Tinjauan Pustaka Wirausaha Aksesoris(Studi Etnografi Strategi Ekonomi Kreatif di Pasar UD Pajus Baru Medan)

34 akan dibuat oleh seorang wirausaha di samping dari inovasi dan kreatifitas dari wirausahawan itu sendiri. Mengingat produk yang dihasilkan mempunyai variasi yang semakin banyak dan bersifat musiman menurut peristiwa tertentu, juga mudah untuk dibajak atau ditiru oleh orang lain. Seorang wirausaha aksesoris dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, tentu harus mempunyai cara atau strategi tersendiri yang dimodifikasi sesuai dengan pengetahuan atau kebudayaan yang dimilikinya agar dapat terus bertahan dan mencapai kesuksesan. Karena dalam ekonomi kreatif yang berharga itu bukanlah bendanya, akan tetapi ide-ide untuk membuat benda aksesoris itulah yang berharga sehingga memiliki nilai seni, dan strategi usaha mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjaga kestabilan suatu usaha.

1.2. Tinjauan Pustaka

Kerajinan menurut Boeke dalam Dunham, 2008:45, “Merupakan produksi untuk perdagangan lokal. Ada kontak langsung antara produsen dengan konsumen tanpa perantara pedagang professional; seringkali produksi berdasarkan pesanan; tidak ada penumpukan stok”. Kerajinan tangan handy craft adalah “a work produced by hand labor, a trade requiring skill of hands ” 11 . Hal ini mengandung pengertian tentang suatu karya yang dibuat oleh seseorang berdasarkan ide-ide yang dimilikinya dengan menggunakan tangan mereka sendiri, dan memerlukan keterampilan untuk mengkreasikan kerajinan tersebut sehingga mempunyai suatu nilai 12 11 “Handy Craft”, http:arti kata.comarti-85438-handicraft.html Diakses tanggal 13Februari, 2012. 12 Nilai merupakan suatu konsepsi-konsepsi yang ada dalam pikiran masyarakat dan organisasi mengenai hal-hal yang berarti dalam hidup Koentjaraningrat, 1974: 31. . Kerajinan itu sendiri adalah sebuah bagian dari ekonomi kreatif. Universitas Sumatera Utara 35 Menurut John Howkins, ekonomi kreatif adalah kegiatan ekonomi dimana input dan outputnya adalah ide atau gagasan 13 . Ahli ekonomi Paul Romer 1993 juga berpendapat, bahwa ide adalah barang ekonomi yang sangat penting, lebih penting dari objek yang ditekankan dikebanyakan model-model ekonomi 14 Sedangkan dalam ilmu Antropologi Ekonomi yang memusatkan studi pada gejala ekonomi dalam kehidupan masyarakat manusia. Melihat ekonomi kreatif sebagai sebuah ilmu yang mempelajari tentang segala aktivitas dan kreatifitas manusia dalam proses pengelolaan sumber daya-sumber daya, baik Sumber Daya Manusia SDM, maupun Sumber Daya Alam SDA di bidang produksi dan jasa. Dibidang produksi pengelolaan itu berupa bahan mentah atau penyiapannya menjadi bahan setengah jadi, maupun bahan setengah jadi menjadi bahan jadi. Sedangkan di bidang jasa merupakan segala aktivitas yang terkait dengan pengelolaan sumber daya, baik langsung maupun melalui perantara. . Melalui ide-ide kreatif yang dimiliki oleh seseorang, sesuatu bisa dijadikan bernilai lebih, sehingga menghasilkan nilai ekonomi. Oleh karena itu, Ekonomi kreatif merupakan sebuah konsep ekonomi yang lebih mengutamakan informasi dan kreatifitas, dengan mengandalkan ide dan pengetahuan dari Sumber Daya Manusia SDM sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya. Ekonomi kreatif lebih berfokus pada penciptaan barang dan jasa yang mengandalkan keahlian, bakat dan kreatifitas sebagai kekayaan intelektual yang dimiliki oleh seseorang. 