Instrumen Penelitian METODE PENELITIAN

a. Jenis Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini di gunakan dua macam instrumen, yaitu instrumen untuk perlakuan dan instrumem untuk mengatahui hasil perlakuan. 1. Instrumen untuk pelakuan dapat berupa rencana pembelajaran dan kuis atau latihan soal, untuk intrumen yang pertama ini tidak di jadikan sebagai alat pengumpul data, hanya di gunakan untuk memantapkan materi trigonometri yang telah di berikan oleh guru yang bersangkutan. 2. Instrumen untuk mengatahui hasil perlakuan alat pengumpul data berupa lembar tes yang berisi soal-soal tentang meteri trigonometri. Tentang tes yang di maksud telah peneliti jelaskan pada bagian metode pengumpulan data. b. Uji Coba Instrumen Jika seorang peneliti menggunakan instrumen terstandar dibuat oleh para pakar yang handal, maka instrumen tidak perlu diuji cobakan Arikunto,2003:216. Karena berhubung instrumen penelitian di sini dibuat sendiri oleh peneliti, maka perlu diadakan tes uji coba. Instrumen yang diuji cobakan hanya berupa tes. Tes uji coba instrumen dilaksanakan terhadap 10 orang siswa kelas X-1. SMA Negeri Pakong sedangkan penelitiannya dilaksanakan terhadap siswa kelas X-2 SMA Negeri 1 waru dengan jumlah murid 37 siswa. Adapun tujuan uji coba intrumen tersebut adalah : - Memilih butir-butir soal yang memenuhi kteteria - Mengetahui apakah setiap petunjuk, uraian pertanyaan, dan lain-lain bersangkutan dengan istrumen benar-benar sudah dimengerti oleh siswa sehingga pada akhirnya uji coba mungkin diadakan perbaikan atau pengayaan. - Mengatur waktu yang di perlukan siswa untuk mengerjakan tes. - Mengetahui variasi jawaban siswa. Menurut Arikunto 2003:223, tujuan uji coba yang paling penting adalah agar dari kegiatan tersebut dapat diketahui: validitas tes test validity, reliabilitas tes test reliability, taraf kesukaran difficulty index, dan daya pembeda discriminating power. Berikut akan dijelaskan secara singkat tentang istilah-istilah di atas: 1. Validitas tes test validity Validitas tes yakni tingkat sesuatu tes mampu mengukur apa yang hendak diukur. Dalam penelitian ini, untuk mengukur validitas tes, peneliti menggunakan rumus korelasi yang dikemukakan oleh pearson yang di kenal dengan rumus korelasi product-moment: Sebetulnya ada tiga rumus dalam menghitung korelasi ini, namun peneliti menggunakan rumus yang ketiga, yaitu rumus angka kasar. r xy = N ∑ xy − ∑ x ∑ y √ N ∑ x 2 − ∑ x 2 N ∑ y 2 − ∑ y 2 Keterangan: r xy =koefisien korelasi product moment validitas N=jumlah peserta tes Y=Nilai tes untuk tiap item soal Y=Nilai total tes untuk tiap satu peserta tes Keuntungan menggunakan rumus ini dibandingkan dua rumus lain: a. tidak usah mencari X-X dan Y-Y yang berarti menambah langkah. b. Hasil pengurangan X-X dan Y-Y umumnya merupakan bilangan pecahan sehingga walaupun merupakan bilangan kecil, tetapi dituliskan dalam pecahan desimal yang terdiri dari dua sampai empat angka dibelakang koma. Namun ada resiko salah meletakkan koma. c. Dengan rumus angka kasar ini, dapat langsung dihitung dengan kalkulator. Pekerjaannya akan lebih cepat. d. Jika menggunakan tabel dalam perhitungannya, hanya harus membuat 5 kolom nilai, yaitu X ,Y , X 2 ,Y 2 ,danXY . Bahkan kalau menggunakan kalkulator statistik, hanya diperlukan kolom X dan Y saja. Setelah diperoleh nilai r, lalu dikonsultasikan ke tabel r - product moment. Namun ada cara lain yang lebih sederhana daripada menggunakan tabel r-product moment. Yaitu menggunakan interpretasi terhadap koefisien korelasi yang diperoleh, atau nilai r. Interpretasi tersebut adalah sebagai berikut: TABEL 3. 1 Patokan interpretasi Nilai r korelasiValiditas Besarnya nilai r Interpretasi 0,000 – 0,199 0,200 – 0,399 0,400 – 0,599 0.600 – 0,799 0,800 – 0,100 Korelasinya Validitasnya sangat rendah Korelasinya Validitasnya sendah Korelasinya Validitasnya agak rendah Korelasinya Validitasnya cukupsedang Korelasinya Valitasnya tinggi Arikunto,2002:243-245 Apabila r diperoleh angka negatif, berarti korelasinya validitasnya menunjukkan kebalikan urutan dari tabel di atas. 2. Reliabilitas tes test reliability Reliabilitas tes yakni ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Dalam penelitian ini, untuk mengukur reliabilitas tes, peneliti menggunakan rumus yang dikenal dengan Rumus Alpha: r 11 = n n−1 1− ∑ s i2 s t 2 Keterangan : r 11 = koefisien realibililtas tes N = banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes 1 = bilangan konstan ∑ s i 2 = jumlah varians skor dari tiap-tiap butir item s t2 = varians total Dengan penjelasan lebih lanjut, bahwa : ∑ s i 2 = s 1 2 + s i 2 2 + s i 3 2 + s i 4 2 + s i 5 2 s i 1 2 = ∑ X i 1 2 − ∑ X i 1 2 N N s i 2 2 = ∑ X i 2 2 − ∑ X i 2 2 N N s i 3 2 = ∑ X i 3 2 − ∑ X i3 2 N N s i 4 2 = ∑ X i 4 2 − ∑ X i 4 2 N N s i5 2 = ∑ X i 5 2 − ∑ X i5 2 N N Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes r 11 pada umumnya digunakan patokan tabel di bawah ini. TABEL 3.2 Patokan Interpretasi Reliabilitas Besarnya nilai r 11 Interpretasi atau=0,70 0,70 Tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi reliable Tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi un-reliable. Sudiono,2006:208-209 3. Taraf kesukaran difficulty index Taraf kesukaran adalah kemampuan tes tersebut dapat menjaring banyaknya peserta tes yang dapat mengerjakan dengan betul. Dalam penelitian ini, untuk mengukur taraf kesukaran, peneliti menggunakan rumus: I= B N Keterangan: I = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal B = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal N = Banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksud benarsalah Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin sulit soal tersebut. Sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh, makin mudah soal tersebut. Kriteria indeks soal itu ada pada tabel dibawah ini: TABEL 3.3 Patokan Interpretasi Taraf Kesukaran Besarnya nilai I Interpretasi 1.0 – 0,30 0,31 – 0,70 0,71 – 1,00 Soal kategori sukar Soal kategori sedang Soal kategori mudah Sudjana,2005:137 4. Daya pembeda discriminating power Daya pembeda adalah kemampuan tes dalam memisahkan antara peserta tes yang pandai dengan peserta yang kurang pandai. Salama penelitian ini, untuk mengukur daya pembeda, maka peneliti menggunakan rumus: DP= S A − S B I A × 100 Keterangan: DP = Indeks daya pembeda S A = Jumlah skor kelompok atas pada soal yang diolah S B = Jumlah skor kelompok bawah pada soal yang diolah I A =Jumlah skor ideal kelompok atasbawah Hamzah, 2003:81 Kemudian setelah diperoleh nilai DP, maka dapat diketahui interpretasinya dari tabel berikut ini: TABEL 3.4 Patokan Interpretasi Daya Pembeda Besarnya Angka Indeks diskriminan Item D Klasifikasi Interpretasi 0 – 0,19 0.20 – 0.39 0,40 – 0,69 0,70 – 1,00 Poor Satisfactory Good Excellent Butir item yang bersangkutan daya pembedanya jelek Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang cukup sedang Butir yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang baik Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang baik sekali

