Pelaksanaan Implementasi Strategi dalam Upaya Meningkatan Kecakapan Personal dan Sosial

71 “SKB Kota Yogyakarta menjalankan perencanaan strategis dengan menerapkan pengembangan program menggunakan semua anggaran dari APBD 2 mas sebagai tolak ukur bagaimana nanti implementasinya ” Hal serupa diungkapkan Bapak “TS” selaku pamong dari SKB Kota Yogyakarta, mengatakan bahwa: “SKB Kota Yogyakarta menjalankan perencanaan strategis dengan menerapkan pengembangan program mas sebagai tolak ukur bagaimana nanti implementasinya ” Berdasarkan hasil pengamatan tersebut maka, diketahui bahwa implementasi strategi yang digunakan dalam upaya meningkatan kecakapan personal dan sosial di SKB Kota Yogyakarta menggunakan perencanaan yang matang dengan memaksimalkan anggaran yang di dapat dari pemerintah untuk menjalankan prosedur pelaksanaan. Agar nantinya benar-benar memiliki pengaruh yang baik untuk meningkatkan kecakapan personal dan sosial setelah mengikuti pendidikan kecakapan hidup. Berikut ini akan diuraikan mengenai tahapan-tahapan pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup di SKB Kota Yogyakarta.

b. Pelaksanaan Implementasi Strategi dalam Upaya Meningkatan Kecakapan Personal dan Sosial

Generic Life Skills Pendidikan Kecakapan Hidup di SKB Kota Yogyakarta 1 Perencanaan Kegiatan Pendidikan Kecakapan Hidup di SKB Kota Yogyakarta Sebelum melaksanakan kegiatan pelatihan perlu diadakan perencanaan supaya sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Perencanaan pelaksananaan kegiatan pendidikan kecakapan hidup yang dilakukan oleh SKB Kota 72 Yogyakarta adalah menentukan tema pelatihan yang akan dilatih untuk peserta pelatihan sebelum pelatihan dimulai. Peserta pelatihan memilih terlebih dahulu pada pihak SKB Kota Yogyakarta dalam menetukan akan mengikuti pelatihan apa diantara pelatihan yang akan diadakan seperti pelatihan komputer, pelatihan tata boga, pelatihan menjahit. Kemudian tahap selanjutnya adalah membagi tugas untuk para pamong, setelah itu dari pihak SKB Kota Yogyakarta menyiapakan tutor yang berkompeten dan menyiapkan alat dan bahan untuk berjaga-jaga apabila ada peserta pelatihan yang lupa atau kekurangan alat dan bahan serta labruangan khusus pelatihan untuk menunjang kegiatany nanti. Warga belajar tidak usah menyiapkanmembawa alat dan bahan sendiri yang akan digunakan dalam kegiatan, karena semua alat dan bahan yang diperlukan sudah disediakan oleh pihak SKB. Seperti yang diungkapkan Bapak “TS” selaku pamong dari SKB Kota Yogyakarta, mengatakan bahwa: “Untuk perencanaan pelaksanaan pelatihan dari peserta tinggal berangkat pelatihan tidak usah membawa alat dan bahan, dari kita pihak SKB sudah menyediakan semua dari ruangan, alat dan bahan lengkap semua sudah tersedia .“ Hal serupa juga diungkapkan oleh “IS” selaku tutor SKB Kota Yogyakarta, mengatakan bahwa : “Waktu perencanaan dari kita bagi tugas untuk menyiapkan semua ruangan, alat dan bahan secara lengkap mas khususnya untuk komputer juga sudah terinstal software-software update sesuai yang dibutuhkan sekarang ” 73 Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak “M” selaku kepala SKB Kota Yogyakarta, mengatakan bahwa: “Semua sudah terencana dengan baik mas pastinya apa yang dibutuhkan untuk pelatihan sudah tersedia lengkap” Berdasarkan pernyataan informan dan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, terlihat bahwa dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan yang dilakukan oleh SKB Kota Yogyakarta adalah memberi keleluasaan bagi peserta pelatihan untuk menentukan sendiri pelatihan apa yang akan di ikuti tanpa harus memikirkan alat dan bahan khusus yang dibutuhkan. Hal ini dimaksudkan agar pada saat pelatihan para peserta bersemangat dan termotivasi untuk mengikuti pelatihan karena sudah tersedia alat dan bahan yang lengkap sehingga pelatihan dapat berjalan dengan lancar. Tema yang dimaksud adalah tentang pelatihan apa yang akan di ikuti hanya dapat mengikuti 1 pelatihan saja tiap peserta, diantara 3 pilihan peltihan yaitu pelatihan komputer, pelatihan tata boga, pelatihan menjahit yang telah didiskusikan sebelum pelatihan dilaksanakan. Kemudian membagi tugas untuk para pamong dan tutor pelatihan supaya pada saat para peserta pelatihan mengalami kesulitan dapat dibantu oleh pamong dan tutor. Sehingga, tujuan meningkatakan kecakapan personal dan sosial Generic Life Skills dalam pendidikan kecakapan hidup dapat tercapai dengan baik. Setelah itu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam pelatihan untuk masing-masing peserta pelatihan agar tidak terjadi kekurangan alat dan bahan. Sehingga memberikan 74 suasana belajar yang kondusif. Alat dan bahan yang dibutuhkan berkaitan dengan ruangan yang akan dipakai tempat pelatihan dan alat serta bahan yang dibutuhkan untuk proses pelatihan. 2 Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Kecakapan Hidup di SKB Kota Yogyakarta Tahap selanjutnya setelah perencanaan pelaksanaan kegiatan pendidikan kecakapan hidup, selanjutnya akan dibahas secara rinci mengenai pelaksanaan kegiatan pendidikan kecakapan hidup di SKB Kota Yogyakarta. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan setelah tahap perencanaan selesai dilakukan oleh jajaran pengurus dan staff. Berikut ini akan diuraikan mengenai komponen-komponen dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan kecakapan hidup di SKB Kota Yogyakarta. a Materi pembelajaran Materi pembelajaran penting untuk dapat meningkatkan pengetahuan tentang pendidikan formal maupun nonformal. Materi pembelajaran yang diberikan di SKB Kota Yogyakarta yaitu tentang pelatihan komputer, pelatihan tata boga, pelatihan menjahit. Dalam pelaksanaan pelatihan komputer, pelatihan tata boga, pelatihan menjahit menggunakan materi pembelajaran yang telah disusun oleh tutor yang telah disesuaikan dengan permintaan dari pamong dan sesuai kebutuhan peserta pelatihan. Para tutor SKB Kota Yogyakarta lebih sering melakukan praktek daripada ceramah. Pelatihan keterampilan komputer, tata boga, dan menjahit ini bertahap 75 sesuai tingkat kesulitan. Materi pelatihan komputer terdiri dari cara-cara menggunakan komputer dengan baik dan benar dan menggunakan aplikasi Microsoft Office. Untuk materi pelatihan tata boga seperti bagaimana membuat kue, risoles, dan pudding. Sedangkan untuk materi pelatihan menjahit yaitu teknik-teknik menjahit, cara menggunakan alat-alat menjahit dengan benar,dan cara membuat pola-pola jahitan pada baju. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh bapak “IS” selaku tutor SKB Kota Yogyakarta, mengatakan bahwa bahwa: “Biasanya kita kalau pelatihan bertahap mas, misal kalau tahap dasar awalnya kita belajar cara menggunakan komputer dengan benar, kemudian mempelajari aplikasi-aplikasinya. Kemudian akan meningkat ke penggunaan salah satu aplikasinya mas, jadi diajarkan supaya bisa dulu, kemudian baru naik ke tahap selanjutnya sesuai tingkat kesulitan mas” Hal serupa juga diperkuat oleh Ibu “SH” selaku tutor SKB Kota Yogyakarta , menyatakan bahwa” “Awal pelatihan kita biasanya mengenalkan dari yang mudah dulu mas kalau untuk tata boga seperti cara menggunakan peralatan dengan benar karena itu yang paling mudah mas.” Ketika pelatihan berlangsung para peserta pelatihan akan diberi materi yang sesuai tahapan pertemuan yang sudah dicapai. Hal tersebut juga diungkapkan oleh Ibu “AN” selaku peserta pelatihan, mengatakan bahwa : “Kalau untuk materi pelatihan kita biasanya bertahap dari berapa kali pertemuan yang sudah dicapai, jadi saat pelatihan sudah dimulai sebisa mungkin kita harus termotivasi untuk berangkat agar tidak tertinggal materi yang diajarkan mas.” Sehingga dapat disimpulkan bahwa materi pembelajaran yang disampaikan dapat berupa cara menggunakan dan proses 76 pengolahanpembuatan. Peserta dilatih untuk praktek langsung dan aktif dalam kegiatan pelatihan dengan saling tanya jawab antara tutor dengan peserta pelatihan dan peserta pelatihan dengan peserta pelatihan. Praktek langsung akan membuat peserta pelatihan lebih cepat mengetahui tentang tahap-tahap materi yang diajarkan. b Persiapan pembelajaran Persiapan pembelajaran yang dilakukan adalah menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, selanjutnya tentang materi pembelajaran seluruhnya disesuaikan dengan materi pembelajaran yang dibutuhkan oleh peserta pelatihan. Persiapan juga dilakukan oleh Bapak “IM” selaku tutor SKB Kota Yogyakarta yang mengatakan bahwa: “Persiapan waktu ngisi materi tidak susah kok mas, soalnya kan cuma praktek di depan dan nanti peserta suruh memperagakan, jadi tidak perlu ada persiapan khusus, kan saya sudah bisa mas.” Ha l tersebut juga dikemukakan oleh Ibu “SH” selaku tutor yang mengatakan bahwa: “Pas nyiapin materi biasanya kita koordinasi dulu mas sama peserta, misal peserta ingin lanjut tahap materi selanjutnya, nanti mereka kita persiapkan bahan materinya, dari kita juga nyiapin alat dan bahan juga mas, jadi pas pelatihan misal ada yang kurang bahannya dari kita sudah nyiapin, dan kalau pas pelatihan kita tinggal ngisi, orang kita sudah bisa mas.” Saat pelatihan dilaksanakan bagi peserta sudah disiapkan alat dan bahan masing-masing sesuai arahan dari pihak pamong SKB Kota Yogyakarta . Hal tersebut juga diperkuat oleh “AN” selaku peserta pelatihan yang mengatakan bahwa: 77 “Saat pelatihan dari kita disuruh langsung berangkat cuma membawa alat tulis saja di SKB perlatan praktek yang dibutuhkan sudah ada lengkap .” Dapat disimpulkan bahwa semua persiapan pelatihan dipersiapkan oleh pengurus, pamong, dan tutor dengan baik. Materi pelatihan serta alat dan bahan sebelumnya telah dipersiapkan lengkap dengan mengatisipasi adanya kekurangan alat dan bahan bagi masing-masing peserta pelatihan. Sehingga, nantinya pelatihan berjalan kondusif dengan baik dan lancar serta tujuan pelatihan dapat tercapai. c Metode dan media pembelajaran Metode dan media yang digunakan dalam pembelajaran menentukan berhasil atau tidaknya proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode praktek langsung dan ceramah. Hal tersebut disesuaikan dengan tujuan sasaran program pendidikan kecakapan hidup. Sedangkan media yang digunakan untuk pembelajaran adalah untuk pelatihan komputer