Maksud dan Tujuan HKBP Sudirman Medan
24
Yaitu: 1.
Memberitakan dan menghayati Firman Tuhan 2.
Memelihara kemurnian dan pengajaran firman Tuhan. 3.
Menyediakan dirinya agar menjadi kemuliaan Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus.
4. Memantapkan dan menguatkan keberadaan HKBP.
Di dalam menjalani pelayanan gereja HKBP terbagi atas HKBP umum pusat, distrik, resort, huria dan jemaat. Di tingkatan HKBP umum adalah kesatuan segenap
HKBP yang meliputi jemaat, resort, distrik, lembaga-lembaga maupun yayasan- yayasan yang dipimpin oleh ephorus. Pelayanan umum dilakukan oleh ephorus,
sekretaris jendral, kepala departemen koinonia, kepala departemen marturia, kepala departemen diakonia, yayasan, ketua rapat pendeta, majelis pekerja sinode, badan
audit HKBP, badan usaha HKBP, badan penyelenggara pendidikan HKBP, badan penelitian pengembangan HKBP, bendahara umum, dan komisi.
Distrik adalah kesatuan dari beberapa resort untuk memantapkan dan mengembangkan persekutuan, kesaksian, dan pelayanan di distrik itu.Pelayanan
distrik dipimpin oleh praeses, sekretaris distrik, bendahara distrik, kepala bidang diakonia. Resort adalah persekutuan jemaat-jemaat setempat untuk menetapkan dan
mengembangkan persekutuan, kesaksian dan pelayanan di tengah-tengan jemaat. Pelayanan resort dipimpin oleh pendeta resort, majelis resort, sekretaris resort,
24
Ibid, hlm 4.
pendeta yang dibantu oleh bibelvrow, diakones, dewan pengurus kegiatan tingkat resort.Jemaat setempat adalah persekutuan beberapa beberapa warga HKBP di suatu
tempat tertentu, yang dipimpin oleh guru huria, parhalado huria, seksi-seksi pengurus kegiatan di huria, panitia pembangunan.
HKBP Sudirman Medan merupakan HKBP Resort yang memiliki struktur organisasi dapat dilihat di lampiran strutur organisasi dan masing-masing memiliki
tugas
25
sebagai berikut:
1. Pendeta Resort
Pendeta resort adalah pimpinan jemaat induk, dan pimpinan jemaatlah yang memimpin jemaat cabang. Tugas pimpinan pendeta resort atau pimpinan jemaat
adalah: a.
Memimpin jemaat setempat, merencanakan dan melaksanakan pekerjaan- pekerjaan pelayanan sesuai dengan tritugas panggilan gereja.
b. Memimpin pelayanan tahbisan sesuai dengan bidang tugasnya masing-
masing. c.
Memimpin rapat jemaat, rapat pelayanan, rapa pelayanan tahbisan, dan rapat pemilihan pengrus-pengurus dewan, seksi, dan panitia pembangunan.
d. Melaksanakan keputusan sinode agung, majelis pekerja sinode, sinode distrik,
rapat resort, rapat majelis resort, rapat jemaat, dan rapat pelayanan tahbisan.
25
S.A.E Nababan, 1992, Aturan dan Peraturan Huria Kristen Batak ProstestanHKBP, Pea Raja Tarutung : HKBP,hlm. 138-151.
e. Mengawasi, membimbing dan meningkatkan mutu pelayanan di
penatalayanan dan administrasi jemaat. d.
Menerima laporan pertanggung jawaban setiap dewan. e.
Menyampaikan laporan pelayanan statistik, dan keuangan jemaatke pendeta resort dan rapat jemaat.
2. Guru Jemaat
Tugas dari guru jemaat adalah: a.
Memimpin jemaat setempat, merencanakan dan melaksanakan pekerjaan- pekerjaan pelayanan sesuai dengan tritugas panggilan gereja.
b. Mempimpin pelayan tahbisan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.
c. Memimpin rapat jemaat, rapat pelayan, rapat pelayan tahbisan, dan rapat
pemilihan pengurus-pengurus dewan, seksi, dan panitia pembangunan. d.
Melaksanakan keputusan sinode agung, majelis pekerja sinode, sinode distrik, majelis pekerja sinode distrik, rapat resort, rapat majelis resort, spat jemaat,
dan rapat pelayan tahbisan. e.
Mengawasi, membimbing, dan meningkatkan mutu pelayanan di bidang penatalayanan dan administrasi jemaat.
f. Menerima laporan pertanggung jawaban setiap dewan.
g. Menyampaikan laporan pelayanan, statistik, dan keuangan jemaat ke pendeta
resort, dan rapat jemaat.
