No.715 Tahun 2003. Tempat sampah harus tertutup, mudah dibersihkan, terbuat dai bahan kedap air dan dibuang setiap hari Depkes, 1991.
Untuk variabel tempat cuci peralatan terdapat 10 kantin sekolah yamg memenuhi syarat dan yang tidak memenuhi syarat 5 kantin sekolah. Untuk variabel
yang tidak memenuhi syarat adalah variabel tempat cuci tangan karena tidak ada tersedia tempat untuk mencuci tangan di kantin – kantin sekolah yang di observasi.
Locker juga tidak ada pada seluruh kantin serta peralatan pencegah masuk serangga dan tikus yang tidak tersedia pada seluruh kantin yang di observasi.
Tempat cuci tangan harus tersedia air cuci tangan yang mencukupi, tersedia sabun, deterjen, dan alat pengeringlap, jumlahnya cukup untuk
pengunjungkaryawan. Tempat mencuci peralatan hendaknya tersedia air dingin yang cukup memadai, tersedia air panas yang cukup memadai, terbuat dari bahan yang
kuat, aman dan halus, dan terdiri dari tiga bak pencuci. Untuk tempat mencuci bahan makanan air pencuci yang cukup, terbuat dari bahan yang kuat, aman dan halus dan
air pencuci yang dipakai hendaknya mengandung larutan hama. Loker karyawan terbuat dari bahan yang kuat,mudah dibersihkan dan mempunyai tutup yang rapat,
jumlah cukup, letak loker diruang tersendiri, loker untuk karyawan pria terpisah dengan loker untuk wanita. Peralatan untuk pencegah masuknya serangga dan tikus
pada setiap lubang ventilasi dipasang kawat kasa serangga.dipasang terali tikus serta persilangan pipa dan dindingtertutup rapat Depkes RI, 2003.
5.1.3. Dapur,Ruang Makan, dan Gudang Bahan Makanan
Variabel dapur pada kantin sekolah yang memenuhi syarat yaitu 11 73,3 sedangkan untuk kantin sekolah yang lainnya tidak memenuhi syarat 4 26,7, hal
Universitas Sumatera Utara
ini disebabkan karena keadaan dapur yang tidak bersih, tidak terdapat kulkas dan freezer, ukuran dapur yang sangat sempit, tidak terdapat cerobong asap, dan tidak
terpasang pesan – pesan hygiene bagi penjamah. Untuk variabel ruang makan yang memenuhi syarat hanya ada 6 40 kantin sekolah, hal ini disebabkan karena tidak
tersedia fasilitas cuci tangan dan tempat peragaan makanan tidak tertutup. Sedangkan Variabel gudang bahan makanan semua kantin sekolah tidak memenuhi syarat karena
pada seluruh kantin tidak ada terdapat gudang bahan makanan. Menurut Depkes 2003, bahwa ruang makan bagi penjamah makanan
harusterpisah dengan ruang pengolahan makanan, tersedia fasilitas cuci tangan dan pintumasuk buka tutup secara otomatis, agar tangan tidak terkontaminasi dengan
kuman yang ada di sekitarnya.
5.1.4. Pemilihan Bahan Makanan
Pengadaan bahan makanan merupakan suatu kegiatan untuk memenuhi kebutuhan bahan makanan. Pada variabel Pemilihan Bahan Makanan untuk bahan
makanan dari 15 kantin sekolah tersebut seluruhnya memenuhi syarat karena kondisi fisiknya dalam keadaan baik, bahan makanannya berasal dari sumber resmi dan
terdaftar pada Depkes RI namun untuk angka kuman dan bahan kimia tidak di lakukan observasi dalam penelitian ini.Untuk pemesanan bahan makanan dilakukan
oleh petugas kantin sekolah dengan membeli bahan makanan di pasar tradisional yang ada di kecamatan Perbaungan.
Dalam penyelenggaraan makanan, bahan makanan harus dalam kondisi yang baik, tidak rusak atau membusuk Depkes, 2007. Makanan yang rusak adalah
makanan yang apabila dikonsumsi oleh manusia menyebabkan tidak sehat terhadap
Universitas Sumatera Utara
tubuh. Ini disebabkan oleh zat-zat kimia, biologi, dan enzim yang tidak bekerja secara wajar, pertumbuhan jasad renik yang dapat menimbulkan penyakit dan
serangan yang dilakukan oleh serangga, pencemaran oleh cacing, salah mencampur atau mengaduk ramuan. Serta pencemaran benda-benda asing pada makanan.
Makanan yang rusak dapat berarti juga makanan yang merupakan tempat yang baik bagi berkumpul dan singgahnya bakteri atau racun-racun yang mereka timbulkan
dalam jumlah dan volume tertentu yang mengakibatkan makanan menjadi keracunan sehingga tidak sehat lagi jika dikonsumsi oleh manusia. Kerusakan pada bahan
makanan merupakan kejadian yang wajar sebagai suatu proses alamiah Sumoprastowo, 2000. Makanan yang rusak bisa terjadi karena pemilihan bahan
yang keliru, pembuatan ramuan yang tidak tepat, penanganan yang salah, pembungkusan yang kurang layak, penyimpanan yang tidak benar, penggunaan suhu
dan kelembaban yang kurang pengawasan secara cermat, proses pengangkutan yang tidak mengikuti petunjuk, penyajian yang ceroboh serta perlakuan yang bertentangan
dengan sifat-sifat makanan itu sendiri. Pemilihan bahan makanan dianjurkan membeli bahan makanan di tempat yang telah diawasi oleh pemerintah seperti pasar
swalayan,rumah potonghewan atau supplier bahan makanan yang telah berijin Depkes RI, 2004.
5.1.5. Penyimpanan Bahan Makanan