Kerangka Penulisan Metode dan Pengalaman Penelitian

44

1.4. Maksud dan Tujuan Penulisan

Penelitian ini bermaksud untuk menggambarkan pengetahuan dari wirausaha aksesoris yang berjiwa kreatif dalam membuat, memodifikasi, serta mengembangkan produk yang mereka hasilkan. Selain itu juga bertujuan untuk menjelaskan bagaimana strategi yang mereka lakukan dalam menjalankan usaha aksesorisnya sehingga dapat tetap bertahan dalam persaingan pasar, mengingat banyaknya pedagang aksesoris di Pasar UD pajus Baru Medan. Sehingga dengan diketahuinya strategi tersebut, pembaca atau orang lain di luar kelompok tersebut dapat menambah pengetahuan dan masukan bagi mereka dalam melakukan wirausaha aksesoris. Manfaat penelitian ini secara akademis diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menambah wawasan keilmuan khususnya dalam bidang ilmu Antropologi, terutama dalam melihat realita masyarakat saat ini yang membutuhkan ide-ide yang lebih kreatif dalam berkarya khususnya dalam membuat aksesoris. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan alternatif pemecahan masalah lapangan pekerjaan yang kerap terjadi di masyarakat. Selain dapat mengembangkan sebuah hobi, aksesoris juga dapat dijadikan sebuah mata pencaharian, guna memenuhi kebutuhan hidup. Hal inilah yang dijadikan sebagai sebuah kajian dan pembelajaran. Bagi penulis sendiri, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan dibidang wirausaha aksesoris, serta dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapatkan selama di perkuliahan.

1.5. Kerangka Penulisan

Skripsi ini berisi kajian analisis yang didasarkan pada observasi partisipasi dan wawancara penulis, yang membahas tentang wirausaha aksesoris di Pasar UD Pajus Universitas Sumatera Utara 45 Baru Medan. Secara sistematis, kajian tentang wirausaha aksesoris tersebut berfokus terhadap para wirausahawan kreatif, dalam konteks orang yang membuat dan memodifikasi aksesoris di pasar UD Pajus Baru Medan. Pembahasan tentang wirausaha aksesoris tidak terlepas dari berbagai pihak yang secara langsung seperti pembeli maupun tidak langsung seperti wirausaha aksesoris yang tidak membuat dan memodifikasi aksesoris ikut serta dalam proses perkembangan usaha aksesoris tersebut, dan bagaimana sikap masyarakat dalam menanggapi keberadaan dari para wirausahawan kreatif tersebut. Berikut diuraikan apa saja yang dibahas dalam skripsi ini, yakni: Bab I Pendahuluan, berisi mengenai latar belakang, tinjauan pustaka, rumusan masalah, maksud dan tujuan penulisan, kerangka penulisan, metode dan pengalaman penelitian. Bab II Situasi Perkembangan Wirausaha Aksesoris, berisi mengenai sejarah singkat aksesoris, industri kreatif aksesoris di Kota Medan, sejarah berdirinya OAM aksesoris, serta sejarah berdirinya IMEGI. Bab III Proses Pembuatan Aksesoris, yang berisi mengenai tahapan dalam pembuatan aksesoris dan jenis-jenis aksesoris. Bab IV Strategi Persaingan Wirausaha Aksesoris, yang berisi mengenai strategi ekonomi aksesoris, strategi kreatifitas, dan strategi pelayanan prima kepada setiap pelanggan. Bab V Kesimpulan dan Saran, berisi tentang kesimpulan dari hasil hasil penelitian yang telah dilakukan dan juga saran yang ditujukan kepada wirausahawan aksesoris, pihak pemerintah setempat, serta masyarakat. Universitas Sumatera Utara 46

