2.3. Malaria
2.3.1. Defenisi Malaria
Istilah malaria diambil dari dua kata bahasa italia yaitu mal yaitu buruk dan area yaitu udara atau udara buruk karena dahulu banyak terdapat di daerah rawa -
rawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga mempunyai nama lain seperti demam roma, demam rawa, demam tropik, demam pantai, demam charges, demam
kura dan paludisme Prabowo, 2004 . Malaria merupakan penyakit menular yang dapat ditularkan melalui gigitan
nyamuk Anopheles yang disebabkan oleh parasit atau protozoa dari genus plasmodium. Terdapat empat spesies plasmodium penyebab malaria pada manusia,
yaitu plasmodium vivax, plasmodium falciparum, plasmodium malariae, dan plasmodium ovale. Anies, 2006. Jenis plasmodium tersebut menimbulkan malaria
yang berbeda pola demam maupun gejala-gejala klinik yang ditimbulkannya. Plasmodium vivax menimbulkan malaria vivax, disebut juga malaria tertiana
brnigna jinak, sedangkan Plasmodium faciparum menimbulkan malaria falciparum atau malaria tertiana maligna ganas. Selain itu Plasmodium falciparum juga
menimbulkan malaria perniciosa dan Blackwater Fever. Plasmodium malariae menimbulkan malaria malariae, dan Plasmodium ovale menimbulkan malaria ovale.
Soedarto, 2009. Parasit Plasmodium berkembang di dalam sistem imun kekebalan tubuh
manusia, menginfeksi hati, dan menghancurkan sel darah merah. Pada masa inkubasi,
Universitas Sumatera Utara
Plasmodium hidup dan berkembang biak dalam sel hati. Beberapa hari sebelum
gejala pertama terjadi, organisme tersebut menyerang dan menghancurkan sel darah merah sejalan dengan perkembangan mereka, sehingga menyebabkan demam.
Demam ini dapat terjadi selama dua minggu setelah infeksi FKUI, 1990.
2.3.2. Siklus Hidup Plasmodium Malaria
Parasit malaria memerlukan dua hospes untuk siklus hidupnya, yaitu manusia dan nyamuk Anopheles betina Harijanto P.N.2000
1. Siklus Pada Manusia
Pada waktu nyamuk Anopheles infektif mengisap darah manusia, sporozoit yang berada dalam kelenjar liur nyamuk akan masuk ke dsalam peredaran darah
selama kurang lebih 30 menit. Setelah itu sporozoit akan masuk ke dalam sel hati dan menjadi tropozoit hati. Kemudian berkembang menjadi skizon hati yang terdiri
dari 10.000 sampai 30.000 merozoit hati. Siklus ini disebut siklus eksoeritrositer yang berlangsung selama kurang lebih 2 minggu. Pada P. vivax dan P. ovale, sebagian
tropozoit hati tidak langsung berkembang menjadi skizon, tetapi ada yang menjadi bentuk dorman yang disebut hipnozoit. Hipnozoit tersebut dapat tinggal di dalam sel
hati selama berbulan-bulan sampai bertahun- tahun. Pada suatu saat bila imunitas tubuh menurun, akan menjadi aktif sehingga dapat menimbulkan relaps kambuh
Depkes RI.2006 Merozoit yang berasal dari skizon hati yang pecah akan masuk ke dalam
peredaran darah dan menginfeksi sela darah merah. Di dalam sel darah merah, parasit tersebut berkembang dari stadium tropozoit sampai skizon 8-30 merozoit. Proses
Universitas Sumatera Utara
perkembangan aseksual ini disebut skizogoni. Selanjutnya eritrosit yang terinfeksi skizon pecah dan merozoit yang keluar akan menginfeksi sel darah merah lainnya.
Siklus inilah yang disebut dengan siklus eritrositer. Setelah 2-3 siklus skizogoni darah, sebagian merozoit yang meninfeksi sel darah merah dan membentuk stadium
seksual yaitu gametosit jantan dan betina Depkes RI. 2006 2.
Siklus Pada Nyamuk Anopheles Betina
Apabila nyamuk Anopheles betina menghisap darah yang mengandung gametosit, di dalam tubuh nyamuk, gamet jantan dan gamet betina melakukan
pembuahan menjadi zigot. Zigot ini akan berkembang menjadi ookinet kemudian menembus dinding lambung nyamuk. Di luar dinding lambung nyamuk ookinet akan
menjadi ookista dan selanjutnya menjadi sporozoit yang nantinya akan bersifat infektif dan siap ditularkan ke manusia Harijanto, 2000
Masa inkubasi atau rentang waktu yang diperlukan mulai dari sporozoit masuk ke tubuh manusia sampai timbulnya gejala klinis yang ditandai dengan demam
bervariasi, tergantung dari spesies Plasmodium, sedangkan masa prepaten atau rentang waktu mulai dari sporozoit masuk sampai parasit dapat dideteksi dalam
darah dengan pemeriksaan mikroskopik Harijanto, 2000.
2.3.3. Penularan Malaria
Infeksi malaria bermula ketika nyamuk betina anopheles menyuntikkan sporozoit salah satu bentuk dalam siklus kehidupan plasmodium di alam bebas ini,
ketika nyamuk menghisap darah manusia. Bentuk sporozoit ini dikeluarkan dari kelenjar ludah nyamuk Harrisons dalam Umar Fachmi, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Pada keadaan tertentu, penularan dapat juga terjadi dengan masuknya bentuk aseksual tropozoit sehingga terjadi trophozoite incluced malaria. Penularan melalui
transfusi darah, melalui plasenta yag rusak atau penularan melalui jarum suntik. Soedarto, 1990.
Faktor penentu penularan terbagi ke dalam 2 kelompok variabel, yaitu: 1.
Faktor yang berpengaruh langsung, rata-rata nyamuk menggigit manusia dalam sehari, rata-rata gametosit plasmodium pada populasi, lamanya siklus
sporogonik dalam tubuh nyamuk, rata-rata kemampuan hidup harian pada nyamuk.
2. Lingkungan dan iklim, curah hujan, kekeringan, pengelolaan lingkungan
buatan, perubahan pola menggigit vektor, suhu udara, kelembaban Susanna dalam Achmadi, 2008.
Dalam Keputusan Menteri Kesehatan Tahun 2009 tentang Eliminasi malaria di Indonesia, penyebaran malaria disebabkan oleh berbagai faktor antara lain:
1. