90 Penarikan kesimpulan dilakukan dengan melakukan uji t terhadap koefisien
regresi yang dihasilkan dengan melihat probabilitasnya, jika probabilitas α
0,05 maka tidak ada masalah heteroskedastisitas dan sebaliknya. Hasil regresi residual kuadrat terhadap variabel bebas dapat dilihat pada tabel 5.9 di
bawah ini. Tabel 5.9 Hasil Regresi Residual Kuadrat terhadap Variabel Bebas
No. Variabel
Coefficient Std. Error
t-Statistic Prob.
1. Konstata
-2.400018 2.166120
-1.107980 0.2707
2. Luas Lahan
0.907837 0.791875
1.146440 0.2546
3. Tenaga Kerja
-1.242935 0.981183
-1.266773 0.2084
4. Pupuk Organik
0.129603 0.365299
0.354786 0.7236
5. P. Anorganik
0.384646 0.794641
0.484050 0.6295
6. Pestisida
0.799677 0.604872
1.322060 0.1894
7. Benih
-0.987024 0.686845
-1.437041 0.1541
Sumber : Analisis Data Primer Hasil analisis regresi residual kuadrat dan variabel bebas dengan
program eviews menunjukkan probabilitas setiap variabel bebas lebih besar dari α 5 semua tidak signifikan sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi
heteroskedastisitas.
G. Skala Usaha
Kondisi skala usaha pada penelitian ini dapat diketahui dari besaran elastisitasnya b
1
,b
2
, ..., b
n
yaitu lebih besar dari satu, lebih kecil dari satu, sama dengan satu, atau lebih besar dari satu. Ada tiga kemungkinan alternatifnya, yaitu:
a. Decreasing return to scale, bila b
1
+ b
2
+ … + b
n
1. Berarti bahwa proporsi penambahan faktor produksi melebihi proporsi penambahan produksi.
b. Constant return to scale, bila b
1
+ b
2
+ … + b
n
= 1. Berarti bahwa proporsi penambahan faktor produksi akan proporsional dengan penambahan produksi
yang diperoleh.
91 c. Increasing return to scale, bila b
1
+ b
2
+ … + b
n
1. Berarti bahwa proporsi penambahan faktor produksi akan menghasilkan tambahan produksi yang
proporsinya lebih besar. Hasil perhitungan elastisitas koefisien regresi dari masing-masing faktor
produksi dapat dilihat pada tabel 5.10berikut ini. Tabel 5.10 Nilai Elastisitas Faktor-Faktor Produksi Usahatani Wortel
No Faktor Produksi
Elastisitas Koefisien Regresi
1 Luas Lahan X1 0.151979
2 Tenaga Kerja X2 0.282857
3 Pupuk OrganikX3 0.112052
4 Pupuk AnorganikX4 0.144378
5 Pestisida X5 0.160455
6 Benih X6 0.176608
Skala usaha 1.028329
Sumber : Analisis Data Primer Hasil perhitungan pada tabel 5.10 menunjukkan bahwa skala usaha pada
usahatani di Kabupaten Karanganyar sebesar 1,028 lebih besar dari satu, ini berarti bahwa proporsi penambahan faktor produksi akan menghasilkan tambahan
produksi yang proporsinya lebih besar atau sering disebut dengan ”Increasing return to scale” . Hal ini berarti apabila semua faktor produksi ditambah satu
persen secara bersama-sama, menyebabkan kenaikan produksi wortel sebesar 1,028, dengan demikian petani masih dapat memperbesar pendapatannya dengan
menambah semua faktor produksi. yang digunakan.
H. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-Faktor P roduksi
Dalam suatu usaha termasuk usahatani terdapat satu hal penting yang harus mendapat perhatian dari petani yaitu masalah efisiensi. Penerapan efisiensi
dalam penggunaan alokasi input sangat penting guna menghasilkan output yang
92 optimal
. Dalam penelitian ini untuk mengetahui efisiensi usahatani wortel di
Kabupaten Karanganyar digunakan pendekatan efisiensi harga. Usahatani telah mencapai efisiensi ekonomi jika perbandingan antara nilai produk marginal
NPMx
i
dan harga faktor produksi Px yang bersangkutan sama dengan 1. Hasil perhitungan rasio NPMx
i
dan Px dapat dilihat pada tabel 5.11 di bawah ini. Tabel 5.11 Perhitungan Efisiensi Ekonomi Usahatani Wortel
Faktor Produksi Rata-
rata Input
Koefisien Regresi
bi Harga
Input Pxi PMxi
Produk Marginal
NPMxi Nilai Produk
Marginal NPMxi
Pxi
Luas Lahan X1 0.2451
0.151979 2,156,887.19
8,173.99 7,575,421.01
3.51 Tenaga Kerja X2
228.62 0.282857
17,102.02 16.31
15,115.47 0.88
Pupuk organikKandangX3
7,344.31 0.112052
110.95 0.20
186.40 1.68
Pupuk anorganikX4 330.80
0.144378 1,864.70
5.75 5,332.09
2.86 Pestisida X5
3.08 0.160455
77,471.03 686.89
636,590.20 8.22
Benih X6 20.42
0.176608 25,734.06
114.00 105,648.14
4.11 Produksi Y
13,182.37 Harga Wortel Py
926.77
Sumber : Analisis Data Primer Keterangan :
PMxi = Koef isien regresi X Produksi Input rata-rata NPMxi = PMxi X Py
Hasil perhitungan rasio NPMx
i
dan Px pada masing-masing faktor produksi di tabel 5.11 di atas tidak ada yang sama dengan satu, hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani wortel di Kabupaten Karanganyar belum mencapai efisiensi. Nilai optimum setiap faktor
produksi dapat dihitung. Hasil perhitungan nilai optimumnya dapat dilihat pada tabel 5.12 berikut ini :
93 Tabel 5.12 Nilai Optimum Faktor Produksi Usahatani Wortel di Kabupaten
Karanganyar
Faktor Produksi Nilai
Optimum Koefisien
Regresi bi
Harga Input Pxi
PMxi Produk
Marginal NPMxi Nilai
Produk Marginal
NPMxi Pxi
Luas Lahan X1 0.8608
0.151979 2,156,887.19
2,327.31 2,156,887.19
1.00 Tenaga Kerja X2
202.06 0.282857
17,102.02 18.45
17,102.02 1.00
Pupuk OrganikKandangX3
12,338.40 0.112052
110.95 0.12
110.95 1.00
Pupuk anorganikX4 945.93
0.144378 1,864.70
2.01 1,864.70
1.00 Pestisida X5
25.30 0.160455
77,471.03 83.61
77,487.25 1.00
Benih X6 83.85
0.176608 25,734.06
27.76 25,730.55
1.00 Produksi Y
13,182.37 Harga Wortel Py
926.77
Sumber : Analisis Data Primer Efisiensi dapat tercapai saat petani menggunakan faktor produksi yang
meliputi luas lahan sebesar 0,8606 Ha, tenaga kerja sebesar 202,06 HKP, pupuk organikkandang sebesar 12.338,4 kg, pupuk anorganik sebesar 945,93 kg,
pestisida sebesar 25,30 liter dan benih sebesar 83,85 kg.
94
VI. PEMBAHASAN