1.6. Metode dan Pengalaman Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode etnografi, dimana seorang etnografer atau peneliti ikut berpartisipasi dalam melakukan kegiatan atau kebiasaan-kebiasaan hidup dari objek yang diteliti yaitu masyarakat dalam periode waktu yang lama. Penelitian etnografi meneliti suatu proses dan hasil akhir. Penelitian sebagai suatu proses, dimana saya melakukan observasi partisipasi dengan cara mengeksplorasi kegiatan dan tingkah laku sehari- hari dari informan dan mewawancarai anggota yang ikut terlibat didalamnya, seperti: pedagang, pengrajin, dan pembeli aksesoris dengan menanyakan suatu kejadian yang terjadi dan apa manfaat kegiatan tersebut dilakukan. Metode ini digunakan agar mampu menjelaskan sesuatu hal yang di lihat dan memahami apa yang mereka katakan. Di sini informan yaitu pengrajin adalah sebagai guru yang memberikan informasi, pemahaman, dan pembelajaran bagi saya. Melalui metode penelitian etnografi ini saya dapat membuat hasil akhir dengan memaparkan tulisan dengan gambaran detail dan mendalam mengenai objek penelitian tentang sumber ide-ide dan strategi budaya wirausaha aksesoris yang dilakukan oleh informan, sehingga usaha aksesoris tersebut dapat berkembang dan bertahan dalam mencapai kesuksesan di tengah persaingan yang semakin ketat di Pasar UD Pajus Baru Medan. Selain itu dalam metode etnografi diperlukan teknik pengumpulan data seperti observasi partisipasi dan wawancara. Teknik observasi pengamatan digunakan dalam proses pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati suatu kejadian yang terjadi di lapangan. Hal tersebut seperti melakukan pengamatan terhadap kegiatan para wirausaha kreatif, seperti saat membuat dan modifikasi Universitas Sumatera Utara 47 aksesoris. Dalam hal ini yang menjadi informan saya adalah Pak Ojie sebagai pengrajin pembuat dan juga Pak Muslim sebagai orang yang melakukan modifikasi dan menjual aksesoris . Observasi pengamatan sebenarnya sudah dilakukan sejak pertama sekali datang ke lokasi penelitian, seperti saat melihat situasi lingkungan sosial dari objek penelitian. Namun observasi yang lebih detail dilakukan pada saat proses kegiatan wirausaha, dimana informan datang ke toko, menyusun dan merapikan benda-benda aksesoris yang akan dijual, menyiapkan perlengkapan dan peralatan yang digunakan pada saat membuat atau pun memodifikasi aksesoris, mengamati tingkah lakunya dalam bekerja, sikapnya saat melayani pembeli, dan interaksinya dengan lingkungan sekitar. Selain melakukan observasi saya juga ikut berpatisipasi secara langsung dengan melakukan kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh pengrajin. Dimulai dari kegiatan produksi seperti proses pemilihan bahan baku, desainmenggambar, pembentukan, pemotongan, penghalusan, pengecatan dan merapikan hasil akhir yang mereka sebut sebagai proses finishing, hingga melayani pembeli yang ingin membeli benda-benda aksesoris seperti gelang, kalung, cincin, dan anting-anting. Pada awalnya saat mengamati proses pembuatan benda-benda aksesoris yang dilakukan oleh Pak Ojie itu terlihat mudah, karena beliau terlihat santai, terampil, dan piawai dalam memotong batok kelapa, plastik, almunium, besi putih, kayu, dan benda lainnya yang akan dijadikan sebuah kalung dengan menggunakan gergaji tangan hasil rakitannya sendiri. Tidak sampai lima menit kalung yang dipesan oleh dua orang pembeli sudah selesai. Pembeli tersebut terlihat puas dengan kalung pesanannya, dia tersenyum senang dan memuji hasil karya Pak Ojie. Universitas Sumatera Utara 48 Saya menjadi tertarik untuk mencoba