Kesimpulan Saran Teori Keagenan Agency Theory

65 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka disimpulkan bahwa secara simultan Profitabilitas PROF, Leverage LEV, Ukuran perusahaan SIZE dan Umur Perusahaan AGE berpengaruh signifikan terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting ISR pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Sedangkan secara parsial, variabel Profitabilitas PROF memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting ISR. Variabel Leverage LEV memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting ISR, Ukuran Perusahaan SIZE memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting ISR dan variabel Umur Perusahaan AGE memiliki pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting ISR pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

5.2 Saran

Berdasarkan dari kesimpulan yang telah diuraikan, maka peneliti memberikan beberapa saran, yaitu: 1. Peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah jumlah tahun dalam penelitian minimal lima tahun agar dapat melihat perubahan pengungkapan ISR dengan lebih baik. 2. Peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah variabel-variabel independen lain yang mungkin dapat mempengaruhi pengungkapan ISR. Universitas Sumatera Utara 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bank Umum Syariah

2.1.1 Pengertian Bank Umum Syariah

Bank Umum Syariah BUS adalah bank yang dalam aktivitasnya melaksanakan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip syariah dalam melaksanakan kegiatan lalu lintas pembayaran. Prinsip syariah adalah prinsip hukum islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah. Bank Umum Syariah disebut juga dengan full branch, karena tidak di bawah koordinasi bank konvensional, sehingga aktivitasnya terpisah dengan konvensional. Bank syariah dapat dimiliki bank konvensional, akan tetapi aktivitas serta pelaporannya terpisah dengan induk banknya Ismail, 2011:52. Hal tersebut didasari oleh adanya beberapa perbedaan antara bank syariah dengan bank konvensional, seperti yang terlihat pada tabel 2.1 berikut ini. Tabel 2.1 Perbedaan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional No Bank Syariah Bank Konvensional 1 Investasi, hanya untuk proyek dan produk yang halal serta menguntungkan Investasi, tidak mempertimbangkan halal atau haram asalkan proyek yang dibiayai menguntungkan 2 Return yang dibayar danatau diterima berasal dari bagi hasil atau pendapatan lainnya berdasarkan prinsip syariah Return baik yang dibayar kepada nasabah penyimpan dana dan return yang diterima dari nasabah pengguna dana berupa bunga 3 Perjanjian dibuat dalam bentuk akad sesuai dengan syariah islam Perjanjian menggunakan hukum positif 4 Orientasi pembiayaan, tidak hanya untuk keuntungan akan tetapi juga falah oriented, yaitu berorientasi pada kesejahteraan masyarakat Orientasi pembiayaan, untuk memperoleh keuntungan atas dana yang dipinjamkan 5 Hubungan antara bank dan nasabah adalah mitra Hubungan antara bank dan nasabah adalah kreditur dan debitur Universitas Sumatera Utara 13 Lanjutan Tabel 2.1 No Bank Syariah Bank Konvensional 6 Dewan pengawas terdiri dari BI, Bapepam, Komisaris, dan Dewan Pengawas Syariah DPS Dewan pengawas terdiri dari BI, Bapepam, dan Komisaris 7 Penyelesaian sengketa diupayakan deselesaikan secara musyawarah antara bank dan nasabah melalui peradilan agama Penyelesaian sengketa melalui pengadilan negeri setempat Sumber : Ismail 2011:38

