Uji Parsial t-test Pengujian Hipotesis

66 Berdasarkan tabel 4.4 diatas, hasil uji autokorelasi dengan Durbin- Watson menunjukkan angka sebesar 1,793. Karena angka tersebut terletak diantara -2 dan +2 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi adanya autokorelasi dalam penelitian ini.

4.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis secara statistik dilakukan dengan menggunakan analisis uji parsial t-test dan uji simultan F- test.

4.4.1 Uji Parsial t-test

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara parsial. Tabel 4.5 Hasil Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta Constant 13,658 1,528 8,938 ,000 Likuiditas ,050 ,164 ,035 ,303 ,764 Leverage -6,420 1,517 -,535 -4,232 ,000 Profitabilitas 1,460 2,654 ,086 ,550 ,585 Produktivitas ,250 ,540 ,072 ,463 ,646 Umur Obligasi 3,583 ,985 ,456 3,638 ,001 Reputasi Auditor ,180 ,526 ,046 ,343 ,734 a. Dependent Variable: Peringkat Obligasi Sumber: Diolah dengan SPSS, 2013. 67 Berdasarkan tabel 4.5, dapat disimpulkan mengenai uji hipotesis secara parsial dari masing-masing variabel independen adalah sebagai berikut : � � : Likuiditas � � berpengaruh terhadap peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Nilai t hitung variabel likuiditas diperoleh sebesar 0,303 dan nilai signifikansi sebesar 0,764. Nilai signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,764 lebih besar dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5 0,05. Sehingga H 1 � � : Leverage � � berpengaruh terhadap peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. ditolak dengan pengertian bahwa rasio likuiditas tidak berpengaruh terhadap bond rating peringkat obligasi. Hal ini menunjukan bahwa rasio likuiditas dengan proksi quick ratio current asset-inventorycurrent liabilities tidak dapat dijadikan sebagai pedoman didalam menentukan baik buruknya peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Magreta dan Nurmayanti2009, Maharti 2011, Adrian 2011 dan Onji 2013, akan tetapi bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Linandarini 2010 yang menyatakan bahwa rasio likuiditas dengan proksi current assetcurrent liabilities berpengaruh signifikan terhadap rating obligasi . Nilai t hitung variabel leverage diperoleh sebesar -4,232 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,000 lebih kecil dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa rasio leverage berpengaruh secara signifikan terhadap 68 peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Maka � 2 diterima karena didukung oleh data dan sesuai dengan ekspektasi penelitian. Dengan demikian, rasio leverage dengan proksi Debt to Asset Ratio total assettotal liabilities dapat dijadikan sebagai variabel yang menentukan baik buruknya peringkat obligasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Rasio leverage memiliki nilai negatif yaitu sejauh 4,232 yang berarti bahwa meningkatnya leverage akan berpengaruh terhadap semakin rendahnya peringkat obligasi, dan sebaliknya semakin kecil leverage akan berpengaruh pada semakin tingginya peringkat obligasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Adrian 2011 dan Yohanes 2012, akan tetapi bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Magreta dan Nurmayanti 2009, Linandarini 2010, Maharti 2011, dan Onji 2013. � � : Profitabilitas � � berpengaruh terhadap peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Nilai t hitung variabel profitabilitas diperoleh sebesar 0,550 dan nilai signifikansi sebesar 0,585. Nilai signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,585 lebih besar dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Maka � 3 ditolak karena tidak didukung oleh data dan tidak sesuai dengan ekspektasi penelitian. Dengan demikian, rasio profitabilitas dengan proksi Net Profit Margin NPM tidak dapat dijadikan sebagai pedoman didalam menentukan baik buruknya peringkat obligasi pada perusahaan 69 manufaktur yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maharti 2011, akan tetapi bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Magreta dan Nurmayanti 2009, Linandarini 2010, Adrian 2011, Yohanes 2012, dan Onji 2013. � � : Produktivitas � � berpengaruh terhadap peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Nilai t hitung variabel produktivitas diperoleh sebesar 0,463 dan nilai signifikansi sebesar 0,646. Nilai signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,646 lebih besar dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa rasio produktivitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Maka � 4 ditolak karena tidak didukung oleh data dan tidak sesuai dengan ekspektasi penelitian. Dengan demikian, rasio produktivitas dengan proksi salestotal asset tidak dapat dijadikan sebagai pedoman didalam menentukan baik buruknya peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Magreta dan Nurmayanti 2009, dan Linandarini 2010. � � : Umur obligasi maturity � � berpengaruh terhadap peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Nilai t hitung variabelumur obligasi diperoleh sebesar 0,638 dan nilai signifikansi sebesar 0,001. Nilai signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,001 lebih kecil dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa umur obligasi maturity bond berpengaruh secara 70 signifikan terhadap peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, maka � 5 diterima karena didukung oleh data dan sesuai dengan ekspektasi penelitian. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Adrian 2011 dan Yohanes 2012 dan bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Magreta dan Nurmayanti 2009, dan Onji 2013. � � : Reputasi auditor � � berpengaruh terhadap peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Nilai t hitung variabel diperoleh sebesar 0,343 dan nilai signifikansi sebesar 0,734. Nilai signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,734 lebih besar dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa reputasi auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, maka � 6 ditolak karena tidak didukung oleh data dan tidak sesuai dengan ekspektasi penelitian. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Magreta dan Nurmayanti 2009 dan Onji 2013 sedangkan bertentangan dengan penelitian Amilia dan Vika 2007 yang menemukan bahwa reputasi auditor berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Model regresi yang terbentuk adalah sebagai berikut : Y = 13,658 + 0,050X 1 – 4,620X 2 +1,460X 3 + 0,250X 4 + 3,583X 5 + 0,180X 6 Dimana: + e Y : Peringkat obligasi bonds rating X 1 X : Rasio likuiditas 2 : Rasio leverage 71 X 3 X : Rasio profitabilitas 4 X : Rasio produktivitas 5 : X Umur obligasi maturity 6 : a : Konstanta Reputasi auditor e : Error tingkat kesalahan Berdasarkan hasil persamaan regresi berganda tersebut masing-masing variabel menjelaskan bahwa : 1. Konstanta sebesar 13,658 menyatakan bahwa apabila tidak ada variabel bebas maka nilai peringkat obligasi bonds rating adalah sebesar 13,658. 2. Likuiditas memiliki arah hubungan yang positif sejauh 0,050. Dengan asumsi setiap kenaikan likuiditas sebesar 1 akan menyebabkan peningkatan pada peringkat obligasi sebesar 0,050, dan sebaliknya penurunan likuiditas sebesar 1 akan menyebabkan pula penurunan pada peringkat obligasi sebesar 0,050. 3. Leverage memiliki arah hubungan negatif sejauh 4,620. Dengan asumsi setiap kenaikan leverage sebesar 1 akan menyebabkan penurunan pada peringkat obligasi sebesar 4,620, dan sebaliknya penurunan leverage sebesar 1 akan menyebabkan kenaikan pada peringkat obligasi sebesar 4,620. 4. Profitabilitas memiliki arah hubungan yang positif sejauh 1,460. Dengan asumsi setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 akan menyebabkan peningkatan pada peringkat obligasi sebesar 1,460, dan sebaliknya 72 penurunan profitabilitas sebesar 1 akan menyebabkan pula penurunan pada peringkat obligasi sebesar 1,460. 5. Produktivitas memiliki arah hubungan yang positif sejauh 0,250. Dengan asumsi setiap kenaikan produktivitas sebesar 1 akan menyebabkan peningkatan pada peringkat obligasi sebesar 0,250, dan sebaliknya penurunan produktivitas sebesar 1 akan menyebabkan pula penurunan pada peringkat obligasi sebesar 0,250. 6. Umur obligasi memiliki arah hubungan yang positif sejauh 3,583. Dengan asumsi setiap kenaikan umur obligasi sebesar 1 akan menyebabkan kenaikan pada peringkat obligasi sebesar 3,583, begitu pula penurunan umur obligasi sebesar 1 akan menyebabkan penurunan pada peringkat obligasi sebesar 3,583. 7. Reput asi auditor memiliki arah hubungan yang positif sejauh 0,180. Dengan asumsi setiap kenaikan reputasi auditor sebesar 1 akan menyebabkan kenaikan pada peringkat obligasi sebesar 0,180, begitu pula penurunan reputasi auditor sebesar 1 akan menyebabkan penurunan pada peringkat obligasi sebesar 0,180.

4.4.2 Uji Simultan F-test

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 65 86

PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN JAMINAN TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

2 14 94

Dampak Rasio Keuangan Terhadap Peringkat Obligasi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 3 8

Analisis Faktor Keuangan dan Non Keuangan yang Berpengaruh Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

2 11 97

ANALISIS PENGARUH KEUANGAN TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI Analisis Pengaruh Faktor Keuangan Dan Non Keuangan Terhadap Peringkat Obligasi (Studi Empiris Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia periode 2012 - 2014.

1 4 17

ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI Analisis Pengaruh Faktor Keuangan Dan Non Keuangan Terhadap Peringkat Obligasi (Studi Empiris Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia periode 2012

0 2 15

KEMAMPUAN RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI PERUSAHAAN NON JASA KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 111

Analisis Faktor Keuangan dan Non Keuangan yang Berpengaruh Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Analisis Faktor Keuangan dan Non Keuangan yang Berpengaruh Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Dan Non Keuangan Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 2 22