melakukan pemotongan dengan menggunakan gergaji tangan pada sebuah batok kelapa yang sudah kering seperti yang dilakukan oleh Pak Ojie. Setelah minta ijin terlebih dahulu, beliaupun mengijinkan saya untuk mencobanya. Namun saat mencoba sendiri melakukan pemotongan dengan menggunakan gergaji tangan tersebut, ternyata prakteknya tidak semudah yang saya lihat tadi. Gergaji yang saya pegang sangat susah untuk digerakkan. Lebih dari sepuluh menit, batok kelapa yang menjadi bahan praktek untuk saya gergaji belum juga selesai. Hasil gergajian saya masih setengah dan berujung pada putusnya mata gergaji. Saya sedikit kaget melihat mata gergaji yang saya pegang putus, saya tidak menyangka bahwa mata gergaji tersebut ternyata mudah patah. Saya meminta maaf kepada Pak Ojie dan merasa bersalah karena kurang hati- hati saat memotong batok kelapa tersebut. Namun Pak Ojie tidak marah dan tidak mempermasalahkan kalau mata gergajinya patah, malah beliau tersenyum dan menyuruh saya untuk mencobanya kembali sampai berhasil. Kemudian beliau mencontohkan kembali cara memotong batok kelapa yang benar. Beliau mengatakan dalam memotong suatu benda itu ada triknya. Trik ini harus diperhatikan dengan baik, seperti kedua mata harus fokus pada objek yang akan dipotong. Posisi tangan juga harus diperhatikan dengan baik, tangan kanan kita yang memegang gergaji harus lurus dengan objek atau benda yang akan di potong, sedangkan tangan kiri memegang benda tersebut dengan kuat dan diusahakan agar tidak bergeser dari tempatnya, dan kecepatan tangan saat menggergaji juga harus stabil tidak terlalu lambat dan tidak terlalu cepat. Beliau mengatakan bahwa posisi badan harus rileks dan jangan terlalu kaku, cara seperti itu akan mempermudah untuk Universitas Sumatera Utara 49 memotongnya dan menghasilkan bentuk yang lebih rapi. Setelah memperhatikan dan mengamati cara tersebut, saya akhirnya mencoba kembali dengan bersusah payah dan berhasil memotongnya setelah menghabiskan waktu dua puluh dua menit. Meski tidak serapi hasil potongan Pak Ojie namun saya cukup lega karena berhasil menyelesaikan pekerjaan saya. Saat saya mengobservasi kegiatan pembuatan aksesoris tersebut saya hanya dapat melihat dan mengamati apa saja yang informan lakukan. Namun dengan observasi partisipasi yang mana saya ikut terlibat langsung melakukan kegiatan tersebut, saya tidak lagi hanya sekedar melihat saja tetapi juga dapat memahami dan merasakan langsung bagaimana proses pembuatan aksesoris seperti yang informan saya lakukan. Melalui teknik observasi partisipasi ini saya dapat memaparkan serta menjelaskan bagaimana kegiatan dan kondisi yang terjadi dilapangan. Data-data dari hasil pengamatan yang diperoleh kemudian dituangkan dalam sebuah catatan kecil field note, menggunakan alat bantu kamera digital sebagai dokumentasi gambar untuk mempermudah dalam membaca dan mengulang kembali informasi yang sudah diperoleh dilapangan. Hal ini dilakukan selain untuk melengkapi data juga untuk menjawab permasalahan penelitian. Selain melakukan observasi partisipasi, saya juga melakukan teknik wawancara. Teknik wawancara digunakan untuk mendapatkan keterangan dan penjelasan yang lebih mendalam depth interview secara lisan dari informan yang tidak bisa diamati sendiri secara langsung. Wawancara dilakukan dengan proses tanya jawab secara langsung dan terbuka, dengan menggunakan alat bantu pedoman wawancara interview guide agar lebih fokus dan topik