Investasi PT PEFINDO Pemeringkat Efek Indonesia

12 yang mengambang bagi pemegang obligasi dan dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen yang dapat mengurangi risiko. Sedangkan bagi dunia usaha perusahaan, pasar modal dapat memberikan keuntungan yang besar terutama dalam hal peningkatan solvability perusahaan serta meningkatkan keuntungan atau profitabilitas perusahaan dimasa yang akan datang. Sementara pasar modal juga memberikan manfaat terhadap lembaga-lembaga penunjang pasar modal terkhusus lembaga pemeringkat utang PT PEFINDO. Dimana dengan adanya pasar modal maka akan memberikan peluang bagi lembaga- lembaga penilai khususnya lembaga pemeringkat utang untuk memberikan pelayanan sesuai dengan bidang dan profesionalismenya.

2.1.3 Investasi

Investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih dari satu asset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan atau peningkatan nilai investasi dimasa yang akan datang atau dalam jangka waktu yang panjang. Investasi menurut Jogiyanto 1998:5 adalah sebagai berikut: Investasi merupakan suatu penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi yang efesien selama periode waktu tertentu. Investasi terbagi menjadi dua yaitu: investasi langsung dan investasi tak langsung. Investasi langsung dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara lain, sedangkan investasi tak langsung dilakukan dengan membeli surat-surat berharga dari perusahaan investasi. Pengertian investasi menunjukkan bahwa tujuan investasi adalah meningkatkan kesejahteraan investor, baik sekarang maupun dimasa yang akan datang. Pada umumnya para investor mempunyai sifat tidak menyukai resiko 13 risk-aderse, yaitu apabila mereka dihadapkan pada suatu kesempatan investasi yang mempunyai risiko tinggi maka para investor tersebut akan mensyaratkan tingkat keuntungan yang lebih besar. Semakin tinggi risiko suatu kesempatan investasi, maka semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh investor. Konsep ini juga berlaku pada investasi dalam saham maupun obligasi.

2.1.4 Obligasi

2.1.4.1 Pengertian Obligasi

Menurut Sjahrial 2007: 45 mendefenisikan “obligasi sebagai surat hutang pada umumnya berjangka panjang yang diterbitkan oleh suatu perusahaan atau pemerintah dimana obligasi ini disebut surat berharga karena pemegang obligasi memiliki klaim terhadap pembayaran bunga dan pokok pinjaman yang telah ditetapkan”. Obligasi adalah surat tanda meminjamkan uang yang mempunyai jangka waktu tertentu, biasanya lebih dari satu tahun. Dimana pada hakikatnya obligasi adalah surat tagihan uang atas bebantanggungan pihak yang menerbitkan atau mengeluarkan obligasi Gitosudarmo dan Basri, 2002:266. Karateristik obligasi menurut Latumaerissa 2011:236 antara lain sebagai berikut: a. Nilai nominal face value adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan diterima oleh pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut telah jatuh tempo. b. Kupon interest rate adalah nilai bunga yang diterima oleh pemegang obligasi secara berkala kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 atau 6 bulanan. Kupon obligasi dinyatakan dalam annual presentation. c. Jatuh tempo maturity adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk diprediksi, sehingga 14 risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Secara umum, makin panjang jatuh tempo suatu obligasi, makin tinggi nilai kuponbunganya. d. Penerbitemiten issuer, mengetahui dan mengenal penerbit obligasi merupakan faktor yang sangat penting dalam melakukan investasi obligasi ritel. Mengukur risikokemungkinan dari penerbit obligasi tidak dapat melakukan pembayaran kupon danatau pokok obligasi tepat waktu disebut default risk dapat dilihat dari peringkat rating obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat seperti PEFINDO atau Kasnic Indonesia.

