Respon Dari Rumah Sakit St. Eilisabet Medan

menghormati perbedaan yang terjadi 59 . Dari respon yang telah di terima dari lingkungan sekitar terhadap Sopo Godang HKBP Sudirman Medan, memiliki respon yang positif bahkan saling menghormati perbedaan fungsi di antara Yayasan Harapan, Yayasan Immanuel dan rumah sakit St. Elisabet. 59 Wawancara dengan BiarawatiSusterRomauli sebagai Perawat di rumah sakit St. Elisabet Medan, tanggal 1 Juli 2015 di rumah sakit St. Elisabet Medan, mengenai dampak kegiatan Sopo Godang dengan Proses kegiatan di rumah sakit St. Thomas Medan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

HKBP Sudirman adalah gereja HKBP tertua dan memiliki jemaat HKBP yang terbanyak di Medan, HKBP Sudirman juga memiliki keunikan yang mampu menarik minat banyak masyarakat Batak di kota Medan untuk beribadah dan melakukan kegiatan Adat istiadat. Salah satunya adalah lokasi keberadaan HKBP Sudirman yang berada di kawasan elite Medan yaitu terletak di tengah kota,dimana jika kita melihat HKBP Sudirman Medan kita dapat mengetahui posisi keberadaan kita adalah di kawasan pusat kota, sehingga gereja HKBP Sudirman juga di jadikan salah satu Landmark kota Medan. Pada awal berdirinya yaitu tahun 1954 HKBP Sudirman merupakan Pusat peribadahan bagi masyarakat kota Medan karena pada tahun ini masih terdapat satu gereja HKBP di Medan dan menjadi satu-satunya Resort di Medan. Selain itu HKBP Sudirman pada tahun 1976 sejak dibangunnya Sopo Godang atau tempat melakukan kegiatan adat istiadat sebagai pelopor bagi gereja-gereja HKBP lain untuk membangun tempat yang sama berdampingan dengan gereja. Hal ini semakin membuat minat dari jemaat semakin tinggi terhadap gereja HKBP Sudirman. Sopo Godang HKBP Sudirman ini membutikkan bagaimana gereja dan adat istiadat dapat berjalan secara bersamaan dan juga seimbang. 74 Jika dilihat dari segi eksistensi HKBP Sudirman ditengah multikultural masyarakat Medan, sebenarnya tidak dipertanyakan lagi terkhusus bagi kalangan orang-orang Batak karena gereja merupakan keharusan untuk membentuk karakter orang batak terutama bagi mereka yang berada di perantauan, selain sebagai Bona Pasogit kampung halaman yang dapat mengobati rasa rindu ke kampung halaman. Hal yang paling penting sebenarnya adalah tempat beribadah dan melakukan kegiatan adat bagi orang Kristen yang bersuku Batak. Meski memiliki identitas, HKBP Sudirman juga terbuka luas bagi non-Batak karena pada hakikatnya kerajaan Allah terbuka bagi siapa saja. Keterbukaan HKBP Sudirman ini juga mendapat respon yang positif dari lingkungan sekitar HKBP Sudirman Medan. Respon positif ini di dapatkan oleh HKBP Sudirman Medan dilihat dari lokasi, pelayanan yang dilakukan gereja HKBP Sudirman sebagai tempat beribadah, bahkan kegiatan adat, dan juga sebagai tempat untuk melakukan kegiatan sosial. Selain mendapatkan respon yang positif, HKBP Sudirman juga tidak terlepas dari respon yang negatif dari beberapa pihak, seperti bukan jemaat dari HKBP Sudirman yang menganggap keberadaan gereja HKBP Sudirman sebagai tempat yang hanya jemaatnya di datangi oleh mereka yang memiliki ekonomi menegah ke atas atau golongan orang-orang kaya. Selain itu respon negatif juga di dapat dari lokasi yang terletak di tengah kota sehingga sulit untuk di tempuh oleh masyarakat yang menggunakan angkutan umum. Keberadaan gereja HKBP Sudirman dan Sopo Godangnya ini juga menunjukkan bagaimana masyarakat batak yang jauh dari kampung halamannya dapat membangun kebudayaannya melalui gereja kesukuan. Kita juga bisa melihat bagaimana gereja HKBP Sudirman ini dapat menjaga identitasnya sebagai gereja kesukuan yang banyak di minati oleh masyarakat Batak di kota Medan ini terbukti dari jumlah jemaatnya yang mulai dari awal berdiri hingga sekarang terus mengalami pertambahan.Selain itu gereja dan jemaat dari HKBP Sudirman mampu memelihara perbedaan yang terjadi di lingkungan sekitar dan akirnya menciptakan hubungan yang harmonis walaupun perbedaan kegiatan dan keyakinan. HKBP Sudirman juga menunjukkan hubungan yang baik terhadap lingkungan sekitarnya, walaupun terdapat perbedaan-perbedaan fungsi dan kegiatan yang terdapat di sekitaran HKBP Sudirman. HKBP Sudirman juga mampu menjaga dan menghormati perbedaan keyakinan dan menjaga keharmonisan hidup beragama dalam ruang lingkup lingkungan sekitarnya.

5.2 Saran

a. Dari penelitian ini kita dapat melihat perbedaan agama, fungsi dari suatu lembaga terhadap lembaga lainnya dapat terjalin baik. Hal tersebut dapat di terapkan di lembaga lain dalam menjaga hubungan yang baik walaupun terdapat perbedaan. b. Untuk melakukan penelitian yang lebih komperhensif tentang gereja-gereja yang berada di Medan mengingat penelitian penulis masih sangat jauh dari kata sempurna. Baik itu secara teologis, perkembangan, dan hal-hal unik lainnya yang dapat menjadikan gereja tersebut berbeda.