pembicaraan lebih terarah Universitas Sumatera Utara 50 sesuai dengan kajian penelitian. Hasil akhir dari penelitian ini adalah bertujuan untuk mendapatkan suatu gambaran yang lebih detail dan mendalam thick description mengenai strategi wirausaha industri kreatif aksesoris di Pasar UD Pajus Baru Medan. Untuk mendapatkan data-data tersebut, saya tentu terlebih dahulu membina rapport hubungan yang baik dengan informan. Saya memposisikan diri saya sebagai murid yang sedang belajar pada gurunya, yaitu informan sebagai sumber informasi saya. Saya menggunakan teknik emic view, yaitu melihat dan memahami kejadian yang terjadi di lapangan dari sudut pandang masyarakat atau informan itu sendiri. Oleh karena itu, saya menyesuaian diri dengan kebiasaan-kebiasaan dan aturan yang berlaku di tempat penelitian saya dan bersosialisasi dengan orang-orang yang berkaitan dengan penelitian saya. Di sini saya berusaha untuk bersikap objektif, dengan tidak mengurangi ataupun menambahi data yang diperoleh selama proses penelitian, sehingga tidak akan mengurangi keaslian dan kevalidan data yang diperoleh dari lapangan. Selain itu saya juga menggunakan metode snow ball, dimana informan inti yaitu orang yang membuat dan modifikasi aksesoris di dapatkan melalui informasi yang diperoleh dari satu orang ke orang lainnya. Sebagai upaya dalam mendukung pengumpulan data yang diperoleh dari lapangan, saya akan memaparkan secara sederhana bagaimana pengalaman saya saat menemui informan dan kendala-kendala yang dialami saat melakukan penelitian. Pengalaman penelitian ini merupakan langkah awal dalam mendapatkan data yang digunakan untuk penyusunan skripsi saya. Berawal dari diskusi saya dengan beberapa orang senior Antropologi yaitu Kak Erna, Kak Indri, dan Kak Sri Paulina di Fakultas FISIP tentang maraknya style Universitas Sumatera Utara 51 atau mode anak muda zaman sekarang yang kebanyakan menggunakan benda aksesoris sebagai pelengkap penampilan mereka seperti gelang, cincin, kalung, anting, gantungan kunci, dan hiasan aksesoris lainnya. Disadari atau tidak benda- benda aksesoris tersebut sering kali mengundang perhatian dari banyak orang yang melihatnya. Aksesoris yang digunakan biasanya disesuaikan dengan tempat dan kondisi yang sedang dialami oleh si pemakainya. Menurut Kak Indri orang yang memakai aksesoris mempunyai kesan tersendiri bagi orang lain. Ada yang menunjukkan rasa kekaguman, ada yang menganggap biasa-biasa saja, dan ada juga yang menganggapnya sebagai sesuatu yang berlebihan. Mengingat kebudayaan setiap manusia itu berbeda-beda, saya mencoba untuk memahami perbedaan perpektif tersebut dari sudut pandang orang itu sendiri. Menyadari hal tersebut saya berpikir betapa hebatnya ide orang yang membuat aksesoris tersebut, selain menjadi trend juga bisa menarik perhatian orang lain sehingga mereka mau memakainya. Jika dilihat dari ilmu Antropologi aksesoris tidak dilihat hanya sebatas sebuah benda yang menarik, unik dan mempercantik orang yang memakainya saja. Namun aksesoris merupakan hasil karya dari ide-ide pemikiran manusia yang dipadukan dengan budaya si pembuatnya. Beda orang yang membuatnya maka aksesoris yang dihasilkan tentu akan berbeda pula. Seseorang dapat mengekspresikan perasaan senang, sedih, ataupun marah melalui aksesoris yang digunakannya, yang jika diperhatikan aksesoris tersebut terbuat dari bahan dasar seperti batok kelapa atau plastik bekas, yang bagi sebagian besar orang seringkali