Lokasi Gereja HKBP Sudirman Medan Berada di Tengah Kota

c. Memberikan kenyamanan dan ketenangan bagi jemaat dan pengunjung yang datang ke gereja ini. d. Dapat mendukung program pelayanan bagi jemaat. Rumah ibadah atau Gereja dapat berfungsi sesuai dengan yangdiamanatkan UUD 1945 dan Undang-undang Agama pasal 29 tahun 1969 16 maka ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam pembangunan Rumah Ibadah, yaitu :

a. Gedung

Ada beberapa pertimbangan dalam pembangunan gedung-gedung gereja, diantaranya yaitu : 1. Lokasi gedung strategis, mudah diakses oleh masyarakat umum,nyaman dan tidak gaduh atau bising, serta dapat mendukung proses ibadah bagi jemaat yang akan beribadah. Jika kita hubungkan dengan lokasi gereja HKBP Sudirman Medan lokasinya sudah memenuhi syarat untuk menjadi tempat beribadah yang nyaman, tidak bising, fasilitas yang baik. Tetapi untuk menuju HKBP Sudirman akses menuju kesini agak sulit, karena tidak ada angkutan umum yang dapat melewati tepat di depan gereja ini, tetapi harus turun di persimpangan pintu masuk Bandara Polonia, dan kita harus berjalan lagi menuju gereja tersebut sekitar 20 menit dari simpang ke gereja tersebut. 2. Gedung didesain sedemikian rupa sehingga dapat mendukung menarik minat kegiatan Ibadah dan pelayanan kepada jemaat secara umum. Desain dari 16 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, 2010, Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan HAM RI, hlm. 29. gereja HKBP Sudirman sangat cantik bergaya minimalis dan bercampur dengan bangunan-bangunan di Eropa. 3. Gedung juga dilengkapi sarana penunjang kegiatan jemaatRuang rapat, kantor dan perpustakaan, dll. Gereja HKBP Sudirman dilengkapi juga dengan ruang rapat, kantor pelayanan bagi pendeta dan management gereja, klinik, dan rumah-rumah Pendeta yang melayani di HKBP Sudirman.

b. Sarana dan Prasarana

Gereja agar dapat menjalankan fungsinya dan memberikan pelayanankepada jemaat pengguna dengan baik dan berkualitas perlu didukungadanya sarana prasarana yang memadai pula, seperti perkantoran, perpustakaan, rumah pendeta, sopo godang dan klinik. Teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang spatial order kegiatan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang langka, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap lokasi berbagai macam usahakegiatan lain baik ekonomi maupun sosial. Lokasi berbagai kegiatan seperti rumah tangga, pertokoan, pabrik, pertanian, pertambangan, sekolah dan tempat ibadah tidak asal acak berada di lokasi tersebut, melainkan menunjukkan pola dan susunan mekanisme yang dapat diselidiki dan dapat dimengerti. Dalam mempelajari lokasi kegiatan, biasanya parah ahli terlebih dahulu membuat asumsi bahwa ruang yang di analisis adalah datar dan kondisinya di semua arah sama. Dalam kondisi seperti ini, bagaimana manusia mengatur kegiatannya dalam ruang, baru kemudian asumsi dilonggarkan secara bertahap sehingga di temukan kondisi dalam dunia nyata. Salah satu unsur ruang adalah jarak. Jarak menciptakan gangguan karena dibutuhkan waktu dan tenaga biaya untuk mencapai lokasi yang satu dari lokasi lainnya. Selain itu, jarak juga menciptakan gangguan informasi sehingga makin jauh dari suatu lokasi makin kurang diketahui potensikarakter yang terdapat pada lokasi tersebut. Makin jauh jarak yang ditempuh makin menurun minat orang yang berpergian dengan asumsi faktor lain semuanya sama. Salah satu hal yang banyak dibahas dalam teori lokasi adalah pengaruh jarak terhadap intesitas orang yang berpergian dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Analisis dapat dikembangkan untuk melihat bagaimana suatu lokasi yang memiliki potensidaya tarik terhadap batas wilayah pengaruhnya di mana orang yang masih ingin mendatangi pusat yang memiliki potensi tersebut. Hal ini terkait dengan besarnya daya tarik pada pusat tersebut dan jarak antara lokasi dengan pusat tersebut. 17 Dari konsep teori lokasi bahwa suatu lokasi dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, sama hal dengan keberadaan HKBP Sudirman yang lokasi gereja ini tergolong unik dimana terletak di pusat kota Medan yaitu di jalan Jendral Sudirman Medan. Jika kita melihat sejarah bagaimana HKBP Sudirman ini dapat di bangun di lokasi yang penting bahkan lokasi yang elite. Dikatakan lokasi yang elite karena dahulunya sejak Belanda masih berkuasa di Medan jalan Jendral Sudirman ini dijadikan sebagai pemukiman untuk petinggi-petinggi dari Belanda yang ada di Medan. Saat itu untuk 17 Robinson Tarigan, 2003,Perencanaan Pembangunan Wilayah, Medan: Bumi Aksara, hlm.71.