2.1.4.2 Manfaat Obligasi

Menurut Sunariyah 2004 menyatakan bahwa “manfaat utama obligasi yaitu tingkat bunga obligasi bersifat konstan, dalam arti tidak dipengaruhi harga pasar obligasi. Pemegang obligasi dapat memperkirakan pendapatan yang akan diterima, sebab dalam kontrak perjanjian sudah ditentukan secara pasti hak-hak yang akan diterima pemegang obligasi”. Apabila dibandingkan dengan saham, return saham sangat bervariasi, karena dividen saham sangat tergantung pada laba perusahaan. Apabila laba perusahaan turun, maka dividen juga turun, dan sebaliknya. Dari sisi lain, karena pendapatan obligasi dapat diprediksi, maka pemegang obligasi dapat membuat portofolio obligasi yang lebih baik, dibandingkan dengan portofolio saham. Dalam struktur keuangan perusahaan, obligasi mempunyai urutan lebih diutamakan daripada saham untuk mendapatkan haknya apabila perusahaan melakukan likuidasi. Urutannya adalah pajak pemerintah, hutang jangka pendek, obligasi hutang jangka panjang, kemudian preffered stock dan yang terakhir adalah common stock Keown dkk, 2011:236. Sehingga pemegang obligasi lebih dipentingkan daripada pemegang saham perusahaan publik apabila menuntut hak 15 pembayaran pada saat perusahaan mengalami pailit. Setelah hak pemegang obligasi terpenuhi maka baru dipenuhi hak pemegang preffered stock dan common stock.

2.1.4.3 Kelemahan Obligasi

Berbagai bentuk kelemahan obligasi sangat bervariasi, tergantung pada stabilitas suatu perekonomian negara. Ada beberapa kelemahan dari obligasi menurut Sunariyah 2004 antara lain sebagai berikut: a Tingkat bunga. Meskipun tingkat bunga konstan, harga obligasi sangat berfluktuasi. Harga obligasi sangat tergantung kepada kebijakan pemerintah atau bank sentral. Tingkat bunga pasar keuangan dengan harga obligasi mempunyai hubungan negatif, apabila harga obligasi naik maka tingkat bunga akan turun, demikian sebaliknya. Sehingga, pemodal harus memperhatikan pergerakan harga obligasi agar dapat mempertimbangkan waktu beli yang menguntungkan. b Obligasi merupakan instrumen keuangan yang sangat konservatif, sehingga menghasilkan yield yang cukup baik,dengan risiko rendah. Misalnya, obligasi yang diterbitkan pemerintah lebih menguntungkan dibandingkan dengan obligasi yang diterbitkan perusahaan swasta. Risiko obligasi pemerintah relatif sangat rendah dibandingkan dengan obligasi perusahaan swasta. Dalam kasus tersebut, pemodal yang ingin mengoptimalkan keuntungan lebih baik melakukan investasi dalam instrumen ini, meskipun risiko cukup tinggi. c Tingkat likuidasi obligasi rendah. Hal ini dikarenakan pergerakan harga obligasi, khususnya apabila harga obligasi menurun. Dalam kasus tersebut pemegang obligasi akan menahan obligasinya, dan berspekulasi bahwa masa yang akan datang obligasi akan naik kembali. d Risiko penarikan. Apabila dalam kontrak perjanjian obligasi ada persyaratan penarikan obligasi, perusahaan dapat menarik obligasi sebelum jatuh tempo dengan membayar sejumlah premium. Hal ini kelihatannya menguntungkan pemegang obligasi, tetapi biasanya obligasi yang diambil dijual kembali dengan tingkat bunga yang lebih rendah oleh penerbit obligasi yang disebut refunding. Sebagai akibatnya, pemegang obligasi belum siap untuk reinvestasi, atau dinamakan reinvestment risk. e Risiko kecurangan. Apabila perusahaan penerbit mempunyai masalah likuiditas dan tidak mampu melunasi kewajibannya ataupun mengalami kebangkrutan maka pemegang obligasi akan menderita kerugian, karena perusahaan akhirnya tidak dapat menepati janjinya. 16

2.1.4.4 Jenis-jenis Obligasi

Jenis-jenis obligasi menurut Gitosudarmo dan Basri 2002:266 adalah sebagai berikut: 1. Obligasi atas dasar emiten penerbitnya a. Obligasi Pemerintah Pusat Government Bond, adalah sekuritas pemerintah yang digunakan untuk pendanaan dalam hutang pemerintah obligasi RI tahun 1950. b. Obligasi Badan Usaha Milik Negara State Owned Company Bond, adalah obligasi yang diterbitkan oleh BUMN untuk pendanaan obligasi Jasa Marga, BAFINDO. c. Obligasi Perusahaan Swasta Corporate Bonds, adalah sekuritas yang mencerminkan janji dari perusahaan yang menerbitkan untuk memberikan sejumlah pembayaran berupa pembayaran kupon dan pokok pinjaman kepada pemilik obligasi, selama jangka waktu tertentu. Obligasi ini terdiri dari: 1 Participating Bonds, Pemilik obligasi selain memperoleh bunga yang tetap juga memperoleh pembagian keuntungan yang diperoleh perusahaan. 2 Client Bonds, obligasi yang diberikan kepada langganan perusahaan dalam rangka mengembangkan pemilikan efek kepada masyarakat. 3 Debenture Bonds, obligasi yang tidak dijamin atau tanpa suatu jaminan. 2. Obligasi atas dasar tingkat bunga. Obligasi yang tingkat bunganya berbeda-beda, antara lain sebagai berikut: a. Fixed Coupon Rate, obligasi yang memberikan bunga yang tetap jumlahnya kepada pemiliknya. Contohnya: Obligasi dengan bunga ditangguhkan, obligasi dengan premi, obligasi indeks. b. Floatingvariable coupon rate,obligasi yang menawarkan suku bunga mengambang tidak tetap kepada pemiliknya. Contohnya: Obligasi dengan bunga variabel, obligasi indeks. c. Zero coupon bond,obligasi dengan tingkat bunga nol artinya obligasi ini dijual dengan diskon pada awal periode dan kemudian dilunasi sesuai nominal pada akhir periode. 3. Obligasi atas dasar jaminan, terdiri dari: a. Secured Bonds, obligasi yang dikeluarkan dengan jaminan. Contohnya: obligasi dengan garansi, obligasi dengan jaminan aset, obligasi dengan klausal hipotek negatif. b. Unsecured Bonds, obligasi yang tidak disertai jaminan apapun. Contohnya: debenture bonds. 4. Obligasi atas dasar jangka waktu, terdiri dari: 17 a. Obligasi dengan jangka waktu terbatas Limited Bonds, obligasi yang memiliki jangka waktu jatuh tempo untuk pengambilan hutang-hutangnya. b. Obligasi dengan jangka waktu tidak terbatas Unlimited Bonds, obligasi yang tidak dibatasi oleh jangka waktu tertentu untuk pengambilan hutangnya. Sementara jenis-jenis obligasi menurut Keown dkk. 2011:232 terbagi menjadi enam bahagian besar diantaranya sebagai berikut: 1. Surat hutang, istilah surat hutang debenture berlaku untuk semua hutang berjangka tanpa ada jaminan. 2. Obligasi subordinat, merupakan suatu obligasi yang pembayarannya menjadi subordinat atas obligasi lain pada saat perusahaan tidak mampu membayar hutang. 3. Obligasi hipotek, yaitu suatu obligasi yang dijamin dengan hak gadai atas properti riil dimana nilai dari properti riil lebih besar dibandingkan dengan obligasi hipotek yang diterbitkan. Hal ini memberikan para pemegang obligasi hipotek marjin keamanan jika terjadi penurunan atas nilai pasar properti yang dijaminkan. 4. Obligasi Euro, tidak berbeda banyak dengan jenis surat berharga lainnya. Secara sederhana, obligasi jenis ini adalah surat berharga obligasi yang dikeluarkan dinegara yang berbeda mata uangnya yang digunakan untuk menyatakan nilai obligasi tersebut. 5. Obligasi tanpa bunga dan nilai bunga terendah, merupakan suatu obligasi yang diterbitkan dengan diskon substansial atas nilai nominal obligasi tanpa membayar bunga atau membayar bunga yang sangat rendah. 6. Obligasi Junk-Bonds, merupakan hutang yang berisiko tinggi dengan peringkat obligasi yang rendah non-investment grade.

2.1.4.5 Penerbit Obligasi

Penerbit obligasi ini sangat luas sekali, hampir setiap badan hukum dapat menerbitkan obligasi, namun peraturan yang mengatur mengenai tata cara penerbitan obligasi ini sangat ketat sekali. Penggolongan penerbit obligasi antara lain sebagai berikut: 1. Lembaga supranasional, seperti misalnya Bank Investasi Eropa European Investment Bank atau Bank Pembangunan Asia Asian Development Bank. 18 2. Pemerintah suatu negara menerbitkan obligasi pemerintah dalam mata uang negaranya maupun obligasi pemerintah dalam denominasi valuta asing yang biasa disebut dengan obligasi internasional sovereign bond. 3. Sub-sovereign, propinsi, negara atau otoritas daerah. Di Amerika dikenal sebagai obligasi daerah municipal bond. Di Indonesia dikenal sebagai Surat Utang Negara SUN. 4. Lembaga pemerintah. Obligasi ini biasa juga disebut agency bond, atau agencies. 5. Perusahaan yang menerbitkan obligasi swasta. 6. Special purpose vehicle adalah perusahaan yang didirikan dengan suatu tujuan khusus guna menguasai aset tertentu yang ditujukan guna penerbitan suatu obligasi yang biasa disebut Efek Beragun Aset.

2.1.4.6 Peringkat Obligasi

Peringkat merupakan sebuah pernyataan tentang keadaan penghutang dan kemungkinan apa yang bisa dan akan dilakukan sehubungan dengan hutang yang dimiliki. Dapat dikatakan bahwa peringkat mencoba mengukur risiko kegagalan, yaitu peluang emiten atau peminjam akan mengalami kondisi tidak mampu memenuhi kewajiban keuangan Keown dkk, 2011:237. Informasi peringkat obligasi bertujuan untuk menilai kualitas kredit dan kinerja dari perusahaan penerbit. Peringkat ini dinilai sangat penting bagi investor karena dapat dimanfaatkan untuk memutuskan apakah obligasi tersebut layak untuk dijadikan investasi serta mengetahui tingkat risikonya. 19 Peringkat obligasi juga penting karena memberikan pernyataan yang informatif dan memberikan sinyal tentang probabilitas default hutang perusahaan. Peringkat hutang nantinya akan berfungsi membantu kebijakan publik untuk membatasi investasi spekulatif para investor institutional seperti bank, perusahaan-perusahaan asuransi dan dana pension. Berdasarkan definisi Peringkat PEFINDO adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Peringkat Obligasi berdasarkan PEFINDO Peringkat Keterangan IdAAA Merupakan peringkat tertinggi yang menggambarkan obligor memiliki kapasitas yang superior untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. IdAA Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor memiliki kapasitas yang sangat kuat untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. IdA Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor memiliki kapasitas yang kuat untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. Bagaimanapun, sekuritas hutang ini lebih mudah terpengaruh terhadap perubahan kondisi ekonomi dibandingkan sekuritas hutang dengan rating yang lebih tinggi. IdBBB Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor memiliki kapasitas yang cukup untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. Bagaimanapun, perubahan kondisi ekonomi dianggap dapat melemahkan kapasitas obligor dalam memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya. IdBB Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor memiliki kapasitas yang agak lemah untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. Kapasitas obligor untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya mudah terpengaruh oleh ketidakpastian, atau perubahan kondisi bisnis, keuangan dan kondisi ekonomi lainnya. IdB Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor memiliki kapasitas yang lemah untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor 20 Indonesia lainnya. Walaupun obligor kini memiliki kapasitas untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya, adanya perubahan kondisi kondisi bisnis, keuangan dan kondisi ekonomi lainnya dapat melemahkan kapasitas atau willingness pemenuhan kewajiban obligor tersebut. IdCCC Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor memiliki kapasitas yang sangat lemah dan rentan untuk tidak memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. IdD Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor tidak memiliki kapasitas untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. Dengan kata lain obligor dalam kondisi default. Pada peringkat dari idAA sampai idB dapat dimodifikasi menggunakan notasi plus + atau minus - untuk menunjukkan kekuatan relatif dalam kategori peringkat tersebut. Sumber: PEFINDO

