Tanaman Teh TINJAUAN PUSTAKA

commit to user 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Teh

Teh diperoleh dari pengolahan daun tanaman teh Camellia sinensis dari familia Theaceae. Tanaman ini diperkirakan berasal dari daerah pegunungan Himalaya dan pegunungan yang berbatasan dengan RRC,India,Burma.Tanaman ini dapat subur didaerah tanaman tropic dan subtropic dengan menuntut cukup sinar matahari dan curah hujan sepanjang tahun Siswoputranto, 1978 Menurut Nazarudin dkk 1993 secara taksonomi tanaman teh dapat digolongkan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub devisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Sub kelas : Dalypetalase Ordo : Gultiferrales Famili : Theacesae Genus : Camellia Species : Camellia sinensis Varietas : Varietas Sinensis dan Varietas Assamica Tanaman teh merupakan tumbuhan berdaun hijau yang termasuk dalam keluarga Camellia yang berasal dari Cina, Tibet dan India bagian Utara. Ada dua varietas utama tanaman teh, yaitu Camellia sinensis dan Camellia assamica. Varietas pertama yaitu Camellia sinensis mempunyai ciri-ciri daun kecil dan keriting, tumbuh dengan baik di daerah pegunungan tinggi berhawa dingin di Cina tengah, Jepang dan Indonesia. Varietas kedua Camellia assamica, dengan ciri-ciri daun lebar, tumbuh dengan baik di commit to user daerah beriklim tropis yang lembab, di India bagian utara dan Szechuan dan propinsi Yunan di Cina Heyne, 1988. Tanaman teh dapat tumbuh subur di daerah tropik dan subtropik dengan menuntut cukup sinar matahari dan hujan sepanjang tahun. Tanaman teh dapat tumbuh subur sampai sekitar 6-9 m tinggi. Di perkebunan- perkebunan tanaman teh dipertahankan hanya sampai sekitar 1 m dengan pemangkasan secara berkala. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pemetikan daun dan agar diperoleh tunas-tunas teh yang cukup banyak Siswoputranto, 1978. Bahan kimia yang terkandung dalam daun teh terdiri dari empat kelompok yaitu substansi fenol cathecin dan flavanol, substansi bahan fenol pektin, resin, vitamin dan mineral, substansi aromatik dan enzim- enzim. Keempat kelompok tersebut bersama-sama mendukung terjadinya sifat-sifat yang baik pada teh apabila pengendalian selama proses pengolahan dapat dilakukan dengan tepat Arifin, 1994. Daun teh tersusun dari komposisi senyawa kimia yang berpengaruh terhadap rasa, aroma dan warna pada teh. Komposisi senyawa kimia daun teh menurut Harler 1963 dapat dilihat pada Tabel 2.1 Tabel 2.1 Komposisi Senyawa Daun Teh Senyawa kimia bahan kering Serat kasar 22 Protein 16 Lemak 8 Klorofil dan pigmen lain 1,5 Pektin 4 Pati 0,5 Total bahan tidak larut air 52 Katechin teroksidasi 20 Katechin lainnya 10 Kafein 4 Gula dan gum 3 Asam2 amino 7 Abu 4 Total bahan larut air 48 Sumber : Harler, 1963 commit to user Menurut Bambang, Kustamiyati dkk 1994, kandungan zat penentu kualitas catechin dan kafein terdapat pada bagian-bagian pucuk teh, makin muda bagian pucuk teh makin tinggi kadarnya. Dengan kata lain makin halus pucuk berarti makin banyak bagian yang muda dan makin tinggi pula kualitas pucuk tersebut, sebaliknya makin kasar pucuk, makin rendah kualitasnya. Sebagai gambaran dalam Tabel 2.2 disajikan daftar kandungan zat catechin dan caffein pada bagian-bagian pucuk. Tabel 2.2 Kandungan zat katechin dan caffein pada bagian-bagian pucuk teh dalam Bagian Pucuk Catechin Caffein Peko 26,5 4,7 Daun pertama 25,9 4,2 Daun kedua 20,7 3,5 Daun ketiga 17,1 2,9 Tangkai atas 11,7 2,5 Sumber : Bambang, Kustamiyati dkk. 1994.

B. Produk Olahan Teh