3. Bibelvrouw
Adalah seorang pelayan perempuan yang menerima jabatan Bibelvrouw dari
Ephorus sesuai dengan agenda HKBP. Adapun tugas dari seorang Bibelvrouw:
a. Sebagaimana tertera dalam agenda pemberian jabatan bibelvrouw.
b. Menyampaikan berkat tanpa menumpangkan tangan.
c. Membantu tugas dari pelayanan guru huria dan pendeta.
d. Menghadiri rapat bibelvrouw.
4. Penatua Gereja Sintua
Penatua adalah yang menerima jabatan penatuah dari HKBP melalu pendeta resort sesuai dengan agenda HKBP. Adapun yang menjadi tugas dari seorang penatua
adalah: a.
Sebagai tertera dalam agenda penerimaan penatua HKBP. b.
Melaksanakan baptisan darurat. c.
Menyusun statistik warga jemaat di lingkungannya masing-masing. d.
Mengikuti sermon dan rapat penatua. e.
Menyampaikan berkat tanpa menumpangkan tangan.
5. Dewan Koinonia
Dewan koinonia adalah organ yang merencanakan dan melaksanakan pelayanan-pelayanan untuk memantapkan persekutuan yang sehati, sepikiran, dan
seperasaan di jemaat yang mencakup seksi sekolah minggu, seksi remaja, pemuda, perempuan, dan bapak.
6. Dewan Marturia
Dewan Marturia adalah organ yang memikirkan dan melaksanakan kegiatan pemberitaan injil di tengah-tengah jemaat dan masyarakat yang mencakup seksi
pekabral injil dan seksi musik.
7. Dewan Diakonia
Dewan diakonia adalah organ yang memikirkan dan melaksanakan pelayanan diakonia, meningkatkan pengetahuan dan kesatuan, demikian juga melaksanakan
percakapan dan komunikasi dengan masyarakat sekitar maupun pemerintah, yang mencakup seksi diakoni sosial, seksi pendidikan, seksi kesehatan dan seksi
kemasyarakatan.
8. Majelis Perbendaharaan
Majelis perbendaharaan ialah beberapa orang pelayan tahbisan untuk membantu pimpinan jemaat untuk mengelola harta dan administrasi jemaat ada pun tugas dari
majelis perbendaharaan
26
adalah ;
a. Membantu pimpinan jemaat menyusun rencana kerja, anggaran belanja, dan
harta kekayaan jemaat untuk dibawakan ke rapat pelayan tahbisan.
26
Andar M Lumbantobing, 1996, Makna Wibawa Jabatan Dalam Gereja Batak, Jakarta: Gunung Mulia, hlm 114-115.
b. Mengelola administrasi jemaat yang mencakup adminitrasi umum, maupun
sarana dan prasarana. c.
Mengadakan sarana dan prasarana sesuai dengan program kerja dan anggaran jemaat
d. Mengatur semua harta kekayaan jemaat demi keteraturan penggunaan,
penempatan dan pengawasannya. e.
Menentukan harta benda yang tidak dapat dipergunakan lagi sesuai dengan ketentuan untuk dibawakan ke rapat pelayan tahbisan supaya dibahas dan
ditetapkan. f.
Membuat laporan berkala tentang pengelolaan harta administrasi jemaat untuk disampaikan kepada pimpinan jemaat sesuai dengan waktu yang ditentukan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Berdirinya gereja HKBP di Medan dimulai dari masuknya agama Kristen di pulau Sumatera. Pada tahun 1820, Gereja Baptis Inggris mengirimkan tiga orang
pemberita Injil yaitu, Burton, Ward, dan Evan ke Bengkulu untuk menjumpai Raffles. Raffles menganjurkan supaya mereka pergi ke utara, ke bangsa Batak yang masih
kafir. Burton dan Ward menuruti pentunjuk Raffles. Mereka berhasil mencapai negeri Batak yang paling sentral yaitu Silindung. Namun kedua perintis itu pulang dengan
tidak memperoleh hasil apapun dari pemberitaan injil yang pertama dilakukan dikalangan suku Batak.
1
Pada tahun 1834 dua orang Misionaris Amerika, Munson dan Lyman yang diutus oleh Zending di Boston. Tetapi kedua misionaris tersebut dibunuh oleh
masyarakat Silindung. Penginjil berikutnya G.Van Asselt dia adalah seorang pendeta utusan dari RMG datang ke Sipirok pada tahun 1856. Mulai saat inilah pengkristenan
di tanak Batak mulai tumbuh, dan disebarkan hingga ke Medan.
