34 4. Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan menggali informasi kepada petani sampel dengan cara bertanya jawab langsung dengan
pemilik usahatani
wortel dengan
menggunakan daftar
pertanyaankuesioner.
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskiptif yang meliputi transformasi data mentah ke dalam bentuk
yang akan memberi informasi untuk menjelaskan sekumpulan faktor dalam suatu situasi. Statistik deskriptif juga dapat digunakan untuk mengetahui
keterkaitan antar variabel dalam suatu penelitian Sekaran, 2006
35
1. Estimasi Fungsi Produksi
Untuk menilai dan mengetahui hubungan serta sumbangan faktor-faktor produksi terhadap tingkat produksi tanaman wortel, diestimasi dengan model
fungsi produksi Cobb-Douglas adalah sebagai berikut : Y = AX
1 b1
X
2 b2
X
3 b3
X
4 b4
X
5 b5
X
6 b6
……………………………………….1 Untuk memudahkan analisis dalam menaksir parameter-parameter harus
ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma sehingga merupakan bentuk linear berganda yang kemudian dianalisis dengan metode kuadrat terkecil
OLS. Log Y = log A + b
1
log X
1
+ b
2
logX
2
+ …..+ b
6
logX
6
+ log
……….....2 Dimana :
Y = produksi wortel Kg
X
1
= luas lahan Ha
X
2
= jumlah tenaga kerja HKP
X
3
= jumlah pupuk organik Kg
X
4
= jumlah pupuk anorganik Kg
X
5
= jumlah pestisida Liter
X
6
= jumlah benih Kg
bi. = koefisien regresi
= kesalahan pengganggu
A = konstanta
36
Metode Pengujian Model
Pengujian terhadap hasil pendugaan parameter meliputi pengujian normalitas data, pengujian ekonometrik dan pengujian statistik, yaitu:
a. Pengujian Normalitas Data Salah satu metode yang sering digunakan untuk pengujian normalitas data
adalah uji Jarque Bera Uji J.B tes. Dalam model regresi tidak semua variabel harus diuji kenormalannya, cukup diwakili residualnya saja.
Dalam Uji J.B tes jika residual nilai J.B hitung lebih kecil dari J.B tabel atau jika probabilitas residual lebih besar dari α 0,05 maka dianggap
semua variabel yang ada dalam model dinyatakan normal. Variabel dikatakan berdistribusi normal jika skewness = 0 dan kurtosis = 3,
dianggap mendekati normal jika nilai skewness dan kurtosisnya berada dalam toleransi 1.Guntur, 2007.
Uji J.B tes dapat dilakukan dengan dengan cara : 1. Melakukan estimasi pada regresi sehingga dapat dicari variabel resid.
2. Mencari nilai J.B tes dari normality tes dalam program Eview 3.1. b. Pengujian Ekonometrik
Pengujian ekonometrika yang dilakukan untuk mengetahui adanya penyimpangan terhadap asumsi klasik. Asumsi regresi klasik menurut
Maddala 1992 meliputi non autokorelasi yaitu keadaan dimana tidak terdapat hubungan antara kesalahan-kesalahan error yang muncul pada
data runtun waktu time series, homoskedastisitas yaitu keadaan dimana error dalam persamaan regresi memiliki varians konstan dan non
37 multikolinearitas yaitu keadaan dimana tidak ada hubungan antara
variabel-variabel penjelas. Pengujian asumsi klasik yang akan dilakukan dalam
penelitian ini
hanyalah pengujian
multikolineritas dan
heteroskedastisitas, sedangkan autokorelasi tidak dilakukan karena penelitian ini menggunakan data cross section. Pengujian asumsi tersebut
dilakukan dengan menggunakan Sofware Eviews 3.1.
