Definisi Opersional Variabel PENDAHULUAN

12 1. Perasaan senang Menurut Chaplin Bimo Walgito, 2010: 222 Perasaan adalah keadaan atau state individu sebagai akibat dari persepsi terhadap stimulus baik eksternal maupun internal. Sementara menurut Abu Ahmadi 1992:101 menjelaskan bahwa perasaan adalah suatu keadaan kerohanian atau peristiwa kejiwaan yang kita alami dengan senang atau tidak senang dalam hubungan dengan peristiwa mengenal dan bersifat subyektif. Sumadi Suryabrata 2004: 66 juga berpendapat bahwa perasaan adalah gejala psikis yang bersifat subjektif yang umumnya berhubungan dengan gejala mengenal, dan dialami dalam kualitas senang atau tidak senang dalam berbagai taraf Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa setiap aktivitas dan pengalaman yang dilakukan akan selalu diliputi oleh suatu perasaan, baik perasaan senang maupun perasaan tidak senang. Perasaan umumnya bersangkutan dengan fungsi mengenal artinya perasaan dapat timbul karena mengamati, menganggap, mengingat-ingat atau memikirkan sesuatu. Yang dimaksud dengan perasaan di sini adalah perasaan senang dan perasaan tertarik. “Perasaan merupakan aktivitas psikis yang di dalamnya subjek menghayati nilai-nilai dari suatu obje k.” Perasaan sebagai faktor psikis non intelektual, yang khusus berpengaruh terhadap semangat belajar. Jika seorang siswa mengadakan penilaian yang agak spontan melalui perasaannya tentang pengalaman belajar di sekolah, dan penilaian itu menghasilkan penilaian yang positif 13 maka akan timbul perasaan senang di hatinya akan tetapi jika penilaiannya negatif maka timbul perasaan tidak senang Wina Sanjaya, 2010:279. Menurut Winkel 2004: 211 siswa yang merasa senang terhadap guru atau bidang studi tertentu atau terhadap sekolah pada umumnya, ketika memasuki ruang kelas dengan membawa suasana hati baik dapat membantu dalam proses belajar mengajar. Perasaan senang akan mengembangan sikap positif ataupun minat dalam belajar. 2. Perhatian Menurut Mustaqim 2001: 72, perhatian adalah tenaga psikis tertuju pada suatu objek atau banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai aktivitas yang dilakukan. Sementara Winkel 2004: 206, menjelaskan perhatian adalah perasaan tertarik pada suatu masalah yang sedang dipelajari. Sedangkan, menurut Suryabrata 2005:14 perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan. Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa apabila seseorang ada perhatian pada suatu objek maka ada pemusatan tenaga psikis dan banyak sedikitnya kesadaran yang disertai aktivitas yang dilakukan. Aktivitas yang disertai dengan perhatian intensif akan lebih sukses dan prestasinya pun akan lebih tinggi. Maka dari itu, seorang guru harus selalu berusaha untuk menarik perhatian anak didiknya sehingga siswa mempunyai minat terhadap pelajaran yang diajarkannya. 14 Orang yang menaruh minatpadasuatuaktivitas akan memberikan perhatian yang besar. Ia tidak segan mengorbankan waktu dan tenaga demi aktivitas tersebut. Oleh karena itu seorang siswa yang mempunyai perhatian terhadap suatu pelajaran, ia pasti akan berusaha keras untuk memperoleh nilai yang bagus yaitu dengan belajar. Semakin banyak kesadaran yang disertai suatu aktivitas berarti semakin intensif perhatiannya. Perhatian sangatlah penting dalam mengikuti kegiatan dengan baik, dan hal ini akan berpengaruh pula terhadap minat siswa dalam belajar. Menurut Sri Rumini, 1998: 125-126, perhatian dibagi menjadi dua macam yaitu: perhatian selektif dan perhatian otomatis. 1 Perhatian Selektif Perhatian selektif merupakan perhatian yang ada di bawah kontrol individual, di mana individu memilih untuk memfokuskan pada sumber informasi istimewa dari lingkungan. 2 Perhatian Otomatis Perhatian otomatis merupakan proses perhatian yang terjadi tanpa usaha. Menurut Wina Sanjaya 2010: 269 dalam proses pembelajaran tugas dan tanggung jawab guru diantaranya adalah mendorong agar siswa memiliki tingkat perhatian yang tinggi. Terhadap materi pelajaran yang harus dikuasai, sebab melalui perhatian yang tinggi itulah, siswa akan berusaha memanfaatkan segala potensinya untuk keberhasilan belajar.

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS

1 5 66

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (Teams Games Tournaments) Peningkatan Motivasi Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournaments) Siswa Kelas IV MI M Gading 1 Klaten Utara

0 0 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SISWA KELAS IV SD NEGERI MANCASAN GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA.

0 0 242

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) PADA SISWA KELAS V SDN BRONGGANG, CANGKRINGAN SLEMAN.

0 0 260

View of MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SISWA KELAS V SDN NEROH 1 BANGKALAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS)

0 0 11

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) PADA SISWA KELAS V SDN PATRAKOMALA KOTA BANDUNG

0 0 7

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SIDOMUKTI

0 0 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS PADA MATERI LUAS BANGUN DATAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 4 KARANGTENGAH - repository perpustakaan

0 0 17