13 “Ekonomi kreatif di Indonesia”, http:kutucyber.multiply.comjournalitem25?show_interstitial=1u=2Fjournal2Fitem diakses tanggal 22 Februari 2013 14 “Definisi ekonomi kreatif”, http:wikonomics.blogspot.com201112ekonomi-kreatif-dan-pembangunan-di.html diakses tanggal 22 Februari 2013 Universitas Sumatera Utara 36 L. Soetrisno dalam Ahimsa-Putra, 2003, mengatakan bahwa sektor industri termasuk ekonomi kreatif, merupakan suatu bentuk perekonomian rakyat yang mampu membantu mengurangi pengangguran, turut mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional serta berperan penting dalam proses industrialisasi. Kegiatan tersebut telah berperan dalam perluasan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja di daerah pedesaan; dalam penanggulangan kemiskinan; bahkan juga dalam peningkatan ekspor. Kementerian Perdagangan Indonesia juga menekankan bahwa industri kreatif merupakan industri yang berasal dari pemanfaatan kreatifitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut 15 1. Periklanan. . Dengan demikian proses peningkatan nilai tambah dari hasil kekayaan intelektual berupa kreatifitas, keahlian, dan bakat individu menjadi produk yang dapat dijual sehingga meningkatkan kesejahteraan bagi pelaksana dan orang yang terlibat. Ada empat belas sektor yang dimasukan dalam ekonomi kreatif di Indonesia, yakni: Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa periklanan komunikasi satu arah dengan menggunakan medium tertentu, yang meliputi proses kreasi, produksi dan distribusi dari iklan yang dihasilkan. Contoh: riset pasar, perencanaan komunikasi iklan, promosi kampanye, pemasangan poster, reklame, dan sebagainya. 15 Ibid, hal 3. Universitas Sumatera Utara 37 2. Arsitektur. Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa desain bangunan, perencanaan biaya, perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan, pengawasan konstruksi baik secara menyeluruh dari level makro sampai dengan level mikro. 3. Pasar Barang dan Seni. Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan barang-barang asli, unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni yang tinggi melalui lelang, galeri, toko, pasar, swalayan, internet. Contoh: alat music, percetakan, film, seni rupa, dan lukisan. 4. Kerajinan. Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi produk yang dibuat dan dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal sampai dengan proses penyelesaian produknya. Contoh: barang kerajinan yang terbuat dari batu berharga, serat alam maupun buatan, kulit, bamboo, kayu, rotan, logam emas, perak, tembaga, perunggu, besi, porselin, kaca, marmer, kapur, tanah liat. Produk kerajinan pada umumnya hanya diproduksi dalam jumlah yang relatif kecil, bukan produksi massal. 5. Desain. Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi desain grafis, desain interior, desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan. 6. Fashion. Universitas Sumatera Utara 38 Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, dan desain aksesoris mode lainnya. 7. Video, Film, dan Fotografi. Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi produksi video, film dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video dan film. Termasuk penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, dan sinetron. 8. Permainan Interaktif. Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi. 9. Musik. Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasikomposisi, pertunjukan, reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara. 10. Seni Pertunjukan. Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha pengembangan konten, produksi pertunjukan misalnya: pertunjukan balet, tarian tradisional, tarian kontemporer, drama, musik tradisional, musik teater, opera, desain dan pembuatan busana pertunjukan, tata panggung, dan tata pencahayaan. 11. Penerbitan dan Percetakan. Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan penulisan konten dan penerbitan buku, jurnal, majalah, koran, tabloid, dan konten digital, serta kegiatan kantor berita dan pencari berita. 12. Layanan Komputer dan Piranti Lunak. Universitas Sumatera Utara 39 Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan pengembangan teknologi informasi termasuk jasa layanan komputer, pengolahan data, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan piranti keras, serta desain portal termasuk perawatannya. 