LAMPIRAN 1
27 konsep matematika yang diajarkan adalah konsep matematika sederhana atau
matematika permulaan yang sesuai untuk anak TK. Matematika permulaan merupakan kemampuan yang dapat dikuasai oleh seorang anak dalam
menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berkenaan dengan pola-pola, urutan, klasifikasi, konsep bilangan, konsep
bentuk geometri dengan menggunakan media-media konkret sebelum mengoperasikan simbol-simbol abstrak dan melakukannya melalui bermain.
Anak belajar menghubungkan objek nyata dengan simbol-simbol
matematis. Dijelaskan pula oleh Piaget Slamet Suyanto, 2005:56, pengenalan matematika sebaiknya dilakukan melalui penggunaan benda-benda konkret dan
pembiasaan penggunaan matematika agar anak dapat memahami matematika. Menurut Slamet Suyanto 2005:57 fungsi utama pengenalan matematika ialah
mengembangkan aspek perkembangan dan kecerdasan anak dengan menstimulasi otak untuk berpikir logis dan matematis.
2. Konsep Matematika untuk Anak Usia Dini
Matematika sangat penting dalam kehidupan. Setiap hari matematika digunakan dalam mendukung aktivitas sehari-hari, seperti belanja, mengukur, dan
lain sebagainya. Mengingat betapa pentingnya matematika dalam kehidupan sehari-hari, maka konsep matematika perlu dikenalkan sedini mungkin. Dalam
pendidikan anak usia dini, konsep matematika dapat dikenalkan dengan cara yang sesuai dengan karakteristik dan kemampuan anak.
LAMPIRAN 1
28 Secara umum konsep matematika untuk anak usia dini Slamet Suyanto,
2005:158 meliputi hal-hal berikut ini : a. Memilih, membandingkan, dan mengurutkan. Misalnya memilih balok yang
pendek, diteruskan ke balok yang lebih panjang sehingga membentuk urutan dari yang paling pendek menuju balok yang paling panjang.
b. Klasifikasi, yaitu mengelompokkan benda-benda ke dalam beberapa kelompok, untuk matematika bisa berdasarkan ukuran atau bentuknya.
c. Menghitung, yaitu menghubungkan antara benda dengan konsep bilangan, dimulai dari angka satu. Jika sudah mahir anak dapat melanjutkan menghitung
kelipatan, misalnya kelipatan dua, lima, atau sepuluh. d. Angka, yaitu simbol dari kuantitas. Anak bisa menghubungkan antara
banyaknya benda dengan simbol angka. e. Pengukuran, yaitu anak dapat mengukur ukuran suatu benda dengan berbagai
cara, mulai dari ukuran nonstandar menuju ukuran standar. Ukuran nonstandar, misalnya kaki, depa, dan jengkal. Sementara ukuran standar
menggunakan alat ukur standar, misalnya penggaris atau meteran. f.
Geometri, yaitu mengenal bentuk, luas, volume, dan area. g. Membuat grafik, misalnya guru membagi kartu merah, hijau, dan kuning
untuk anak yang suka apel, mangga, dan pisang. Lalu guru menyuruh anak untuk menempelnya di papan tulis yang telah diberi sumbu datar X dan
tegak Y. Maka akan tampak grafik yang menggambarkan banyaknya anak yang suka buah-buahan tersebut.
LAMPIRAN 1
29 h. Pola, misalnya guru memberi angka 1, 3, 6 lalu anak melanjutkannya dengan
suatu pola tertentu, bisa 9, 12, 15 atau bisa juga 1, 3, 6 lagi, atau 3, 6, 1. i.
Memecahkan masalah, yaitu kemampuan memecahkan persoalan sederhana yang melibatkan bilangan dan operasi bilangan.
Dari konsep umum untuk anak usia dini yang sudah dijabarkan, maka peneliti akan meningkatkan kemampuan klasifikasi pada anak kelompok A1 di
RA Al Husna.
3. Pengertian Kemampuan Klasifikasi