Fungsi Bank Umum Syariah

13 Lanjutan Tabel 2.1 No Bank Syariah Bank Konvensional 6 Dewan pengawas terdiri dari BI, Bapepam, Komisaris, dan Dewan Pengawas Syariah DPS Dewan pengawas terdiri dari BI, Bapepam, dan Komisaris 7 Penyelesaian sengketa diupayakan deselesaikan secara musyawarah antara bank dan nasabah melalui peradilan agama Penyelesaian sengketa melalui pengadilan negeri setempat Sumber : Ismail 2011:38

2.1.2 Fungsi Bank Umum Syariah

Seperti halnya pada bank konvensional, fungsi yang dijalankan Bank Umum Syariah juga terdiri dari penghimpunan dan penyaluran dana dari dan bagi masyarakat. Penghimpunan dana dari masyarakat : dengan cara menawarkan berbagai jenis produk pendanaan antara lain giro wadiah, tabungan wadiah, tabungan mudharabah, deposito mudharabah, dan produk pendanaan lainnya yang diperbolehkan sesuai dengan syariah islam. Bank Umum Syariah perlu menyalurkan dananya kepada pihak yang membutuhkan dana, agar tidak terjadi idle fund. Bank Umum Syariah dapat menyalurkan dananya dalam bentuk pembiayaan serta dalam bentuk penempatan lainnya. Bank Umum Syariah juga menawarkan produk pelayanan jasa untuk membantu transakasi yang dibutuhkan oleh pengguna jasa bank syariah. Hasil yang diperoleh bank atas pelayanan jasa bank syariah yaitu berupa pendapatan fee dan komisi Ismail, 2011:53-54. Berikut ini adalah bagan yang menggambarkan mengenai fungsi bank umum syariah dalam memperoleh keuntungan. Universitas Sumatera Utara 14 Sumber : Ismail 2011:45 Gambar 2.1 Fungsi Bank Umum Syariah 2.2 Pengungkapan Disclosure 2.2.1 Defenisi Pengungkapan adalah membuat sesuatu menjadi diketahui atau mengungkapkan sesuatu. Tingkat pengungkapan sangat dipengaruhi oleh sumber pembiayaan, sistem hukum, keadaan ekonomi dan politik, tingkat perkembangan ekonomi, tingkat pendidikan dan budaya Haniffa dalam Rizkiningsih 2012. Arfan dan Bambang 2008, menyatakan bahwa pengungkapan disclosure adalah pembeberan hal-hal informasi yang dianggap penting dan bermanfaat bagi pemakai selain apa yang dapat dinyatakan melalui laporan keuangan utama dan cara-cara penyampaiannya. Dalam code of good corporate governance yang diterbitkan oleh komite nasional corporate governance dinyatakan bahwa perusahaan harus mempunyai inisiatif untuk mengungkapkan Pendapatan: - margin keuntungan - bagi hasil - sewa Biaya: - bonus - bagi hasil BANK SYARIAH Penghimpunan dana Penyaluran dana Pelayanan jasa Pendapatan fee Selisih antara pendapatan dan biaya Universitas Sumatera Utara 15 informasi tidak hanya yang diwajibkan oleh hukum dan regulasi, tetapi juga informasi lain yang dianggap penting bagi pemegang saham, kreditur dan stakeholder lain untuk pembuatan keputusan. Luasnya informasi yang dapat diperoleh akan sangat tergantung pada tingkat pengungkapan dari laporan keuangan yang bersangkutan Septi, 2012. Secara umum konsep pengungkapan Evans, 2003 dalam Septi, 2012 antara lain: 1. Pengungkapan Cukup Adequate Disclosure adalah pengungkapan minimum yang harus dipenuhi agar laporan keuangan secara keseluruhan tidak menyesatkan untuk kepentingan pengambilan keputusan. 2. Pengungkapan Wajar Fair Disclosure adalah pengungkapan yang harus dicapai agar semua pihak mendapatkan informasi yang sama. 3. Pengungkapan Penuh Full Disclosure adalah yang menuntut atas penyajian dan pengungkapan secara penuh atas seluruh informasi yang relevan dengan pengambilan keputusan. Dalam pengungkapan, Ahmed Riahi-Belkaoui menyebutkan istilah Pengungkapan penuh full disclosure yang mengharuskan laporan keuangan dirancang dan disusun untuk menggambarkan secara akurat kejadian-kejadian ekonomi yang telah mempengaruhi perusahaan selama periode berjalan dan supaya mengandung informasi yang mencukupi guna membuatnya berguna dan tidak menyesatkan bagi investor kebanyakan. Oleh karena itu, pengungkapan fakta keuangan harus berisi informasi yang benar, akurat, dan tersedia bebas untuk para pengguna laporan keuangan Septi, 2010. Universitas Sumatera Utara 16

2.2.2 Subjek Pengungkapan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Modal Kerja terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur meliputi Sektor Aneka Industri dan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

7 78 83

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pertumbuhan Perusahaan Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

1 43 91

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 5 96

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pertumbuhan Perusahaan Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 8 91

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 9 12

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 7

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 2 20

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 2 4

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN MODAL KERJA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR MELIPUTI SEKTOR ANEKA INDUSTRI DAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 4 11