BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan suatu rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia sehingga manusia itu bertumbuh sebagai manusia yang utuh. yaitu
dengan cara belajar karena itu, sebagai pengajar kalau berbicara tentang belajar, tidak lepas dari mengajar. Mengajar dan belajar merupakan proses
kegiatan yang tidak bisa dipisahkan. Proses kegiatan tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sangat menentukan keberhasilah belajar
peserta didik Hodojo,1990:1. Oleh karenanya seorang guru menyiapkan anak didiknya agar mampu memecahkan berbagai problem kehidupan dan
mengingat betapa pentingnya peranan pendidikan terutama pendidikan metematika, sehingga perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh oleh
guru. Karena yang sering diterima oleh seoarang guru adalah masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika karena
dianggap suatu pelajaran yang sangat ditakutkan oleh siswa. Hal ini sesuai dengan anggapan guru dan banyak orang bahwa matematika itu sulit, sukar
dan menakutkan. Proses terjadinya belajar dan pembelajaran terutama matematika
tidak mudah untuk di amati oleh seorang guru. Karena itu, seorang guru memverifikasi tingkah laku siswa untuk disusun menjadi pola tingkah laku
yang akhirnya tersusunlah suatu model yang menjadi prinsip-prinsip belajar
1
bermanfaat sebagai bekal untuk memahami, mendorong dan memberi arahan kegiatan belajar. Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut di aplikasikan
kedalam pembelajaran disiplin ilmu tertentu. Matematika merupakan ilmu yang mempunyai sifat khas kalau
dibandingkan dengan disiplin ilmu yang lain. Karena peserta didik yang balajar dan mengajar matematika seyogyanya tidak disamakan dengan ilmu
yang lain. Karena peserta didik yang belajar matematika itupun berbeda- beda pula kemampuannya, maka kegiatan belajar dan mengajar haruslah
diatur sekaligus memperhatikan kemampuan yang belajar dan Hakikat matematika Hudojo, 1990:1.
Hal tersebut diatas sesuai dengan pendapat James dalam Ressuffendi, 1995: 42 dalam kamus metematikanya mengatakan bahwa
matematika adalah ilmu yang logika mengenai bentuk, susunan, dan konsep- konsep yang saling berbuhungan satu sama lainnya dengan jumlah yang
banyaknya terbagi kedalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri. Adapun dampak dari kesulitan siswa mamahami pelajaran
matematika terlihat dari prestasi belajar siswa yang kurang memuaskan, sehingga respon terhadap matematika sangat kurang. Penyebab kesuliatan
siswa dalam memahami matematika disebabkan karena siswa enggan untuk belajar dan berlatih mengerjakan soal yang sudah diberikan oleh seorang
guru. Guru harus peka terhadap kondisi siswa yang demikian, maka guru harus memberikan motivasi kepada siswa, sehingga siswa yakin bahwa
matematika merupakan pelajaran yang tidak menakutkan dan tidak sukar untuk dipelajari oleh siswa.
Dengan demikian dapat diuraikan bahwa rendahnya matematika yang kurang baik, bukan semata-mata karena ketidakberdayaan dan
ketidakmampuan siswa dalam menerima dan memahami matematika tetapi kemungkinan hal ini terjadi sistem, metode penyampaian pengajaran yang
kurang sesuai dengan pelajaran matematika, sehingga menyebabkan siswa kesulitan dalam mengerjakan soal-soal matematika sub pokok trigonometri
maka untuk menghindari masalah tersebut melalui langkah-langkah dan proses tersendiri perlu dilakukan oleh siswa dalam megerjakan sebuah soal
matematika yaitu dilakukan secara bertahap. Tahap pertama diawali dengan menganalisa apa yang dilakukan yang
ditanyakan, mencari rumus-rumus dalam matematika yang sesuai dengan permasalahan, kemudian yang terakhir setelah diselesaikan secara matematis
maka dikembangkan lagi pada permasalahan semula. Adapun kemampuan dalam menyelesaikan soal-soal matemaika
yaitu dapat dilihat dari kemampuan siswa menyelesaikan setiap tahap penyelesaian. Tetapi masih banyak siswa yang mengerjakan semuanya
sering terjadi kesalahan dalam setiap langkah penyelesaian, kesalahan siswa tidak harus dari segi kebetulan saja tatapi sering kali kesalahan yang sama
terjadi terus menerus dari tingkat dasar sampai tingkat yang lebih tinggi. Berdasarkan fenomina yang ada dilapangan masih banyak seorang guru
yang belum memanfaatkan tes atau tugas-tugas yang diberikan kepada siswa
umumya guru menulis jawaban benar dan salah. Bahkan dalam metode belajar matematika masih banyak yang sesuai sehingga menyebabkan
ketidak mampuan siswa dalam mengejakan soal-soal. Melihat latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk malakukan
penelitian tentang tingkat kesalahan yang dilakukan siswa kelas X di SMA Negeri 1 Waru. sehingga penulis malakukan penelitian yang berjudul ”
Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pokok bahasan trigonometri di kelas X SMA Negeri 1 Waru tahun ajaran 2012-2013.
B. PERMASALAHAN 1. Rumusan Masalah