5.1.7. Penyimpanan Makanan Jadi
Penyimpanan makanan jadi di 0 kantin Sekolah Menengah Atas yang ada di Kecamatan Perbaungan belum memenuhi syarat cara penyimpanan yang tidak
tertutup dan sebagian ada yang ditempatkan pada wadah yang tertutup. Penyimpanan makanan jadimasak tidak terlalu lama, dalam keadaan hangat makanan langsung
diangkat ke ruang makan untuk disajikan pada para siswa dan siswi yang ada di sekolah itu.
Berdasarkan persyaratan tempat penyimpanan makanan yang sudah matang yang diletakan secara terbuka diatas belum memenuhi syarat kesehatan, karena
makanan yang dibiarkan terbuka dapat terkontaminasi dari bakteri, debu, serangga dan hewan lainnya Depkes, 1998b. Penyimpanan makanan jadi harus
memperhatikan suhu dan kelembaban sesuai dengan persyaratan jenis makanan dan cara penyimpanannya yang tertutup Depkes RI, 2003
5.1.8. Pengangkutan dan Penyajian Makanan
Pada variabel Penyajian makanan cara membawa dan menyajikan makanan ada 5 33,3 kantin sekolah yang tidak memenuhi syarat karena pada saat penyajian
tidak menggunakan tutup. Penelitian Arisman 2000 juga menyimpulkan bahwa di
Palembang, sarana penjaja makanan berupa lemari makanan yang dipajang di warung dan kantin sebagian besar dalam keadaan tidak tertutup. Kalaupun ada, penutup itu
hanya berupa kain bekas gorden tipis yang jarang sekali dirapatkan terutama ketika tamu sedang ramai. Menurut Moehyi 1992 apabila tempat memajang makanan
tertutup rapat kemungkinan terjadinya pencemaran makanan akan menjadi kecil.
Universitas Sumatera Utara
Dalam penyajian makanan kantin – kantin sekolah sebagian besar menggunakan talam dan disajikan diatas meja dalam keadaan tertutup. Peralatan
makan yang digunakan adalah talam, sendok, garpu dan gelas yang dalam keadaan bersih.Makanan jadi diletakkan pada tempat yang bersih, sebelum makanan disajikan
terlebih dahulu meja harus dibersihkan. Makanan disajikan dalam wadah yang diletakkan di dalam lemari dan diatas meja. Menurut Depkes 2000b makanan yang
sudah matang disajikan dan tidak menunggu lama serta cara penyajian makanan harus terhindar dari pencemaran dengan menggunakan kereta dorong khusus dan tertutup
serta peralatan yang dipakai selalu terjaga.
5.1.9 Peralatan
Variabel peralatan yang memenuhi syarat ada 10 kantin sekolah dengan nilai persentase 66,7 sedangkan yang tidak memenuhi syarat ada 5 kantin sekolah
dengan nilai persentase 33,3 . Hal ini dikarenakan pada cara pencucian, pengeringan dan penyimpanan peralatan tidak dalam keadaan bersih sebelum
digunakan. Dengan membersihkan peralatan secara baik akan menghasilkan alat
pengolahan makanan yang bersih dan sehat serta membantu mencegah terjadinya pencemaran makanan karena peralatan yang digunakan Depkes,1991.
Beberapa responden lainnya mengeringkan peralatan dengan menggunakan lapserbet yang berfungsi untuk berbagai keperluan. Misalnya, untuk membersihkan
sarana penjaja yang kotor, mengeringkan peralatan yang basah, bahkan untuk menyeka keringat di dahi. Selain itu, peralatan yang sudah dicuci diletakkan di atas
makanan atau di sarana penjaja dalam keadaan terbuka. Hal ini serupa dengan hasil
Universitas Sumatera Utara
penelitian Susanna 2003 yang menyatakan penempatan piring dilakukan pada tempat terbuka dan tidak bersih serta penggunaan kain lap pada saat mengeringkan
piring, sendok dan garpu. Hal tersebut dapat memberi kontribusi terhadap kontaminasi kuman pada makanan. Penelitian senada yang dilakukan oleh Tofani
2007 di Surabaya menyimpulkan bahwa pencucian alat pada pedagang makanan jajanan di salah satu sekolah dasar negeri di Surabaya termasuk kurang 51,67.
Menurut Depkes RI 2000 peralatan yang digunakan campur baur akan menimbulkan kontaminasi silang cross contamination. Peralatan juga tidak boleh
rusak, gompel, retak dan tidak menimbulkan pencemaran terhadap makanan, Permukaan yang kontak langsung dengan makanan harus conus atau tidakada sudut
mati, rata, halus dan mudah dibersihkan Depkes RI, 2003
5.1.10 Tenaga Kerja