dianggap sampah dan dibuang begitu saja. Tetapi saat berada di tangan-tangan terampil sampah tadi berubah menjadi sebuah perhiasan aksesoris yang Universitas Sumatera Utara 52 cantik dan menarik. Tidak sampai di situ saja, berkat kreatifitas dari orang yang membuatnya, aksesoris tersebut juga memiliki nilai jual yang dapat menghasilkan keuntungan material. Hal ini membuat saya ingin mengetahui lebih mendalam dari mana mereka memperoleh aksesoris tersebut dan dari manakah sumber ide-ide untuk membuat aksesoris tersebut. Lalu bagaimana strategi yang digunakan si pembuat aksesoris tersebut agar tetap bertahan dan mampu menarik perhatian orang lain untuk membelinya. Untuk mendapatkan informasi tentang asal-usul aksesoris tersebut saya kemudian melakukan wawancara dengan beberapa orang yang menggunakan aksesoris, mereka mengatakan bahwa aksesoris tersebut tidak dibuat sendiri oleh mereka melainkan dibeli dari toko aksesoris yang berada di Pasar UD Pajus Baru, Medan. Berdasarkan informasi tersebut saya akhirnya melakukan observasi kelapangan dan menemukan beberapa toko yang menjual benda aksesoris. Saya mengunjungi beberapa toko pedagang aksesoris salah satunya toko IMEJI yang sebelumnya di beri tahu oleh dari Kak Erna, bahwa toko tersebut tempat menjual benda-benda aksesoris. Setelah sampai di toko tersebut saya mencoba memperhatikan benda-benda yang dipajang di depan toko. Di sana memang tampak di pajang benda-benda aksesoris seperti kalung, gelang, cincin, jepitan rambut, anting-anting, boneka, gantungan kunci, kotak kado, jam dinding, bingkai foto, stiker, dan lain sebagainya. Seorang perempuan yang berusia sekitar 35 tahun, yang sedang menjaga toko tersebut meyapa saya dan bertanya dengan ramah “Mau beli apa mbak? Silahkan dilihat-lihat mbak”. Kemudian saya mengatakan ingin melihat-lihat dulu dan bertanya apakah benda-benda aksesoris Universitas Sumatera Utara 53 tersebut dibuat sendiri oleh mereka dan penjaga tersebut mengatakan tidak. Kemudian saya bertanya darimanakah mereka dapat memperoleh barang-barang tersebut dan ibu tersebut mengatakan bahwa mereka membelinya dari pusat pasar. Ekspresi ibu yang tadinya ramah tiba-tiba berubah menjadi tidak ramah dan seperti menunjukkan kecurigaan, kemudian bertanya kenapa saya menanyakan hal tersebut. Untuk menghindari kesalahpahaman ibu tersebut saya kemudian memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan dari kedatangan saya ke toko tersebut yang ingin melakukan penelitian untuk menyelesaikan tugas akhir, yaitu skripsi. Kemudian tiba-tiba seorang pria keluar dari toko tersebut dan bertanya apakah ada yang bisa dibantu. Saya kemudian terlebih dahulu memperkenalkan diri, setelah itu saya kembali menjelaskan maksud kedatangan saya sama seperti sebelumnya. Berbeda dengan ibu tadi, pria tersebut memberikan respon yang ramah dan memperkenalkan dirinya Pak Muslim sebagai pemilik toko tersebut dan memberitahukan bahwa perempuan tadi adalah istrinya. Beliau bertanya kenapa saya tertarik meneliti benda-benda aksesoris tersebut. Saya mencoba menjelaskan alasan dari pertanyaan tersebut, dimana saya tertarik dengan ide-ide yang dimiliki oleh pengrajinnya yang mampu mengubah bahan mentah yang tadinya hanya dianggap sampah, namun bisa menjadi suatu tren yang dipakai oleh banyak orang. Kemudian beliau mengatakan bahwa sebenarnya sebagian dari aksesoris yang mereka jual itu memang ada yang mereka buat sendiri, namun sebagian lagi ada