1 Multikolinieritas
Asumsi ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan linier di antara variabel-variabel independen dalam model
regresi tersebut. Jika terdapat hubungan linier di antara variabel dependen, maka hal tersebut dikatakan terjadi multikolinieritas
multikol. Ini berarti menyalahi asumsi teori ekonometri yang menyatakan bahwa seluruh variabel bebas yang termasuk dalam
model mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependennya, sehingga koefisien tidak dapat ditaksir dengan ketepatan
tinggi. Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas
adalah dengan metode Klein, yaitu dengan mencari koefisien korelasi dari variabel bebas dengan matrix correlation kemudian koefisien
korelasi yang diperoleh dikuadratkan. Nilai kuadrat dari koefisien korelasi r
2
dibandingkan dengan nilai Adjust R
2
, jika nilai r
2
Adjust R
2
maka tidak terjadi multikolinearitas. Sebaliknya jika nilai r
2
38 Adjust R
2
maka terjadi multikolinearitas Modul Lab. Ekonometrika, 2000.
2 Heteroskedastisitas
Asumsi ini merupakan asumsi yang membahas mengenai faktor-faktor gangguan, yaitu distribusi probabilitas gangguan
dianggap tetap sama untuk seluruh pengamatan-pengamatan atas variabel independen, yaitu varian setiap U
t
adalah sama untuk seluruh nilai-nilai variabel independen. Heteroskedastititas terjadi
jika gangguan muncul dalam fungsi regresi yang mempunyai varian yang tidak sama sehingga penaksir OLS tidak efisien baik
dalam sampel kecil maupun besar. Pendeteksian adanya heteroskedastisitas ini dilakukan
dengan Uji Park dengan langkah-langkah Modul Lab. Ekonometrika, 2000:
a Melakukan regresi OLS terhadap model dan mendapatkan residual e
i
. b Meregres residual yang dikuadratkan dengan variabel
independent X
i
c Penarikan kesimpulan dilakukan dengan melakukan uji t terhadap koefisien regresi yang dihasilkan dengan melihat
probabilitasnya, jika probabilitas α 0,05 maka tidak ada
masalah heteroskedastisitas dan sebaliknya.
39
c. Pengujian Statistik
Pengujian statistik yang dilakukan meliputi:
1 Uji t
Digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel-variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan
atau tidak terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan pendekatan probabilitas.
a. Formulasi Hipotesa : H
: b
i
= 0 Variabel bebas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara individual terhadap variabel terikat
H
o
: b
i
0 Variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan secara individual terhadap variabel terikat
b. Alpha = 5 c. Kriteria Pengujian :
1. Ho diterima apabila memenuhi syarat : Nilai prob-value 0,05, yang berarti variabel bebas tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan secara individual terhadap variabel terikat
2. Ho dtolak apabila memenuhi syarat : Nilai prob-value 0,05, yang berarti variabel bebas
mempunyai pengaruh yang signifikan secara individual terhadap variabel terikat
40
2 Uji F
Digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Uji
signifikasinya adalah sebagai berikut Guntur, 2007: a. Formulasi Hipotesa :
H : b
i
= 0 Variabel bebas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikat
H
o
: b
i
0 Variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikat
b. Alpha = 5 c. Kriteria Pengujian :
1. Ho diterima apabila memenuhi syarat : Nilai prob-value 0,05, yang berarti variabel bebas tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan secara individual terhadap variabel terikat
2. Ho dtolak apabila memenuhi syarat : Nilai prob-value 0,05, yang berarti variabel bebas
mempunyai pengaruh yang signifikan secara individual terhadap variabel terikat
41
3 Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R
2
adalah koefisien untuk mengetahui berapa variasi variabel dependen dapat dijelaskan
oleh variasi independen, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel di luar model. Bila R
2
semakin mendekati satu maka menunjukkan bahwa variabel independen yang dipilih dapat
menjelaskan variabel dependen.
2 Skala Usaha
Kondisi skala usaha pada penelitian ini dapat diketahui dari besarnya koefisien regresi b
1
,b
2
,.... b
6
dari fungsi produksi Cobb-Doglas yang berupa persamaan berikut ini :
Y = AX
1 b1
X
2 b2
X
3 b3
X
4 b4
X
5 b5
X
6 b6
……………………………………….1 Untuk memudahkan analisis dalam menaksir parameter-parameter harus
ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma sehingga merupakan bentuk linear berganda yang kemudian dianalisis dengan metode kuadrat terkecil
OLS.