2.1.4.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi

Peringkat obligasi membantu investor dalam penilaian hutang dan resiko kegagalan default risk dari obligasi. Peringkat obligasi mencoba mengukur adanya risiko kegagalan berupa ketidakmampuan emiten atau penghutang dalam membayar bunga selama umur obligasi dan pelunasannya pada jatuh temponnya. Penetapan rating sekuritas lembaga peringkat, seperti halnya agen pemeringkat internasional Standard poor’s SP dan Moody’s terdapat kriteria kualitatif dan kuantitatif. Menurut Keown dkk. 2011:237 menyatakan bahwa “secara umum peringkat obligasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu diantaranya, proporsi modal terhadap hutang perusahaan, tingkat profitabilitas perusahaan,tingkat kepastian dalam menghasilkan pendapatan, besar kecilnya perusahaan, dan sedikit penggunaan hutang subordinat”. 21 Sementara faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi menurut Bringham dan Houston 2006:373 diantaranya sebagai berikut: 1. Berbagai macam rasio-rasio keuangan, termasuk debt ratio, current ratio, profitability dan fixed charge coverage ratio. Semakin baik rasio-rasio keuangan tersebut semakin tinggi rating obligasi perusahaan. 2. Jaminan aset untuk obligasi yang diterbitkan mortage provision. Apabila obligasi dijamin dengan aset yang bernilai tinggi, maka rating akan membaik. 3. Kedudukan obligasi dengan jenis hutang lain. Apabila kedudukan obligasi lebih rendah dari hutang lainnya maka rating akan ditetapkan satu tingkat lebih rendah dari yang seharusnya. 4. Penjamin. Emiten obligasi yang lemah namun dijamin oleh perusahaan yang kuat maka emiten diberi rating yang kuat. 5. Adanya singking fund provisi bagi emiten untuk membayar pokok pinjaman sedikit demi sedikit setiap tahun. 6. Umur obligasi. Cateris Paribus, obligasi dengan umur yang lebih pendek mempunyai risiko yang lebih kecil. 7. Stabilitas laba dan penjualan emiten. 8. Peraturan yang berkaitan dengan industri emiten. 9. Faktor-faktor lingkungan dan tanggungjawab produk. 10. Kebijakan akuntansi. Penerapan kebijakan akuntansi yang konservatif mengindikasikan laporan keuangan yang lebih berkualitas.

2.1.5 PT PEFINDO Pemeringkat Efek Indonesia

PT. PEFINDO atau PT Pemeringkat Efek Indonesia didirikan di Jakarta pada tanggal 21 Desember 1993, melalui inisiatif Badan Pengawas Pasar Modal BAPEPAM dan Bank Indonesia. Pada tanggal 31 Agustus 1994, Pefindo memperoleh izin usahanya dengan Nomor. 39PM-PI1994 dan menjadi salah satu lembaga penunjang pasar modal di Indonesia. Tugas utama Pefindo adalah untuk menyediakan suatu peringkat atas risiko kredit yang objektif, independen, serta dapat dipertanggungjawabkan atas penerbitan surat hutang yang diperdagangkan kepada masyarakat luas. Disamping melaksanakan kegiatannya dalam melakukan pemeringkatan surat hutang, Pefindo juga menerbitkan dan mempublikasikan 22 informasi kredit sehubungan dengan pasar perdagangan efek. Publikasi ini terdiri dari opini kredit atas perusahaan-perusahaan penerbit obligasi beserta sektor aset acuannya. Pefindo merupakan perseroan terbatas yang sahamnya per Desember 2006 tercatat dimiliki oleh 96 perusahaan domestik, yangterdiri dari dana pensiun, perbankan, asuransi, Bursa Efek Indonesia, dan perusahaan sekuriti.

2.1.6 Rasio Keuangan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 65 86

PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN JAMINAN TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

2 14 94

Dampak Rasio Keuangan Terhadap Peringkat Obligasi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 3 8

Analisis Faktor Keuangan dan Non Keuangan yang Berpengaruh Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

2 11 97

ANALISIS PENGARUH KEUANGAN TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI Analisis Pengaruh Faktor Keuangan Dan Non Keuangan Terhadap Peringkat Obligasi (Studi Empiris Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia periode 2012 - 2014.

1 4 17

ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI Analisis Pengaruh Faktor Keuangan Dan Non Keuangan Terhadap Peringkat Obligasi (Studi Empiris Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia periode 2012

0 2 15

KEMAMPUAN RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI PERUSAHAAN NON JASA KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 111

Analisis Faktor Keuangan dan Non Keuangan yang Berpengaruh Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Analisis Faktor Keuangan dan Non Keuangan yang Berpengaruh Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Dan Non Keuangan Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 2 22