2.1.2 Fungsi Bank Umum Syariah

Seperti halnya pada bank konvensional, fungsi yang dijalankan Bank Umum Syariah juga terdiri dari penghimpunan dan penyaluran dana dari dan bagi masyarakat. Penghimpunan dana dari masyarakat : dengan cara menawarkan berbagai jenis produk pendanaan antara lain giro wadiah, tabungan wadiah, tabungan mudharabah, deposito mudharabah, dan produk pendanaan lainnya yang diperbolehkan sesuai dengan syariah islam. Bank Umum Syariah perlu menyalurkan dananya kepada pihak yang membutuhkan dana, agar tidak terjadi idle fund. Bank Umum Syariah dapat menyalurkan dananya dalam bentuk pembiayaan serta dalam bentuk penempatan lainnya. Bank Umum Syariah juga menawarkan produk pelayanan jasa untuk membantu transakasi yang dibutuhkan oleh pengguna jasa bank syariah. Hasil yang diperoleh bank atas pelayanan jasa bank syariah yaitu berupa pendapatan fee dan komisi Ismail, 2011:53-54. Berikut ini adalah bagan yang menggambarkan mengenai fungsi bank umum syariah dalam memperoleh keuntungan. Universitas Sumatera Utara 14 Sumber : Ismail 2011:45 Gambar 2.1 Fungsi Bank Umum Syariah 2.2 Pengungkapan Disclosure 2.2.1 Defenisi Pengungkapan adalah membuat sesuatu menjadi diketahui atau mengungkapkan sesuatu. Tingkat pengungkapan sangat dipengaruhi oleh sumber pembiayaan, sistem hukum, keadaan ekonomi dan politik, tingkat perkembangan ekonomi, tingkat pendidikan dan budaya Haniffa dalam Rizkiningsih 2012. Arfan dan Bambang 2008, menyatakan bahwa pengungkapan disclosure adalah pembeberan hal-hal informasi yang dianggap penting dan bermanfaat bagi pemakai selain apa yang dapat dinyatakan melalui laporan keuangan utama dan cara-cara penyampaiannya. Dalam code of good corporate governance yang diterbitkan oleh komite nasional corporate governance dinyatakan bahwa perusahaan harus mempunyai inisiatif untuk mengungkapkan Pendapatan: - margin keuntungan - bagi hasil - sewa Biaya: - bonus - bagi hasil BANK SYARIAH Penghimpunan dana Penyaluran dana Pelayanan jasa Pendapatan fee Selisih antara pendapatan dan biaya Universitas Sumatera Utara 15 informasi tidak hanya yang diwajibkan oleh hukum dan regulasi, tetapi juga informasi lain yang dianggap penting bagi pemegang saham, kreditur dan stakeholder lain untuk pembuatan keputusan. Luasnya informasi yang dapat diperoleh akan sangat tergantung pada tingkat pengungkapan dari laporan keuangan yang bersangkutan Septi, 2012. Secara umum konsep pengungkapan Evans, 2003 dalam Septi, 2012 antara lain: 1. Pengungkapan Cukup Adequate Disclosure adalah pengungkapan minimum yang harus dipenuhi agar laporan keuangan secara keseluruhan tidak menyesatkan untuk kepentingan pengambilan keputusan. 2. Pengungkapan Wajar Fair Disclosure adalah pengungkapan yang harus dicapai agar semua pihak mendapatkan informasi yang sama. 3. Pengungkapan Penuh Full Disclosure adalah yang menuntut atas penyajian dan pengungkapan secara penuh atas seluruh informasi yang relevan dengan pengambilan keputusan. Dalam pengungkapan, Ahmed Riahi-Belkaoui menyebutkan istilah Pengungkapan penuh full disclosure yang mengharuskan laporan keuangan dirancang dan disusun untuk menggambarkan secara akurat kejadian-kejadian ekonomi yang telah mempengaruhi perusahaan selama periode berjalan dan supaya mengandung informasi yang mencukupi guna membuatnya berguna dan tidak menyesatkan bagi investor kebanyakan. Oleh karena itu, pengungkapan fakta keuangan harus berisi informasi yang benar, akurat, dan tersedia bebas untuk para pengguna laporan keuangan Septi, 2010. Universitas Sumatera Utara 16

2.2.2 Subjek Pengungkapan

Beberapa masalah yang sebaiknya menjadi subjek dari pengungkapan: 1. Rincian dari kebijakan dan metode akuntansi, terutama ketika penilaian dibutuhkan dalam penerapan metode akuntansi, ketika metode tersebut bersifat khusus bagi entitas pelaporan tersebut, atau ketika metode akuntansi alternatif dapat diguankan. 2. Informasi tambahan untuk membantu dalam analisis investasi untuk mengindikasikan hak dari berbagai pihak yang memiliki klaim atas entitas pelaporan 3. Perubahan dari tahun sebelumnya dalam kebijakan akuntansi atau metode penerapannya dan dampak dari perubahan semacam itu 4. Aktiva, kewajiban, biaya, dan pendapatan yang dihasilkan dari transaksi dengan pihak-pihak yang memiliki kepentingan pengendalian atau dengan direktur atau pejabat yang memiliki hubungan istimewa dengan entitas pelaporan tersebut 5. Aktiva, kewajiban, dan komitmen kontijen 6. Transaksi keuangan atau nonoperasi lainnya yang terjadi setelah tanggal neraca yang memiliki dampak material terhadap posisi keuangan entitas tersebut sebagaimana diindikasikan dalam laporan akhir tahun Ahmed, 2006:287. Laporan keuangan bank syariah mengungkapkan jumlah saldo dana investasi tidak terikat berdasarkan segmen geografis dan periode jatuh temponya. Universitas Sumatera Utara 17 Selain itu, juga mengungkapkan metode alokasi keuntungan kerugian investasi antara pemilik dana investasi tidak terikat dan bank sebagai mudharib Sofyan, et al., 2004:76. Pada PSAK Pernyataan Satandar Akuntansi Perbankan Syariah, 2002 No.59 pada paragraf 183, dijelaskan mengenai pengungkapan sebagai berikut: laporan keuangan bank syariah mengungkapakn informasi umum mengenai bank sebagaimana diatur dalam ketentuan yang berlaku umum, dengan pengungkapan tambahan yang mencakup, tetapi tidak terbatas pada: a. Karakteristik kegiatan bank syariah dan jasa utama yang disediakan b. Peranan, sifat, tugas dan kewenangan Dewan Pengawas Syariah dalam mengawasi kegiatan bank syariah berdasarkan ketentuan hukum dan praktik c. Tanggungjawab Dewan Pengawas Syariah untuk mengawasi kegiatan bank dan induk perusahaan holding company d. Tanggung jawab bank terhadap pengelolaan zakat.