42 Log Y = log A + b
1
log X
1
+ b
2
logX
2
+ …..+ b
6
logX
6
+ log
……….....2 Dimana :
Y = produksi wortel Kg
X
1
= luas lahan Ha
X
2
= jumlah tenaga kerja HKP
X
3
= jumlah pupuk organik Kg
X
4
= jumlah pupuk anorganik Kg
X
5
= jumlah pestisida Liter
X
6
= jumlah benih Kg
bi = koefisien regresi
= kesalahan pengganggu
A = konstanta
Nilai b
1
,b
2
,.... b
6
yang diperoleh dari fungsi produksi Cobb-Douglass sekaligus menunjukkan elastisitas produksinya. Besaran elastisitasnya yaitu
lebih besar dari satu, lebih kecil dari satu, sama dengan satu, atau lebih besar dari satu. Ada tiga kemungkinan alternatifnya, yaitu:
a. Decreasing return to scale, bila b
1
+ b
2
+ … + b
6
1. Berarti bahwa proporsi penambahan faktor produksi melebihi proporsi penambahan
produksi. b. Constant return to scale, bila b
1
+ b
2
+ … + b
n
= 1. Berarti bahwa proporsi penambahan faktor produksi akan proporsional dengan
penambahan produksi yang diperoleh.
43 c. Increasing return to scale, bila b
1
+ b
2
+ … + b
6
1. Berarti bahwa proporsi penambahan faktor produksi akan menghasilkan tambahan
produksi yang proporsinya lebih besar.
3. Efisiensi Ekonomi
Efisiensi ekonomi dilihat dengan pendekatan efisiensi harga. Kriteria yang digunakan untuk menilai apakah usahatani yang telah
dilakukan telah mencapai efisiensi yaitu dengan melihat perbandingan nilai produk marginal dari masukan X dengan harga masukan menurut
Soekartawi, 2003 adalah : NPMxi 1, artinya penggunaan masukan x belum mencapai efisiensi
Pxi ekonomi tertinggi. Pada kondisi ini masukan x masih
bisa ditambah. NPMxi 1, artinya penggunaan masukan tidak efisien, masukan x
Px perlu dikurangi
NPMx = 1, artinya penggunaan masukan telah mencapai efisiensi.
Px
Dimana : NPMx = Nilai produk marginal dari masukan X Px = Harga masukan harga sewa lahan, upah tenaga
kerja, harga pupuk, harga pestisida dan harga benih
44 NPMx dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
NPMx = PMx. Py = dYdX . Py
Elastisitas Produksi bi = dY Y . 100 Suprapto, 2005 dX X. 100
= dY x X dX Y
= PMx. X PMx = bi. Y
Y X
NPMx = b
i
. Y .P
y
X Keterangan :
b
i
= elastisitas produksi input i Y
= hasil produksi Kg P
y
= harga wortel RpKg X
= input yang digunakan luas lahan, tenaga kerja, pupuk organik, pupuk anorganik, pestisida dan benih
Efisiensi usahatani wortel dapat tercapai saat perhitungan rasio NPMx
i
dan Px pada masing-masing faktor produksi sama dengan satu, atau dengan kata lain nilai produk marginal NPMx
i
harus sama dengan harga faktor produksi Px sehingga akan dapat dihitung nilai optimum dari masing-masing faktor produksi
untuk mencapai efisiensi. Perhitungannya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
45 Optimum ketika NPMx
i
Pxi = 1 Atau NPMx
i
= Pxi PMX
i
= bi . Y Xi
NPMX
i
= Pxi = PMxi X Py Pxi = bi . Y X Py
Xi
Xi = bi . Y . Py Pxi
E. Definisi Operasional Variabel