40 dapat ditembus radiasi gelombang panjang yang berasal dari sumber panas suhu rendah,
tetapi bersifat transparan terhadap radiasi gelombang pendek dari cahaya matahari. Radiasi matahari yang diterima oleh kaca dalam bangunan memanasi benda-benda
yang ada di dalam bangunan dan suhu ruangan meningkat, gejala ini y ang disebut “efek
rumah kaca”.
Tabel 2.4 Proporsi Energi Matahari
Jenis kaca Pemantulan
Penerusan Penyerapan
Kaca polos 8
77 15
Kaca warna 5
45 50
Kesimpulan
Bangunan High Tech pada dasarnya memiliki keseimbangan antara fungsi dan
simbolisme
Konsep Arsitektur High Tech seperti rangka baja, kabel, zona service, dan utilitas
yang diekspos ditunjukkan agar terjadi ruang dalam yang memiliki fleksibilitas
maksimal.
Arsitektur High Tech meletakkan performance yang proporsional antara aspek
arsitektur, struktur, dan mekanikal.
Salah satu ciri bangunan High Tech adalah mengambang di permukaan tanah
2.5.4 Keterkaitan Tema Dengan Judul
Tema yang diajukan pada perancangan ini adalah Arsitektur High-Tech. Penerapan tema tersebut didasarkan pada dominansi perancangan yang akan
menggunakan struktur dan material tebaru. Sehingga desain perancangan menggunakan bahan-bahan pabrikasi sebagai fokus utama, baik pada ruang dalam
maupun luar, sehingga bahan, struktur, system, dan sub system struktur, konstruksi dan dekorasi secara integral menampilkan bentuk arsitektur yang berkarakter khusus. Yang
dapat dilihat karena exposed dan menjadi bagian dari dekorasi, tidak saja elemen- elemen konstruksi tetapi juga semua elemen bangunan seperti tangga, koridor,
mekanikal, dll. Matarial yang digunakan pada perancangan ini biasanya bersifat pre-cast
sehingga pemasangannya mudah dan menghemat waktu. Tujuan lain yang ingin diraih
Universitas Sumatera Utara
41 dari penggunaan tema ini adalah agar kesan international class tergambar jelas pada
perancangan stasiun yang harusnya merupakan salah satu landmark kota.
2.5.5 Studi Banding Arsitektur yang mempunyai Tema Sejenis
Gambar 2.19 Beijing Changyang Station TOD
sumber : google
Gambar 2.20 Beijing Changyang Station TOD
sumber : Beijing Changyang Station TOD, 2016
Sebuah pembangunan berorientasi transit berkelanjutan bergantung pada pengetahuan ritel yang luas CallisonRTKL untuk hasil terbaik. Berusaha untuk mengembangkan tengara
pengembangan berorientasi transit yang mengintegrasikan walkability, kesadaran lingkungan dan kelangsungan hidup komersial, tim desain perkotaan CallisonRTKL ini memanfaatkan
keahlian ritel yang luas perusahaan untuk memaksimalkan laba atas investasi.
Universitas Sumatera Utara
42
Gambar 2.21 Beijing Changyang Station TOD
sumber : Beijing Changyang Station TOD, 2016
Tantangan utama tim adalah untuk memenuhi berbagai program transportasi diperlukan pada sebidang relatif kecil tanah, termasuk kabupaten dan terminal bus kota, markas transit,
kantor keamanan publik, parkir dan integrasi dengan stasiun metro kereta api yang berdekatan. Dengan demikian, bangunan ini berpusat pada atrium lima lantai yang berfungsi sebagai lobi
terminal penumpang. teras hijau melangkah kembali dari atrium dan atap mengalir bebas meningkatkan arsitektur organik bangunan dan lansekap, sementara tim dimasukkan unsur
berkelanjutan pada setiap langkah dari proses desain untuk memenuhi pedoman efisiensi semakin ketat Beijing.
Lokasi Beijing, China Services Architecture, Planning and Urban Design Markets Transit.
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN
Kota Medan merupakan kota yang berada di posisi strategis IMT-GT Indonesia- Malaysia-Thailand Growt Triangle dari keadaan itu pula kota Medan menjadi salah satu
Kawasan Strategis Nasional. Kota Medan sedang berbenah diri menjadi kota yang ideal, melalui kerjasama Mebidangro Medan-Binjai-Deli serdang-kabupaten Karo diharapkan
dapat “menggemukkan” kegiatan yang ada di pusat kota, meratakan penyebaran penduduk dan mencapai tujuan kawasan strategis nasional.
Namun ada kendala dari penyebaran penduduk yaitu penyebaran masih terpusat pada inti kota. Hal ini dikarenakan pembangunan plazatempat orang berkumpul, infrastruktur
maupun bangunan yang menjadi generator aktifitas masyarakat masih sangat kurang pada daerah pinggir kota. Menanggapi issue tersebut kami sebagai perencana memikirkan sebuah
solusi, yaitu dengan menciptakan “magnet” pada daerah pinggir kota untuk menarik minat masyarakat untuk berpindah ke wilayah yang baru. Tahap yang dilakukan adalah dengan
menarik garis vertikal dan horizontal dalam radius 5 km dari titik 0 pusat kota, maka didapatlah empat titik yang bersinggungan yaitu :
Utara : Kelurahan Pulo Brayan Lama Kecamatan Medan Timur,
Kecamatan Medan Barat dan Kecamatan Medan Deli
Timur : Kelurahan Bandar Selam dan Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung
Selatan : Kelurahan sarirejo Kecamatan Medan Polonia
Barat : Kelurahan Sei Sikambing dan Kelurahan Sei Sikambing C II
Kecamatan Medan Helvetia dan Kecamatan Medan Sunggal Kami akan mengambil satu contoh yaitu kelurahan Pulo Brayan Lama. Kawasan ini
menjadi contoh yang menarik, dikarenakan kawasan ini merupakan kawasan bersejarah kota Medan pada masa kejayaan transportasi kereta api. Namun sekarang citra kawasan ini berubah
menjadi kawasan perdagangan yang dikarenakan banyaknya rumah toko ruko yang dibangun pada kawasan ini. Fenomena ini juga terjadi hampir diseluruh bagian kota Medan lainnya.
Salah satu cara untuk mengembalikan citra kawasan dan menarik masyarakat untuk pindah dari inti kota adalah menerapkan metode Renewal
pada titik “magnet” tersebut. Hal ini diharapkan akan menciptakan kesan aman dan nyaman bagi masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut.
Universitas Sumatera Utara