Proses Penghalusan Tujuh Tahapan Pembuatan Aksesoris

120

3.1.6. Proses Penghalusan

Bahan yang sudah melalui proses pembentukan dapat dikatakan sebagai aksesoris yang sudah jadi. Namun bukan berarti proses tersebut sudah selesai. Setelah melalui proses pembentukan, aksesoris kemudian dihaluskan dengan menggunakan kertas pasir dengan sisi yang lebih halus kertas pasir dengan ukuran 2000. Hal ini dilakukan untuk mengurangi tingkat pengikisan pada aksesoris. Foto 26 Proses Penghalusan Sumber: Di rumah Pak Ojie Aksesoris yang diamplas dengan menggunakan kertas pasir yang kasar akan menyisakan serat kasar pada bagian sisinya. Sehingga tujuan dari proses penghalusan adalah untuk menghilangkan serat kasar tersebut dan menghasilkan aksesoris yang lebih halus sehingga nyaman saat digunakan. Jika ingin memperoleh hasil yang lebih halus lagi maka dapat dihaluskan dengan menggunakan kertas pasir yang sangat halus kertas pasir berukuran 4000. Aksesoris yang dianggap halus itu adalah jika tidak terdapat serat kasar lagi. Hal ini dapat diketahui dengan melihat dan meraba bagian aksesoris tersebut. Universitas Sumatera Utara 121 Foto 27 Kiri: Aksesoris yang sudah dibentuk Kanan: Aksesoris yang sudah dihaluskan Sumber: Di rumah Pak Ojie 3.1.7. Proses Finishing Merapikan Hasil Akhir Setelah melalui proses penghalusan, aksesoris dapat dikatakan sudah jadi dan siap pakai, meski demikian proses yang dilakukan belum berhenti sampai disana. Proses yang dilakukan selanjutnya adalah proses finishing atau proses merapikah hasil akhir. Pada proses finishing ini aksesoris kembali diperiksa dengan teliti untuk menghindari adanya kesalahan yang terlewatkan. Menurut Pak Ojie aksesoris akan lebih menarik jika tampilannya terlihat mengkilat atau berkilau, terutama pada jenis aksesoris perhiasan. Ada dua cara yang daapt dilakukan untuk membuat aksesoris agar tampil mengkilat. Cara pertama, dengan proses cepat instan. Pada proses ini bahan yang digunakan adalah clear semprot. Cara penggunaannya adalah dengan menyemprotkan cairan clear pada sisi luar dan dalam aksesoris yang telah dihaluskan. Setelah itu dapat juga ditambahkan dengan taburan serbuk gliter pada Universitas Sumatera Utara 122 aksesoris yang baru disemprot cairan clear agar terlihat lebih mengkilat dan berkilau. Namun kelemahan dari proses pengkilatan secara cepat ini adalah kilat pada aksesoris cepat memudar dan hilang. Cara kedua, dengan proses manual. Pada proses manual aksesoris dikilatkan dengan cara menggosokkan aksesoris pada kertas pasir yang sangat halus kertas pasir berukuran 8000. Proses ini dilakukan sampai aksesoris terlihat mengkilat, kemudian digosok dengan menggunakan kain untuk mencerahkan dan membersihkan aksesoris dari debu. Kelemahan proses manual adalah pada proses pengerjaannya yang relatif lama, sehinggga dibutuhkan kesabaran dan keuletan dari si pengrajin. Namun keuntungannya hasil dari kilatan aksesoris lebih terlihat natural dan tahan lama. Jika kilat dari aksesoris terlihat mulai kusam, maka aksesoris cukup digosok dengan menggunakan kain katun untuk memunculkan kilauannya kembali. Pak Ojie biasanya membutuhkan waktu kurang lebih empat jam untuk membuat satu buah aksesoris cincin, dimulai dari proses awal hingga proses akhir finishing. Bagi pemula yang belum terbiasa membuat aksesoris, bisa menghabiskan waktu yang lebih lama lagi. Menurut beliau hal ini lah yang menjadi salah satu alasan bagi sebagian besar orang untuk lebih memilih sebagai pedagang barang jadi, daripada sebagai pengrajin dari aksesoris itu sendiri. Bagi beliau sendiri menjadi seorang pengrajin aksesoris tidak hanya sebagai pekerjaan saja, tetapi sudah menjadi hobi dan bagian dari kepribadian beliau. Saat membuat aksesoris beliau bisa menuangkan ide-ide dan perasaannya pada benda yang buatnya, sambil sesekali mengisap rokok yang terselip diantara jari telunjuk dan jari tengah tangannya. Bagi beliau kebiasaan bekerja sambil merokok adalah satu paket yang tidak dapat terpisahkan. Beliau mengetahui bahwa merokok Universitas Sumatera Utara 123 itu tidak baik bagi kesehatan. Hal tersebut beliau ketahui dari membaca peringatan yang tertulis dalam kemasan rokok tersebut. Namun meski demikian beliau tetap memilih untuk merokok karena sudah terbiasa sejak duduk dibangku Sekolah Menengah Atas. Rokok dianggap seperti teman yang selalu setia menemani beliau saat bekerja baik saat senang maupun susah. Bagi beliau merokok memberikan suatu kesenangan tersendiri yang dapat mengurangi kejenuhan saat bekerja. Jika suasana hatinya baik maka aksesoris yang yang dibuat hasilnya akan jauh lebih bagus. Menurut beliau aksesoris adalah cerminan dari suasana hati si pembuatnya. Pada umumnya jika aksesoris yang proses pembuatannya dibuat secara manual terlihat tidak bagus, maka bisa jadi saat proses pembuatannya suasana hati dari si pengrajin sedang tidak baik, dan begitu pula dengan sebaliknya. Foto 28 Hasil Akhir dari Cincin Sumber: Di rumah Pak Ojie Universitas Sumatera Utara 124

3.2. Jenis-Jenis Aksesoris