modul dan lab komputer lengkap, pelatihan tata boga perlatan memasak lengkap dan bahan-bahan sesuai materi yang akan dipraktekkan, pelatihan menjahit peralatan menjahit dan kain bahan . Seperti yang diungkapkan oleh “AN” selaku peserta pelatihan, mengatakan bahwa: “Waktu proses pembelajaran seringnya tu praktek mas, jadi untuk teorinya dikit mas, kalau banyak teori gak praktek ya sama aja bohong orang ini kita praktek buat pelatihan mas.” Penggunaan metode praktek dinilai paling cocok karena program ini merupakan pelatihan keterampilan, jadi dibutuhkan praktek langsung agar 78 lebih mudah diikuti dan dipahami oleh peserta pelatihan. Seperti yang disampaikan oleh Bapak “IM” selaku tutor pelatihan yaitu sebagai berikut: “Waktu pelaksanaan kegiatan kita banyaknya praktek mas, kalau cuma ngomong kita gak dong mas orang ini praktek pelatihan keterampilan jadi banyak prakteknya mas daripada kebanyakan teori mending langsung praktek, kalo kurang jelas ting gal tanya langsung.” Kegiatan pelatihan dapat dilihat pada lampiran dokumentasi kegiatan. Para peserta sedang berlatih menggunakan komputer, memasak, dan menjahit.. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa metode yang digunakan dalam proses pembelajaran lebih menekankan pada praktek langsung, dan media yang digunakan adalah langsung dengan alat dan bahan aslinya. Secara keseluruhan kesimpulan dari pelaksanaan kegiatan pelatihan pendidikan kecakapan hidup sebagai media pembelajaran keterampilan pada peserta pelatihan dan masyarakat yaitu materi yang diberikan berupa macam-macam pelatihankomputer, tata boga, dan menjahit. Perencanaan pembelajaran dilakukan oleh pamong dan tutor SKB Kota Yogyakarta yang sebelumnya telah dikoordinasikan dengan pengurus. Selanjutnya metode dan penggunaan media pembelajaran, metode yang digunakan adalah praktek. Media yang digunakan yaitu peralatan komputer lengkap, peralatan tata boga lengkap, peralatan menjahit lengkap. Dalam pelaksanaan pelatihan banyak membutuhkan media yang lain, seperti: 79 LCD maupun laptop, hanya saja materi dan keterangan yang langsung disampaikan lisan oleh tutor. 3 Evaluasi Kegiatan Pendidikan Kecakapan Hidup di SKB Kota Yogyakarta Evaluasi penyelenggaraan program pendidikan kecakapan hidup berguna untuk mengetahui keberhasilan suatu program. Hasil dari evaluasi berguna untuk meningkatkan kualitas program, dan memperbaiki hal-hal yang masih dianggap belum berhasil atau belum mencapai target. Evaluasi yang dilakukan oleh SKB Kota Yogyakarta dalam penyelenggaran kegiatan pendidikan kecakapan hidup ini ada panduan atau acuan yang baku. Pamong dan tutor biasanya membuat catatan pada setiap kegiatan dalam buku, jadi setiap agenda kegiatan dicatat untuk mengetahui kegiatan apa saja yang pernah dilakukan dan untuk melihat hasil pelatihan yang telah diperoleh dalam satu kegiatan, menerima konsultasi bagi peserta yang mengalami kesulitan setelah kegiatan pelatihan, kemudian ada jadwal khusus bagi pamong, tutor, dan staff untuk melakukan koreksi dari kegiatan yang telah dilakukan. Hal tersebut diungkapkan oleh Bapak “M” selaku Kepala SKB Kota Yogyakarta bahwa: “Setiap kegiatan yang ada atau sudah terlaksana biasanya di catat ke buku acara mas. Biar tau perkembangannya.” Hal serupa disampaikan oleh Bapak “IM” selaku tutor SKB Kota Yogyakarta mengatakan bahwa: 80 “Untuk evaluasi biasanya dari kita menerima konsultasi untuk