yang mereka beli dari temannya dan juga dari luar kota Medan. Pak Muslim mengatakan bahwa beliau berbisnis aksesoris kurang lebih sudah dua belas tahun. Namun membuka bisnis aksesoris di kota Medan masih baru delapan tahun, yakni pada awal tahun 2004 dan masih berlanjut sampai sekarang. Beliau di bantu oleh seorang istri Universitas Sumatera Utara 54 untuk menjaga dan melayani pembeli. Sedangkan beliau sendiri bertugas sebagai pengontrol, dalam artian beliau yang memeriksa kelengkapan benda-benda aksesoris yang mereka jual. Di toko tersebut mereka menjual berbagai benda aksesoris seperti kalung, cincin, gelang, anting-anting, gantungan kunci, boneka, kotak kado, kain slayer, pita rambut. dan aksesoris lainnya. Benda aksesoris yang mereka buat sendiri adalah kotak kado, sedangkan aksesoris seperti kalung, gelang, cincin, dan anting-anting sebagian mereka modifikasi. Benda-benda aksesoris yang mereka jual biasanya mereka beli dari pusat pasar, luar kota, dan ada juga dari seorang pengrajin yang bernama Pak Ojie yang sekaligus sudah dianggap sebagai adiknya sendiri. Pak Muslim kemudian mengatakan bahwa jika saya ingin mengetahui lebih mendalam mengenai benda-benda aksesoris tersebut, maka sebaiknya saya datang ke toko OAM Aksesoris yang juga masih berada di lokasi Pasar UD Pajus Baru Medan dan bertanya langsung pada Pak Ojie sebagai pengrajin dari benda-benda aksesoris tersebut. Pak Muslim juga mengatakan bahwa Pak Ojie adalah orang yang ramah dan terbuka untuk berbagi ilmu dalam membuat benda-benda aksesoris. Setelah itu saya pamit dan mengucapkan terima kasih banyak kepada Pak Muslim atas keramahan dan informasi yang beliau berikan. Berdasarkan informasi dari Pak Muslim saya kemudian menuju toko OAM Aksesoris yang letaknya tidak jauh dari toko Pak Muslim. Toko Pak muslim itu letaknya berada di bagian paling belakang dari arah pintu masuk, sedangkan toko Pak ojie berada di bagian tengah dari arah pintu masuk. Di depan toko OAM Aksesoris penulis menjumpai seorang pria berusia 27 tahun yang sedang melayani dua orang remaja yang sedang memilih gelang yang terbuat dari batok kelapa. Universitas Sumatera Utara 55 Saya kemudian menyapa dan disambut ramah oleh beliau. Saya mengulurkan tangan untuk bersalaman dan memperkenalkan diri saya. Beliau membalas salaman saya dan memperkenalkan dirinya sebagai Pak Ojie. Setelah itu saya memberitahukan bahwa kedatangan saya ke toko tersebut atas rekomendasi dari Pak Muslim. Kemudian saya menjelaskan maksud dan tujuan saya yang ingin melakukan penelitian tentang aksesoris untuk menyelesaikan tugas akhir, yaitu skripsi. Saya akhirnya memberikan surat penelitian yang sudah saya bawa sebelumnya untuk lebih meyakinkan beliau. Setelah membaca surat penelitian saya, beliau kemudian mengatakan tidak keberatan jika saya ingin melakukan penelitian di toko beliau. Beliau beranggapan bahwa ekonomi kreatif aksesoris memang harus dikembangkan dan ilmu itu harus dibagi kepada orang lain agar bermanfaat. Kami mengobrol sekitar 30 menit dan tidak lupa saya meminta nomor handphone yang bisa saya hubungi untuk memperlancar kunjungan saya saat melakukan penelitian ke toko tersebut. Setelah mendapatkan nomor yang bisa saya hubungi, saya mengucapkan terima kasih banyak dan permisi pamit kepada Pak Ojie atas waktu dan keramahan beliau, dan mengingatkan bahwa saya akan datang di hari berikutnya. Universitas Sumatera Utara 56 BAB II WIRAUSAHA AKSESORIS

2.1. Aksesoris