana keterampilan ini merupakan perilaku yang dipelajari. Remaja dengan kecakapan sosial akan mampu
mengungkapkan perasaan baik positif maupun negatif dalam hubungan interpersonal, tanpa harus melukai orang lain. Kecakapan sosial
membawa orang untuk lebih berani berbicara, mengungkapkan setiap perasaan atau permasalahan yang dihadapi dan sekaligus menemukan
penyelesaian yang adaptif, sehingga mereka tidak mencari pelarian ke hal-hal lain yang justru dapat merugikan diri sendiri maupun orang
lain.
27
Mu’tadin 2006 mengemukakan bahwa salah satu tugas perkembangan yang harus dikuasai remaja yang berada dalam fase
perkembangan masa remaja madya dan remaja akhir adalah memiliki kecakapan sosial social skills untuk dapat menyesuaikan diri dengan
kehidupan sehari-hari. Kecakapan sosial tersebut meliputi kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain, menghargai diri
sendiri dan orang lain, mendengarkan pendapat atau keluhan dari orang lain, memberi atau menerima feedback, memberi atau menerima
kritik, bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku, dsb. Apabila keterampilan sosial dapat dikuasai oleh remaja pada fase tersebut maka
ia akan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Hal ini berarti pula bahwa sang remaja tersebut mampu mengembangkan
aspek sosial dengan maksimal. Ahmadi 2004: 100 menyebutkan bahwa kecakapan sosial
adalah kemampuan untuk memperoleh timbal balik antara individu ke individu atau golongan di dalam usaha mereka untuk memecahkan
persoalan yang dihadapinya. Kecakapan sosial secara umum meliputi kemampuan bekerja sama dengan orang lain, dalam proses
pembelajaran yang ditekankan adalah bekerja sama dalam kelompok belajar. Kecakapan sosial juga meliputi kemampuan untuk bertanya,
kemampuan menyampaikan pendapat, dan kemampuan menjadi pendengar yang baik. Selain itu mengenai pengertian peran orang tua
juga diungkapkan oleh Ahmadi 2004: 163 yaitu fungsi atau tingkah
28
laku yang diharapkan oleh anak dari orang tua. Peran orang tua dalam proses belajar siswa adalah memperhatikan kemajuan pendidikan anak
dan memberikan bimbingan belajar. Bimbingan belajar yang diberikan bukan hanya dengan menyerahkan pada lembaga bimbingan belajar
atau guru les, tetapi juga terlibat dalam kegiatan belajar. Orang tua juga perlu menciptakan kondisi belajar yang baik, memberikan fasilitas
belajar, serta memberikan dorongan untuk belajar. Kecakapan sosial disebut juga kecakapan antar-personal inter-
personal skill, yang terdiri atas : a.
Kecakapan Berkomunikasi
Yang dimaksud berkomunikasi bukan sekedar menyampaikan pesan, tetapi komunikasi dengan empati. Menurut Depdiknas 2002 :
empati, sikap penuh pengertian, dan seni komunikasi dua arah perlu dikembangkan dalam keterampilan berkomunikasi agar isi pesannya
sampai dan disertai kesan baik yang dapat menumbuhkan hubungan harmonis. Berkomunikasi dapat melalui lisan atau tulisan. Untuk
komunikasi lisan, kemampuan mendengarkan dan menyampaikan gagasan secara lisan perlu dikembangkan. Berkomunikasi lisan dengan
empati berarti kecakapan memilih kata dan kalimat yang mudah dimengerti oleh lawan bicara. Kecakapan ini sangat penting dan perlu
ditumbuhkan dalam pendidikan. Berkomunikasi melalui tulisan juga merupakan hal yang sangat penting dan sudah menjadi kebutuhan
hidup. Kecakapan menuangkan gagasan melalui tulisan yang mudah
29
dipahami orang lain, merupakan salah satu contoh dari kecakapan berkomunikasi tulisan
b. Kecakapan Bekerjasama Collaboration Skill