Penjelasan Responden atas Variabel Empati

IV.4.3. Penjelasan Responden atas Variabel Empati

Variabel empati terdiri dari 3 tiga indikator yaitu 1 mampu mencermati serta menilai keadaan orang lain, 2 orientasi kepada pelayanan, dan 3 mengatasi keragaman. Penjelasan atas variabel empati dapat dilihat pada Tabel IV.11. Tabel IV.11. Penjelasan Responden atas Variabel Empati Indikator Kategori Jawaban Responden Total Selalu Sering Kadang- kadang Jarang Tidak Pernah 1. Mendengarkan pendapat orang lain 12 23 11 7 4 57 21,1 40,4 19,3 12,3 7,0 100 2. Mendengarkan keluhan sehingga pelanggan merasa tenang. 14 12 11 11 9 57 24,6 21,1 19,3 19,3 15,8 100 3. Mengoreksi apa saja yang telah dilakukan untuk memperbaiki kinerja 20 12 2 15 8 57 35,1 21,1 3,5 26,3 14,0 100 4. Bersedia bekerja di luar jam kerja lembur 18 9 10 11 9 57 31,6 15,8 17,5 19,3 15,8 100 5. Mengantisipasi perubahan yang terjadi dalam organisasi 13 14 4 13 13 57 22,8 24,6 7,0 22,8 22,8 100 6. Membantu pekerjaan teman, apabila ia memintanya 15 26 4 12 57 26,3 45,6 7,0 21,1 100 Sumber: Hasil Penelitian, 2010 data diolah Dari penjelasan Pegawai Negeri Sipil Kanreg VI BKN Medan bahwa, untuk indikator mampu mencermati serta menilai keadaan orang lain di Kanreg VI BKN Medan terlihat bahwa, yang mendengarkan pendapat orang lain dengan seksama, memudahkan dan memahami pemikiran orang secara tepat, terdapat selalu 21,1, sering 40,4, kadang-kadang 19,3, jarang 12,3, dan tidak pernah 7,0. Dari pernyataan ini menunjukkan bahwa hampir seluruh Pegawai Negeri Sipil Universitas Sumatera Utara Kanreg VI BKN akan mendengarkan pendapat orang lain dengan seksama agar mudah untuk memahami pemikiran orang lain dengan tepat. Untuk pernyataan yang mendengarkan keluhan pelanggan dengan sabar sehingga pelanggan merasa tenang, bahwa terdapat selalu 24,6, sering 21,1, kadang-kadang 19,3, jarang 19,3, dan tidak setuju pernah 15,8. Dari pernyataan tersebut sebagian besar Pegawai Negeri Sipil Kanreg VI BKN Medan mendengarkan keluhan pelanggan dengan sabar sehingga pelanggan merasa tenang. Selanjutnya dapat dijelaskan bahwa dari indikator orientasi kepada pelayanan di Kanreg VI BKN Medan, terlihat bahwa Pegawai Negeri Sipil Kanreg VI BKN yang mengoreksi apa saja yang telah dilakukan untuk memperbaiki kinerja, apabila prestasi kerjanya rendah terdapat selalu 35,1, sering 21,1, kadang-kadang 3,5, jarang 26,3, dan tidak pernah 14,0. Dari pernyataan ini menunjukkan bahwa 56,2 Pegawai Negeri Sipil Kanreg VI BKN Medan akan mengoreksi apa saja yang telah dilakukan untuk memperbaiki kinerjanya, dan terdapat 23 orang dari 40,3 Pegawai Negeri Sipil Kanreg VI BKN Medan kurang atau tidak pernah mengoreksi apa saja yang telah dilakukan untuk memperbaiki kinerjanya. Hal ini disebabkan karena dalam penilaian kinerja Pegawai Negeri Sipil Kanreg VI BKN selalu dilakukan setahun sekali di mana setiap pegawai akan diberikan DP3 Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan, sehingga Pegawai Negeri Sipil Kanreg VI BKN tidak termotivasi untuk mengoreksi pekerjaan yang telah dilakukannya. Untuk pernyataan bersedia bekerja di luar jam kerja lembur Pegawai Negeri Sipil di Kanreg VI BKN Medan, bahwa terdapat selalu 31,6, sering 15,8, Universitas