Pada tahun 1910 Ephorus Dr.I.L Nommensen dalam pelayanannya pergi ke Medan untuk melakukan pertemuan dengan Ds.J.Brink pendeta gereja
Protentantsche Kerk tujuannya untuk membicarakan orang-orang Kristen Batak
1
Andar Lumbantobing, 1996,Makna Wibawa Jabatan dalam Gereja Batak, Jakarta: BPK Gunung Mulia, hlm.65.
1
yang ada di kota Medan. Perkembangan tersebut dibawakan pada rapat Pendeta di Sipoholon guna dapat menghimpun dan melayani Kristen Batak Protestan yang ada
di Kota Medan. Pada tahun 1912, Dr.I.L Nommensen mengirimkan guru Josia Hutabarat ke Medan untuk melayani dan mengkordinasi 30 orang kristen Batak di
Medan. Kedatangan guru Josia Hutabarat dianggap sebagai mula berdirinya HKBP Medan.
2
Tetapi jemaat belum memiliki tempat sendiri untuk mengadakan ibadah, sehingga mereka mengambil tempat di ruangan konsistori gereja Protestantsche
Kerk.
Jumlah jemaat semakin bertambah seiring dengan banyaknya orang Batak yang datang merantau ke kota Medan. Pada tahun 1919 ibadah yang semula dilakukan di
ruangan konsistori gereja Protestantsche Kerk sudah tidak dapat menampung Jemaat yang semakin banyak sehingga dilaksanakan di gereja Gereformeerde Kerk.
Pindahnya Ibadah ini dalam suasana baik kepada Protestantsche Kerk setelah selama 7 tahun kebaktian disana. Namun, Jemaat HKBP Medan menyadari mereka tidak
akan bisa bertahan disana melihat ruangan gereja yang tidak dapat menampung jemaat keselurahan karena semakin hari jumlah jemaat HKBP Medan yang
bertambah banyak. Selain itu, para jemaat HKBP Medan hanya diperbolehkan melaksanakan ibadah pada hari Minggu pukul 16.00 WIB. Hal ini dikarenakan
gedung gereja digunakan oleh para jemaat gereja Gereformeerde Kerk untuk beribadah pada pagi hari. Melihat kondisi ini timbullah pemikiran jemaat HKBP
2
T.M Napitupulu dkk, 2012, 100 Tahun HKBP Medan 1 Agustus 1912-1 Agustus 2012, Medan: HKBP Sudirman, hlm. 5.
Medan untuk membangun gedung gereja sendiri. Tahun 1927 mulai dibangun HKBP Medan dan selesai pada tanggal 20 Mei 1928 yang sekarang dikenal dengan nama
HKBP Uskup Agung yang sekarang terletak di jalan Uskup Agung Sugiopranoto no
8, merupakan cikal bakal berdirinya HKBP Sudirman Medan.
Awalnya HKBP Medan dapat menampung para jemaatnya namun, hal ini tidak bertahan lama karena semakin banyaknya orang Batak yang merantau ke Medan
sehingga tidak dapat lagi menampung jemaat yang akan beribadah pada saat itu, walaupun ibadah yang dilaksanakan sudah tiga kali tetap saja tidak mencukupi untuk
menampung jemaat. Timbul pemikiran para jemaat HKBP Medan untuk membangun gedung gereja yang baru yang lebih besar, Sehingga pada tahun 1952 di bentuklah
Panitia Pembangunan.
3
Lokasi HKBP Sudirman terletak di Jalan Jendral Sudirman No.17A Medan. Lokasi HKBP Sudirman, memiliki keunikan tersendiri karena letaknya yang berada
di pusat kota Medan yang merupakan wilayah administrasi kota. Lokasi HKBP Sudirman yang berada di pusat kota dahulu dijadikan sebagai tempat tinggal bagi
petinggi-petinggi Belanda, yang pada masa itu dijadikan sebagai daerah elite. Ada larangan khusus untuk memasuki daerah pusat kota ini pada masa Belanda hanya
orang-orang yang bertempat tinggal disitu yang boleh memasuki daerah ini. Setelah
3
Panitia Pembangunan ini,yang di ketuai oleh Bapak Sahala Simatupang untuk membangun gereja HKBP Sudirman Medan yang sekarang. Sahala Simatupang adalah abang dari Jenderal T.B.
Simatupang.,Yang pada saat itu menjabat sebagai kepala kantor Pos Medan.