13. Televisi dan Radio. Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan pengemasan acara televisi seperti games, kuis, reality show, infortainment , dan lainnya, penyiaran, dan transmisi konten acara televisi dan radio, termasuk kegiatan station relay pemancar kembali siaran radio dan televisi. 14. Riset dan Pengembangan. Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha inovasi yang menawarkan penemuan ilmu teknologi dan penerapan ilmu dan pengetahuan tersebut untuk perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses baru, material baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar; termasuk yang berkaitan dengan humaniora seperti penelitian dan pengembangan bahasa, sastra dan seni; serta jasa konsultasi bisnis dan manajemen 16 Berdasarkan ke empat belas 14 subsekstoral industri kreatif di atas, aksesoris termasuk ke dalam bagian fashion. Fashion atau mode menurut Helen Reynolds 2011 . 17 16 Wibisono, “Industri Kreatif”, , tidak hanya dipahami sebagai perhiasan saja, melainkan juga jejak http:aguswibisono.com2010industri-kreatif. Diakses tanggal 10 Maret, 2012. 17 Siti Muyassarotul Hafidzoh, “Mode, cermin peradaban”, Universitas Sumatera Utara 40 kehidupan yang memberikan ruang kesadaran. Dengan kata lain mode bukan sekadar perhiasan dan aksesoris, melainkan sebuah jejak kuasa, hasrat, seni dan jati diri manusia. Identitas manusia dalam lintasan sejarah dapat dengan mudah dibaca dalam jejak mode yang ditampilkan. Kreasi dalam mode mencerminkan ruh kebudayaan dan peradaban yang dirakit manusia untuk mencipta peta kehidupan. Koentjaraningrat 1990, mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia yang diperoleh melalui proses belajar. Di dalamnya terkandung nilai-nilai dan aturan yang didapat melalui proses belajar dan juga pengalaman manusia yang ada dalam pikirannya. Sehingga apa yang didapat oleh manusia itu adalah melalui tahapan dari belajar dan tersusun sedemikian rupa dalam mind manusia itu sendiri. Dalam konsep ini, segala aktivitas manusia yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari merupakan bagian dari kebudayaan. Oleh karena itu, kreatifitas dari karya manusia berupa benda-benda aksesoris merupakan salah satu bagian dari hasil kebudayaan. Untuk menghasilkan suatu kreatifitas, manusia harus belajar terlebih dahulu bagaimana cara membuat karya tersebut. Kemampuan tersebut diperoleh melalui proses belajar dalam interaksi sosial 18 http:news.okezone.comread20111012285514068mode-cermin-peradaban yang kemudian disesuaikan terhadap berbagai macam lingkungan yang berbeda-beda. Proses belajar ini berlangsung terus menerus dan mengalami perubahan modifikasi dari generasi ke generasi berikutnya sesuai dengan kebudayaan yang diperolehnya Mintargo, 2000:81. diakses tanggal 6 Februari 2013 18 Interaksi sosial menurut Soerjono Soekanto merupakan dasar proses yang terjadi karena adanya hubungan-hubungan sosial yang dinamis mencakup hubungan antar individu, antar kelompok, atau antar individu dan kelompok. http:carapedia.compengertian_defenisi_interaksi_sosial_menurut_para_ahli_info965.html Universitas Sumatera Utara 41 Hadirnya usaha ekonomi kreatif khususnya aksesoris, tidak terlepas dari adanya kewirausahaan. Kewirausahaan sebagai suatu pola-pola perilaku seringkali dihubungkan dengan kearifan lokal yang ada disuatu daerah, karena menyangkut nilai-nilai dasar atau pandangan hidup yang dianut oleh individu-individunya atau suatu golongan sosial tertentu. Syafri Sairin 2011 mengatakan bahwa kearifan lokal dapat dipahami sebagai: “Sebuah sistem gagasan dan ide yang merupakan milik bersama suatu kesatuan sosial; berfungsi sebagai blue print 19 Dalam ekonomi kreatif tidak pernah ada kata cukup atau berpuas diri, para pelakunya selalu mencari cara untuk terus berinovasi untuk menghasilkan karya-karya baru. Hessinger mengatakan bahwa, kebutuhan terhadap inovasi itu lebih dulu ada, atau