Sumatera Utara kadang-kadang 17,5, jarang 19,3, dan tidak pernah 15,8. Dari pernyataan tersebut terdapat 47 Pegawai Negeri Sipil Kanreg VI BKN Medan bersedia bekerja di luar jam kerja lembur, dan terdapat 20 orang dari responden atau 35,1 pegawai yang tidak bersedia untuk lembur. Dari data ini dapat dianalisa bahwa dalam melaksanakan lembur yang akan patuh terhadap perintah kerja lembur tergantung dari gaya kepemimpinan dari atasan langsung dari pegawai, karena tidak dapat diukur apakah ia terpaksa, takut atau memang muncul dari rasa memahami dari pentingnya atau dibutuhkannya untuk bekerja di luar jam kerja. Selanjutnya dijelaskan bahwa dari indikator mengatasi keragaman di Kanreg VI BKN Medan, terlihat bahwa yang berusaha mengantisipasi perubahan yang terjadi dalam organisasi terdapat selalu 22,8, sering 24,6, kadang-kadang 7,0, jarang 22,8, dan tidak pernah 22,8. Dari pernyataan ini menunjukkan bahwa 47 dari Pegawai Negeri Sipil Kanreg VI BKN Medan berusaha mengantisipasi perubahan yang terjadi dalam organisasi, dan terdapat 26 orang dari responden yang berjumlah 57 atau 45,6 Pegawai Negeri Sipil Kanreg VI BKN Medan yang menyatakan kurang atau tidak berusaha mengantisipasi perubahan yang terjadi dalam organisasi, hal ini tidak baik bagi organisasi Kanreg VI BKN Medan, di mana pada era reformasi ini dibutuhkan sumber daya manusia yang siap menerima perubahan. Hal ini disebabkan karena pada karir Pegawai Negeri Sipil berada pada zona comport atau berada pada bidang pekerjaan yang aman, maksudnya Pegawai Negeri Sipil tidak akan mudah diberhentikan atau dipecat dari pekerjaannya jika tidak membuat suatu kesalahan. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya untuk pernyataan akan membantu dengan senang hati pekerjaan teman, apabila ia memintanya di Kanreg VI BKN Medan, bahwa terdapat selalu 26,3, sering 45,6, kadang-kadang 7,0, jarang, dan tidak pernah 21,1. Dari pernyataan tersebut terlihat 41 orang dari Pegawai Negeri Sipil Kanreg VI BKN Medan atau 71,9 membantu dengan senang hati pekerjaan teman, dari data ini terlihat pegawai Kanreg VI BKN Medan memiliki rasa empati yang cukup tinggi. IV.4.4. Penjelasan Responden atas Variabel Kecerdasan Emosional Variabel Kecerdasan Emosional terdiri dari 3 tiga indikator yaitu 1 mampu memahami perasaan orang lain, 2 mampu mengelola konflik, dan 3 tenang menghadapi permasalahan. Penjelasan responden atas variabel kecerdasan emosional dapat dilihat pada Tabel IV.12. Tabel IV.12. Penjelasan Responden atas Variabel Kecerdasan Emosional Indikator Kategori Jawaban Responden Total Selalu Sering Kadang- Kadang Jarang Tidak Pernah 1. Melayani tamu dengan senang 16 30 9 2 57 28,1 52,6 15,8 3,5 100 2. Melayani tamu dengan baik walaupun tamu sedang marah 17 7 16 12 5 57 29,8 12,3 28,1 21,1 8,7 100 3. Mengembangkan cara yang efektif dalam menyelesaikan konflik 44 11 2 57 77,2 19,3 3,5 100 4. Mengintrospeksi diri sendiri 29 21 4 3 57 50,9 36,8 7,0 5,3 100 5. Memandang positif setiap konflik yang terjadi 12 26 5 14 57 21,1 45,6 8,8 24,6 100 6. Menganalisis masalah yang timbul secara hati-hati 9 40 5 3 57 15,8 70,2 8,8 5,3 100 7. Tenang dan sabar dalam menghadapi permasalahan yang rumit 29 18 5 5 57 50,9 