2.3 Teori Keagenan Agency Theory

Agency theory adalah suatu kondisi yang terjadi pada suatu perusahaan dimana pihak manajemen sebagai pelaksana yang disebut lebih jauh sebagai agen dan pemilik modal owner sebagai principal membangun suatu kontrak kerjasama yang disebut dengan “nexus of contracts”. Kontrak kerjasama ini berisi kesepakatan-kesepakatan yang menjelaskan bahwa manajemen perusahanan harus bekerja secara maksimal untuk memberi kepuasan yang maksimal seperti profit yang tinggi kepada pemilik modal owner Irfan, 2014:19. Pihak agen menguasai informasi yang sangat maksimal full information dan disisi lain pihak prinsipal memiliki keunggulan kekuasaan discretionary Universitas Sumatera Utara 18 power atau maksimalitas kekuasaan. Sehingga kedua pihak ini sama-sama memiliki kepentingan pribadi dalam setiap keputusan yang diambil. Tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kemakmuran para pemegang saham yang diterjemahkan sebagai kemaksimalan harga saham. Namun dalam kenyataannya tidak jarang manajer perusahaan memiliki tujuan lain yang mungkin bertentangan dengan tujuan utama tersebut. Karena manajer diangkat oleh para pemegang saham, maka idealnya mereka bertindak yang terbaik untuk kepentingan pemegang saham. Namun dalam praktek sering terjadi konflik antara kedua pihak tersebut yang dinamakan agency problem Martono dan Agus, 2001:10. Disatu sisi, pengelola organisasi yang terdiri dari eksekutif, manajer dan karyawan mengharapkan kesejahteraan yang semakin baik, kenyamanan kerja, keamanan kerja, gaya hidup yang lebih baik, dan keuntungan lainnya yang semakin besar dengan semakin miningkatnya kemampuan finansial organisasi. Namun disisi lainnya, pemilik organisasi yang terdiri dari pemegang saham mengharapkan keuntungan maksimal yang diperoleh dari operasi usaha organisasi diberikan pada mereka Sadalia, 2010:14. Eisenhardt 1989 dalam Anindita 2010 menggunakan tiga asumsi sifat dasar manusia guna menjelaskan tentang teori agensi yaitu: 1 manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri, 2 manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang, dan 3 manusia selalu menghindari resiko. Ketika pengendalian perusahaan terpisah dari para pemilik, manajemen memiliki kecenderungan tidak selalu bertindak mewakili kepentingan pemilik melainkan Universitas Sumatera Utara 19 akan bertindak sebagai pemuas melalui pemaksimalan profit yang bersifat jangka pendek dibandingkan bertindak kearah maksimalisasi kekayaan para pemegang saham atau nilai perusahaan yang mengarah pada kelangsungan hidup perusahaan. Agency theory ini memiliki hubungan dengan proses pembentukan sistem tata kelola perusahaan yang akan menjembatani pemisahan kepentingan antara pemilik dana pengelola di dalam suatu perusahaan khususnya dalam tugas, wewenang, dan fungsi-fungsi lainnya sehingga fungsi masing-masing manjadi jelas Rizkiningsih 2012. Agency theory memperbesar pembagian risiko, masalah agensi terjadi ketika anggota-anggota organisasi memiliki perbedaan tujuan dan adanya pembagian kerja. Agensi teori mengarah pada hubungan agensi, pemilik pricipal yang memberi mandat pada pekerja agent. Hal ini menjelaskan mengenai hubungan agensi dengan menggunakan metamorfosa dari sebuah kontrak. Agensi teori bertujuan untuk menyelesaikan masalah 1 masalah agensi yang muncul ketika adanya konflik tujuan antara prinsipal dan agen serta kesulitan prinsipal melakukan verifikasi pekerjaan agen, 2 masalah pembagian risiko yang muncul ketika prinsipal dan agen memiliki perilaku yang berbeda terhadap risiko. Masalah karena perbedaan tindakan karena adanya perbedaan preferensi risiko. Unit analisis yang dipergunakan adalah kontrak yang terkait dengan hubungan antara prinsipal dan agen, sehingga fokus dari teori agensi adalah menentukan