56
C. Keadaan Perekonomian 1. Struktur Perekonomian
Produk Domestik Regional Bruto PDRB Tahun 2004 dan 2005 atas dasar harga konstan tahun 2000 di Kabupaten Karanganyar untuk
setiap sektornya diperlihatkan pada Tabel 4.5 berikut ini. Tabel 4.5 Produk Domestik Regional Bruto PDRB Atas Dasar Harga
Konstan 2000
menurut Sektor
Perekonomian Kabupaten
Karanganyar Tahun
2004 –
2005 dalam Jutaan Rupiah
No. Sektor
2004 2005
1. Pertanian
781.354,14 19,68
824.366,11 19,68
2. Penggalian
34.552,62 0,87
36.011,64 0,86
3. Industri Pengolahan
2.065.453,01 51,02
2.201.053,32 52,55
4. Listrik, Gas dan Air Minum
54.047,48 1,37
57.717,54 1,38
5. BangunanKonstruksi
96.938,80 2,44
101.794,26 2,43
6. Perdagangan,
Hotel, dan
Restoran 416.747,71
10,50 432.760,22
10,33 7.
Angkutan dan Komunikasi 116.591,45
2,94 120.994,51
2,89 8.
Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
84.475,90 2,13
89.626,25 2,14
9. Jasa-jasa
319.787,82 8,05
324.006,65 7,74
Total PDRB 3.970.278
100,00 4.188.330,50
100,00
Sumber: BPS Kabupaten Karanganyar Tahun 2005 Keterangan : Angka dalam kurung merupakan persentase PDRB tiap
sektor perekonomian terhadap total PDRB Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa besarnya PDRB tahun
2004 dan 2005 relatif tidak berbeda jauh baik itu sektor yang mengalami peningkatan maupun penurunan. Dari tabel di atas juga dapat dilihat
57 bahwa tahun 2004 dan 2005 sektor industri pengolahan memiliki
prosentase terbesar dalam sumbangannya terhadap PDRB Kabupaten Karanganyar yaitu 51,02 persen untuk tahun 2004 dan 52,55 persen untuk
tahun 2005. Hal ini karena sektor industri pengolahan merupakan sektor yang relatif besar dalam menghasilkan output. Output sektor industri
pengolahan tergolong relatif besar karena sektor industri pengolahan mampu mengolah produk, baik itu sebagai barang konsumsi maupun
barang produksi, yang dapat digunakan oleh sektor lain. Sektor pertanian mampu menduduki urutan kedua dalam
pembentukan PDRB Kabupaten Karanganyar yaitu sebesar 19,68 persen untuk tahun 2004 dan tahun 2005. Sektor pertanian yang terdiri dari sub
sector tanaman pangan termasuk di dalamnya usahatani wortel, sub sektor tan perkebunan, sub sektor peternakan, sub sektor kehutanan dan subsektor
perikanan dapat terus dikembangkan untuk meningkatkan PDRB Kabupaten Karanganyar. Wortel sebagai salah satu produk sayur unggulan
Kabupaten Karanganyar telah memberikan kontribusi tertinggi dalam produksinya jika dibandingkan dengan sayuran lainnya.
Sektor yang paling kecil memberikan sumbangan terhadap PDRB Kabupaten Karanganyar pada tahun 2004 dan 2005 adalah sektor
penggalian yaitu 0,87 persen untuk tahun 2004 dan 0,86 persen untuk tahun 2005. Distribusi prosentase PDRB Kabupaten Karanganyar Tahun
2005 atas dasar harga konstan 1993 dapat dilihat pada Gambar 4.1
58
1
53 2
10 32
1 8
20
Pertanian Penggalian
Industri Pengolahan Listrik, Gas dan air Minum
Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran
Angkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Gambar 4.1 Distribusi Prosentase PDRB Kabupaten Karanganyar Menurut Sektor Perekonomian Tahun 2005 Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2000
2. Pendapatan Per Kapita
Pendapatan perkapita merupakan nilai pendapatan per penduduk pada suatu wilayah pada suatu tahun. Pendapatan perkapita merupakan
salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan di suatu daerah. Pendapatan perkapita
Kabupaten Karanganyar Tahun 2004 dan 2005 dapat dilihat pada Tabel 4.6
Tabel 4.6. Pendapatan Perkapita Kabupaten Karanganyar Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004 – 2005
Uraian 2004
2005
PDRB Jutaan Rupiah 3.970.278
4.188.330,50 Penduduk Pertengahan Tahun Jiwa
826.702 835.544
PDRB Perkapita Rupiah 4.802.551,49
5.012.698,91 Sumber: BPS Kabupaten Karanganyar Tahun 2005
Dari Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa pendapatan perkapita Kabupaten Karanganyar atas dasar harga konstan 2000 dari tahun 2004 ke
tahun 2005 mengalami peningkatan. Pendapatan perkapita atas dasar harga konstan tahun 2000 meningkat dari Rp 4.802.551,49 pada tahun 2004
menjadi Rp 5.012.698,91 pada tahun 2005. Dilihat dari pendapatan
59 perkapita Kabupaten Karanganyar yang meningkat tersebut maka dapat
diketahui bahwa
pembangunan wilayah
yang dilakukan
di Kabupaten Karanganyar telah mampu meningkatkan pendapatan perkapita
penduduk Kabupaten Karanganyar. Peningkatan pendapatan per kapita penduduk Kabupaten
Karanganyar akan dapat meningkatkan daya beli masyarakat terhadap produk-produk yang dihasilkan, termasuk meningkatkan daya beli
masyarakat terhadap wortel sebagai salah satu komoditas sayuran yang bergizi.
D. Keadaan Sektor Pertanian