31,6 8,8 8,8 100 8. Meminta pendapat teman dalam memecahkan permasalahan 27 21 7 2 57 47,4 36,8 12,3 3,5 100 Sumber: Hasil Penelitian, 2010 data diolah Universitas Sumatera Utara Penjelasan Pegawai Negeri Sipil di Kanreg VI BKN dalam melayani tamu dengan senang menunjukkan bahwa 16 orang 28,1 responden yang menyatakan selalu, 30 orang 52,6 menyatakan sering dan 9 orang 15,8 menyatakan kadang-kadang. Data ini menunjukkan bahwa hampir seluruh Pegawai Negeri Sipil di Kanreg VI BKN Medan sangat menyadari bahwa dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan haruslah dengan menunjukkan rasa senang, dengan demikian Pegawai Negeri Sipil di Kanreg VI BKN Medan, dapat memahami perasaan orang lain. Selanjutnya untuk penjelasan responden dalam melayani tamu dengan sabar walaupun tamu sedang marah menunjukkan bahwa responden yang menyatakan selalu sebanyak 17 orang 29,8, menyatakan sering 7 orang 12,3, dan menyatakan kadang-kadang 16 orang 28,1. Dengan demikian sebagian besar Pegawai Negeri Sipil di Kanreg VI BKN Medan melayani tamu dengan sabar, hal ini menunjukan bahwa Pegawai Kanreg VI BKN Medan dapat memahami perasaan orang yang sedang dilayaninya, sehingga dapat terjalin hubungan komunikasi yang baik. Berdasarkan uraian dan penjelasan data dari kedua butir instrumen tersebut, dapat dilihat bahwa Pegawai Negeri Sipil Kanreg VI BKN Medan sudah mampu untuk memahami perasaan orang lain indikator pertama, yang kemudian akan mampu pula mengenali, mengelola dan membina hubungan dengan orang lain, yang akan membangun hubungan yang produktif dan menghasilkan kinerja yang lebih baik. Penjelasan Pegawai Negeri Sipil di Kanreg VI BKN untuk mengembangkan cara-cara yang efektif dalam menyelesaikan konflik dapat dilihat bahwa responden Universitas Sumatera Utara yang menyatakan selalu terdapat 44 orang 77,2, menyatakan sering 11 orang 19,3, dan yang menyatakan jarang sebanyak 2 orang 3,5. Dari data tersebut bahwa seluruh Pegawai Negeri Sipil di Kanreg VI BKN Medan memiliki dan mengembangkan cara-cara yang efektif dalam menyelesaikan konflik, hal ini sesuai dengan tingkat pendidikan rata-rata Pegawai Negeri Sipil di Kanreg VI BKN Medan yaitu 67 yang berpendidikan S-1 keatas, karena dengan memiliki tingkat pendidikan yang tinggi maka kemampuan dan cara berpikir juga semakin meningkat. Selanjutnya untuk penjelasan responden dalam mengintrospeksi diri sendiri ketika atasan sedang marah menunjukkan bahwa responden yang menyatakan selalu sebanyak 29 orang 50,9, menyatakan sering 21 orang 36,8, menyatakan kadang-kadang sebanyak 4 orang 7. Dari data di atas menunjukkan bahwa hampir seluruh Pegawai Negeri Sipil di Kanreg VI BKN Medan, akan mengintrospeksi diri sendiri apabila atasan menegur dan marah, dengan demikian konflik yang terjadi dapat diselesaikan dengan memahami atas kekurangan ataupun kesalahan. Dan untuk penjelasan responden memandang positif setiap konflik yang terjadi dalam pekerjaan menunjukkan bahwa responden yang menyatakan selalu sebanyak 12 orang 21,1, menyatakan sering 26 orang 45,6, dan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 5 orang 8,8. Dari data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar Pegawai Negeri Sipil di Kanreg VI BKN Medan memandang positif setiap konflik yang terjadi dalam menghadapi pekerjaan mereka sehari-hari. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan uraian dan penjelasan data dari ketiga butir instrumen tersebut, dapat dilihat bahwa Pegawai Negeri Sipil di Kanreg VI BKN Medan sudah mampu mengelola konflik dengan baik indikator kedua. Dengan demikian mereka mampu menangani emosi dengan baik ketika menghadapi situasi yang sulit, baik itu perselisihan maupun kendala, sehingga mereka akan dengan cermat membaca situasi, menjalin dan berinteraksi dengan orang lain serta mengunakan keterampilan mereka untuk mempengaruhi, bermusyawarah guna menyelesaikan perselisihan dalam bekerjasama dengan orang lain ataupun tim mereka sendiri. Penjelasan Pegawai Negeri Sipil di Kanreg VI BKN untuk bekerja dengan berhati-hati menunjukkan bahwa responden terdapat 15,8, selalu 70,2 sering, 8,8 kadang-kadang, dan 5,3 jarang. Dari pernyataan ini menunjukkan bahwa hampir seluruh Pegawai Negeri Sipil Kanreg VI BKN Medan menganalisis masalah yang timbul dalam bekerja secara hati-hati. Selanjutnya untuk pernyataan tetap bersikap tenang dan sabar dalam menghadapi permasalahan yang rumit terlihat bahwa 50,9 selalu, 31,6 sering, 8,8 kadang-kadang, dan 8,8 jarang. Dari pernyataan tersebut hampir sebagian besar Pegawai Negeri Sipil Kanreg VI BKN Medan mampu untuk tetap bersikap tenang dan sabar dalam menghadapi permasalahan yang rumit. Untuk pernyataan meminta saran pendapat teman dalam memecahkan permasalahan pekerjaan yang sedang hadapi terlihat bahwa terdapat 47,4, selalu, 36,8 sering, 12,3 kadang-kadang, dan 3,5 jarang. Dari pernyataan tersebut sebagian besar Pegawai Negeri Sipil Kanreg VI BKN Medan Universitas Sumatera Utara meminta saran pendapat teman dalam memecahkan permasalahan pekerjaan yang dihadapi. Berdasarkan uraian dan penjelasan data dari ketiga butir instrumen tersebut, dapat dilihat bahwa Pegawai Negeri Sipil di Kanreg VI BKN Medan tenang dalam menghadapi permasalahan indikator ketiga. Sehingga mereka dapat mengatasi permasalahan dengan pikiran jernih, yang akan memunculkan sikap bijaksana dalam bertindak, baik dalam mengambil keputusan maupun dapat mengungkapkan emosinya secara selaras. Berdasarkan penjelasan dan uraian data di atas, dapat disimpulkan bahwa Pegawai Negeri Sipil Kanreg VI BKN Medan, sebagian besar sudah memiliki kecerdasan emosional yang cukup baik, terlihat dari ke-3 tiga indikator yang diperoleh memiliki nilai respon yang tinggi. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap kelangsungan atau kebaikan suatu organisasi merupakan suatu bukti yang menunjukkan kebenaran. Hal ini dapat terlihat dari hasil penjelasan responden di atas. Dalam bekerjasama, setiap pegawai harus mampu menjalin komunikasi, mampu mengelola konflik. Apabila suatu kelompok kerja di mana bila salah satu atau beberapa anggotanya tidak mampu menahan amarah atau tidak peka akan perasaan orang-orang di sekelilingnya, akibatnya akan muncul efek negatif di lingkungan tempat mereka bekerja, yang akan mengganggu konsentrasi, juga dalam pengambilan keputusan yang tepat. Universitas Sumatera Utara IV.5. Pembahasan Hasil Penelitian IV.5.1. Pengujian Hipotesis Pertama