peserta yang mengalami kesulitan setelah kegiatan pelatihan mas, ada jadwal khusus mas buat para tutor untuk melakukan koreksi dari kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya. Evaluasi atau koreksi digunakan untuk menilai kinerja apakah sudah sesuai dengan rencana kegiatan atau belum. Misal tutor kurang aktif dan masih kurang jelas dalam menyampaikan materi, sehingga pas pelatihan selanjutnya sudah dapat diperbaiki mas cara pengajaranya .” Selain pembukuan yang dilakukan seperti hal di atas, terkadang juga para pengurus melakukan follow up dengan bertanya kepada peserta pelatihan apakah sudah diterapkan atau belum. Hal ini disampaikan oleh “AN” selaku peserta pelatihan, mengatakan bahwa: “Kita biasanya setelah pelatihan didatangi oleh pengurus mas, ditanya- tanya soal pelatihan kemarin yang sudah kita ikuti, apakah kita sudah bisa membuatnya atau belum, kemudian sudah kita terapkan atau belum mas.” Dapat disimpulkan bahwa kegiatan evaluasi dalam kegiatan pendidikan kecakapan hidup yang dilakukan oleh SKB Kota Yogyakarta sudah memiliki acuan yang baku. Namun evaluasi masih dilakukan secara sederhana dengan mencatat setiap kegiatan dengan hasilnya dan melakukan follow up dengan bertanya kepada peserta pelatihan apakah sudah diterapkan atau belum, untuk mengetahui sejauh mana peserta pelatihan dapat mempraktekkan yang sudah diajarkan oleh tutor. Menerima konsultasi bagi peserta yang mengalami kesulitan setelah kegiatan pelatihan, serta ada jadwal khusus bagi para tutor dan pamong untuk koreksi dari kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya. Sehingga nantinya semua kegiatan yang telah dilakukan dapat dilihat apakah sudah sesuai dengan tujuan pelatihan, arah pelatihan serta program-program yang ada di dalam SKB Kota Yogyakarta dapat berjalan 81 dengan sebagaimana mestinya. Metode dan media yang digunakan dalam pembelajaran menentukan berhasil atau tidaknya proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan di SKB Kota Yogyakarta adalah metode praktek langsung dan ceramah. Hal tersebut disesuaikan dengan strategi sasaran program pendidikan kecakapan hidup. Sedangkan media yang digunakan untuk pembelajaran adalah untuk pelatihan komputer modul dan lab komputer lengkap, pelatihan tata boga peralatan memasak lengkap dan bahan-bahan sesuai materi yang akan di praktekkan, pelatihan menjahit peralatan menjahit dan kain bahan. Seperti yang diungkapkan oleh “AN” selaku peserta pelatihan, mengatakan bahwa: “Waktu proses pembelajaran seringnya tu praktek mas, jadi untuk teorinya dikit mas, kalau banyak teori gak praktek ya sama aja bohong orang ini kita praktek buat pelatihan mas ” Penggunaan metode praktek dinilai paling cocok karena program ini merupakan pelatihan keterampilan, jadi dibutuhkan praktek langsung agar lebih mudah diikuti dan dipahami oleh peserta pelatihan. Seperti yang disampaikan oleh Bapak “IM” selaku tutor pelatihan yaitu sebagai berikut: “Waktu pelaksanaan kegiatan kita banyaknya praktek mas, kalau cuma ngomong kita gak dong mas orang ini praktek pelatihan keterampilan jadi banyak prakteknya mas daripada kebanyakan teori mending langsung praktek, kalo kurang jelas tinggal tanya langsung ” Kegiatan pelatihan dapat dilihat pada lampiran dokumentasi kegiatan. Para peserta sedang berlatih menggunakan komputer, memasak, dan menjahit. 82

2. Hasil Implementasi Strategi yang Digunakan dalam Upaya