pedoman bagi sikap dan perilaku bersama anggota kesatuan sosial tersebut dalam berinteraksi dengan lingkungan alam dan sosialnya; berakar dari kristalisasi pengalaman hidup bersama dalam berinteraksi dengan lingkungan alam dan sosialnya ”. Ahimsa-Putra dalam Berutu, 2011, juga menjelaskan bahwa kearifan lokal bersifat dinamis dan variatif. Hal tersebut dikarenakan pengetahuan yang dimiliki oleh suatu komunitas itu tidak hanya berasal dari warisan generasi-generasi sebelumnya saja, akan tetapi juga diperoleh dari berbagai pengalaman dan pengetahuan masa kini yang berhubungan dengan lingkungan dan masyarakat lainnya. Oleh karena itu, hasil kerajinan tangan dari suatu tempat yang berbeda akan memperlihatkan corak perilaku wirausaha yang berbeda pula yang disesuaikan dengan kebudayaannya. 19 Blue Print maksudnya adalah kebudayaan itu sudah ada sebelumnya, orang lain tinggal meniru saja Kluchon, 1998. Contohnya kalung, seseorang membuat sebuah kalung dengan model yang baru tidak berarti dia murni sebagai pencipta kalung tersebut, karena jauh sebelumnya “kalung” sudah ada sejak dulu. Dia tinggal menirunya saja dan melakukan modifikasi terhadap kalung tersebut. Universitas Sumatera Utara 42 baru kemudian orang mencari pengetahuan. Ia mengatakan bahwa jarang sekali seseorang membuka diri terhadap pesan-pesan inovasi jika mereka belum membutuhkan inovasi tersebut. Pesan-pesan dari inovasi tersebut akan menjadi kurang maksimal jika seseorang tidak atau belum menganggap inovasi itu sesuai dengan kebutuhannya dan tidak selaras dengan sikap dan kepercayaannya. Hal seperti ini ia sebut sebagai selective perception Hanafi, 1981. Ada beberapa tipe keputusan inovasi, yaitu: 1. Keputusan otoritas, yaitu keputusan yang dipaksakan kepada seseorang oleh individu yang berada dalam posisi atasan. 2. Keputusan individual, yaitu keputusan dimana individu yang bersangkutan ambil peranan dalam pembuatannya. 3. Keputusan kontingen, yaitu pemilihan untuk menerima atau menolak inovasi setelah ada keputusan inovasi yang mendahuluinya Hanafi, 1981. Inovasi yang dilakukan sedikit banyaknya membuat suatu perubahan- perubahan yang nyata dalam masyarakat baik itu berakibat negatif maupun berakibat positif. Oleh karena itu, para pelaku usaha industri kreatif juga harus selektif dalam membuat inovasi-inovasi baru dan akibat inovasi itu harus dikontrol. Berdasarkan pengetahuan yang dimiliki, mereka tentu membuat suatu strategi tersendiri yang dianggap dapat memajukan usahanya dan diterima oleh masyarakat disekitarnya. Melalui strategi inilah mereka melakukan persaingan dalam menarik minat para konsumen sehingga dapat memperoleh keuntungan material seperti uang dan simbolik seperti pangkat ataupun ketenaran. Seperti pendapat G. R. Lono Lastoro Simatupang menyatakan Budaya sebagai Strategi dan Strategi Budaya, dengan strategi itu, manusia dalam melakukan berbagai Universitas Sumatera Utara 43 kegiatan dan waktu selalu diingatkan kembali akan sebuah nilai yang hendak dibentuk. Pada era ketika waktu dan ruang menjadi barang mewah seperti saat ini, kita harus berani menawar “bentuk” untuk memenangkan pertarungan kontrol atas diri kita sendiri dan kesediaan untuk menerima keragaman bentuk sesuai dengan ruang atau bidang kehidupan yang dimasuki Simatupang, 2000. Dengan demikian pemilihan strategi yang digunakan dalam menjalan suatu usaha khususnya ekonomi kreatif yang tidak lepas dari adanya inovasi-inovasi baru, tentu menjadi salah satu aspek yang sangat penting dan perlu pertimbangan dengan penuh ketelitian. Sukses tidaknya suatu usaha itu tergantung pada strategi apa yang digunakan oleh pelaku usaha tersebut. Jika strategi yang digunakan tidak tepat sasaran kemungkinan usaha yang dijalankan tidak akan berkembang dengan baik, dan sebaliknya jika strategi yang digunakan tepat sasaran maka pelaku usaha dapat mencapai kesuksesan seperti yang diharapkan.

1.3. Rumusan Masalah