kontrak yang paling efisien mengenai hubungan prinsipal- agen yang terkait dengan 1 manusia mementingkan diri sendiri, terikat dengan Universitas Sumatera Utara 20 rasionalitas, dan menolak risiko, 2 organisasi konflik tujuan antara anggota organisasi, dan 3 informasi informasi sebagai komoditas. Tabel 2.2 Sebuah Overview Mengenai Teori Agensi Ide kunci Hubungan prinsipal dan agen dapat merefleksikan organisasi yang efisien dari biaya organisasi dan biaya mengatasi risiko Unit analisis Kontrak antara prinsipal dan agen Asumsi manusia Mementingkan diri sendiri, terikat rasionalitas, menolak risiko Asumsi organisasi Konflik antara partisipan, efisiensi sebagai kreasi dari efektivitas, asimetri informasi antara prinsipal dan agen Asumsi informasi Informasi sebagai komoditas yang diadakan Masalah kontrak Moral hazard adverse selection dan pembagian risiko Permasalahan Hubungan dari perbedaan prinsipal dengan agen dan preferensi risiko regulasi kompensasi, kepemimpinan, manajemen impresi, whistle blowing, integrasi vertikal, dan transfer pricing Sumber : Ikhsan dan Herkulanus 2008:76 Tabel 2.3 Contoh Agency Theory Pada Kasus dalam Sebuah Perusahaan No Pak Rasyid Direktur Keuangan Pak Alif Manajer Divisi Keuangan 1 Gaji tetap Rp 40.000.000 Gaji tetap Rp 23.000.000 2 Pendidikan S2 Magister Sains Pendidikan S2 Magister Manajemen 3 Pak Rasyid sering sebagai pimpinan memberi perintah dan tugas secara maksimal kepada pak Alif, karena ia bertugas untuk mengurus urusan lain lagi Pak Alif merasa selama ini ia memiliki kompetensi dan experience sama seperti pak Rasyid, bahkan merasa mampu lebih baik 4 Bagi pak Rasyid jika pak Alif tidak mau mengerjakannya ia akan dilaporkan pada direktur utama, dengan alasan dianggap tidak memiliki kemampuan profesionalitas dalam bekerja Pak Alif mencurigai jika pak Rasyid selama ini memiliki kebiasaan suka berkolusi dengan beberapa manajer dan supervisor lainnya, dengan tujuan-tujaun tertentu yang bersifat mengambil keuntungan pribadi 5 Akibat dari laporan tersebut pak Alif akan mendapat teguran dari pimpinan karena laporan pak Rasyid dan ia bahkan bisa saja di pindah posisi atau di kursi panjangkan dalam artian tanpa ada jabatan sama sekali Pak Alif selalu merasa bekerja lebih banyak dari pak Rasyid dan pak Rasyid selalu dianggap bekerja menunggu hasil dari pak Alif 6 Pak Rasyid merasa lebih berkualitas dari pak Alif seperti lebih disiplin, lebih maksimal dalam bekerja, lebih loyal dan sebagainya Pak Alif merasa kualitas kerjanya lebih profesional, namun ia tidak menerima fasilitas dan berbagai bonus lainnya yang sama seperti pak Rasyid Pak Alif merasa gelarnya sama dengan pak Rasyid yaitu sama-sama Magister atau Strata dua. Sumber : Fahmi 2014:20 Universitas Sumatera Utara 21

2.4 Teori Stakeholders

Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Modal Kerja terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur meliputi Sektor Aneka Industri dan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

7 78 83

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pertumbuhan Perusahaan Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

1 43 91

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 5 96

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pertumbuhan Perusahaan Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 8 91

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 9 12

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 7

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 2 20

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 2 4

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN MODAL KERJA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR MELIPUTI SEKTOR ANEKA INDUSTRI DAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 4 11