menertawakan kekurangan mereka sendiri. Kesadaran diri dapat disebut juga dengan keadaan di mana sadar mengenai pikiran, perasaan dan evaluasi diri yang ada dalam
diri sendiri. Orang yang sedang berada dalam kesadaran diri memiliki kemampuan memonitor diri, yakni mampu membaca situasi sosial dalam memahami orang lain
dan mengerti harapan orang lain terhadap dirinya. Hautman dalam Suryanti dan Ika 2004, mengatakan bahwa, kesadaran diri
merupakan dasar dari kecerdasan emosional yaitu merupakan kemampuan untuk memantau perasaan diri sendiri dari waktu ke waktu. Saat kita semakin mengenal diri
kita, kita akan lebih memahami apa yang kita rasakan dan lakukan. Pemahaman itu akan memberi kita kesempatan atau kebebasan untuk mengubah hal-hal yang ingin
kita ubah mengenai diri kita dan menciptakan kehidupan yang kita inginkan. Kesadaran diri memungkinkan kita untuk berhubungan dengan emosi, pikiran, dan
tindakan.
II.6. Konsep Pengaturan Diri
Organisasi memiliki aturan-aturan yang harus ditaati oleh setiap pegawai. Pegawai yang diharapkan adalah pegawai yang memiliki disiplin agar dapat
mengikuti aturan yang sudah ditetapkan. Dengan memiliki disiplin yang tinggi, pegawai akan lebih memahami dan dapat membedakan antara hak dan kewajibannya
di dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Tindakan tanggung jawab yang paling bermakna yang bisa dilakukan setiap pegawai adalah dengan mengatur
Universitas Sumatera Utara
atau mengendalikan pikirannya sendiri atau disebut dengan kata lain dapat mengatur dirinya sendiri sesuai tujuan yang ingin dicapai dengan efektif dan efisien.
Menurut Goleman 2005 pengaturan diri merupakan kemampuan mengelola dan mengendalikan emosi, yang terungkap dengan selaras. Seseorang yang memiliki
pengendalian diri yang baik akan sanggup mengendalikan dirinya secara baik pula, sehingga tidak akan terus bertarung dengan kecemasan, dan akan mampu bangkit dari
perasaan negatif dan dari kegalauan di dalam hidupnya. Pengendalian diri atau penguasaan diri merupakan suatu aspek penting dalam kecerdasan emosi. Goleman
juga berpendapat bahwa, pengaturan diri merupakan mampu mengelola kondisi, impuls, dan sumber daya diri sendiri. Komponen yang menjadi indikatornya adalah
sebagai berikut: 1 kendali diri, yaitu mengelola emosi-emosi dan desakan-desakan hati yang merusak; 2 sifat dapat dipercaya, yaitu memelihara norma kejujuran dan
integritas; 3 kewaspadaan, yaitu bertanggung jawab atas kinerja pribadi; 4 adaptibilitas, yaitu keluwesan dalam menghadapi perubahan; 5 inovasi, yaitu
mudah menerima dan terbuka terhadap gagasan, pendekatan, dan informasi-informasi baru.
Covey 2005, pengaturan diri adalah kemampuan untuk mengelola diri sendiri agar mampu mencapai visi dan nilai-nilai pribadi. Boyatzis et.al, 2004,
pengaturan diri merupakan dorongan yang muncul dari dalam diri dengan harapan untuk mencapai tujuan. Pengaturan diri inilah merupakan komponen kecerdasan
emosi yang membebaskan kita dari penjara perasaan diri sendiri. Pengaturan diri memungkinkan kejelasan sikap dan pemusatan energi yang ditimbulkan untuk
Universitas Sumatera Utara
mencegah gejolak emosi yang berlebihan yang dapat membatasi diri dari tujuan yang telah ditetapkan. Pada orang-orang yang memiliki pengaturan diri, akan terlihat faktor
kemampuan dan usaha secara jelas, oleh karena itu individu yang dapat mengatur atau mengendalikan diri apabila ia mengalami kegagalan mereka menganggap bahwa
kurangnya usaha yang dilakukan. Begitu pula dengan keberhasilannya, mereka akan merasa bangga atas hasil usahanya. Hal ini akan membawa pengaruh untuk tindakan
selanjutnya di masa yang akan datang, bahwa mereka akan mencapai keberhasilan apabila berusaha keras dengan segala kemampuannya.
Pengaturan diri seorang pegawai juga memungkinkan munculnya sikap transparansi, yang bukan saja merupakan kebajikan yang dimiliki oleh setiap
pegawai tetapi juga sebuah kekuatan yang dimiliki oleh sebuah organisasi.
II.7. Konsep Empati