commit to user
3 Petikan kasar Apabila pucuk yang dihasilkan terdiri dari pucuk peko
dengan empat daun atau lebih, dan pucuk burung dengan beberapa daun tua {p+4 atau lebih, b+ 1-4t }.
2. Analisis Hasil Petikan
Untuk mengetahui pelaksanaan pemetikan pada suatu waktu tertentu, baik cara maupun hasilnya, apakah sudah sesuai dengan tujuan
yang dikehendaki, maka perlu melakukan pemeriksaan pucuk yang dihasilkan pada waktu tersebut. Pemeriksaan pucuk serupa ini biasa
disebut analisis hasil petikan yang dilakukan setiap hari. Analisis hasil petikan terdiri dari dua macam yaitu : analisis petik dan analisis pucuk
Bambang, Kustamiyati dkk. 1994. Menurut Nazaruddin dkk 1993, analisis petik dan analisis pucuk
sangat berguna untuk mengontrol keberhasilan petik dan digunakan untuk menyortasi pucuk. Ada banyak variasi untuk menganalisis petikan maupun
pucuk petik, tergantung keperluan dan titik kontrol yang dilakukan. Walaupun dilakukan analisis petik, akan lebih baik bila dilakukan juga
pengontrolan petikan di lapangan. Adapun penjelasan dari analisis petik dan analisis pucuk adalah sebagai berikut :
a Analisis Petik
Analisis petik adalah pemisahan pucuk yang didasarkan pada jenis pucuk atau rumus petik yang dihasilkan dari pemetikan yang
telah dilakukan dan dinyatakan dalam persen. Biasanya di perkebunan-perkebunan besar, analisis petik ini dijadikan dasar
pembayaran upah. Hal ini dimaksudkan agar pemetik tidak sembarangan melaksanakan tugasnya.
b Analisis Pucuk
Analisis pucuk adalah pemisahan pucuk yang didasarkan pada bagian muda dan tua yang dinyatakan dalam persen. Di
samping itu pemisahan pucuk juga didasarkan pada kerusakan dan
commit to user
dinyatakan dalam persen. Pucuk dianggap rusak apabila pada pucuk tersebut terdapat daun-daun yang rusak seperti sobek, terlipat atau
terperam.
3. Pelayuan
Tujuan proses pelayuan adalah membuat daun teh lebih lentur dan mudah digulung serta memudahkan cairan sel keluar dari jaringan pada
saat digulung. Derajat layu pucuk teh adalah ± 44-46. Lama pelayuan
berkisar antara 12-18 jam. Suhu yang digunakan tidak boleh lebih dari 27 C, karena dapat menyebabkan pucuk layu tidak sempurna layu kering,
yang dapat menyebabkan hilangnya kafein dan polifenol. Kelembaban udara RH pada proses pelayuan 76 Bambang, Kustamiyati dkk. 1994.
Menurut Arifin dkk 1994, proses pelayuan dikenal dua perubahan pokok, yaitu perubahan fisika dan kimia. Perubahan fisik yang terjadi
adalah melemasnya daun akibat menurunnya kadar air. Keadaan melemasnya daun ini memberikan kondisi mudah digulung pada daun.
Selain itu pengurangan air pada daun akan memekatkan bahan-bahan yang dikandung sampai pada kondisi yang tepat untuk terjadinya proses
oksidasi pada tahap pengolahan selanjutnya. Perubahan kimia yang terjadi selama pelayuan antara lain :
a. Kenaikan aktivitas enzim b. Terurainya protein menjadi asam amino bebas seperti : alanin, leucin,
isoleucin, valin dan lain-lain. c. Kenaikan kandungan kafein.
d. Kenaikan kadar karbohidrat yang dapat larut e. Terbentuknya asam organik dari unsur-unsur C, H, dan O.
Perubahan kimia selama pelayuan yang nampak terjadi adalah timbulnya bau yang tidak sedap, bau buah-buahan serta bau bunga-bungaan.
commit to user
4. Penggulungan