E. Teknik Analisis Data

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan jenis data yang dikumpulkan adalah data kualitatif. Maka untuk menganalisis data tersebut digunakan teknik analisis deskriptif yakni analisis yang bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal- soal trigonometri. Sedangkan untuk mengatahui besarnya prosentase dari tiap-tiap bentuk kesalahan, data-data tersebut harus dikuantitatifkan disajikan dalam bentuk angka-angka terlebih dahulu yakni dengan cara menjumlahkan seluruh kesalahan siswa tiap-tiap kategori dan secara keseluruhan. Berhubung data dalam penelitian ini merupakan data kualitatif, maka teknik pengolahan datanya perhitungan prosentase masing-masing bentuk kesalahannya cocok menggunakan perhitungan prosentase biasa, dengan rumus: P= F N x 100 Keterangan: P=Angka prosentase F=Frekuensi kesalahan yang dilakukan siswa perkategori N=jumlah kesalahan seluruh kategori Doniah,2007:36

BAB IV LAPORAN EMPIRIS

Pada bab ini, peneliti akan melaporkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama penelitian, mulai dari awal sampai akhir. Adapun kegiatan- kegiatan yang di maksud, dibagi dalam tiga tahap antara lain: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyajian data.

A. Tahap Persiapan

Selama tahap persiapan, terdapat beberapa kegiatan diantaranya. 1. Tanggal 12 April 2012, peneliti mengajukan judul penelitian. 2. Tanggal 15 April 2012, acc judul penelitian oleh fakultas. 3. Tanggal 11 Mei – 11 April 2013, Peneliti menyusun proposal penelitian. 4. Tanggal 12 April 2013, peneliti mengkonsultasikan proposal penelitian kepada dosen pembimbing. 5. Tanggal 15-17 April 2013, peneliti merivisi proposal penelitian. 6. Tanggal 18 April 2013, peneliti mengkonsultasikan proposal penelitian yang sudah di revisi kepada dosen pembimbing. 7. Tamggal 19 April 2013, peneliti menemui kepala dan guru matematika SMA Negeri I Pakong sekaligus menemui kepala dan guru matematika SMA Negeri I Waru untuk menjelaskan maksud diadakannya penelitian. 8. Tanggal 20 April 2013, acc proposal penelitian oleh dosen pembimbimg. 9. Tanggal 25 April 2013, peneliti mengurus surat ijin penelitian ke LP3M.

B. Tahap Pelaksanaan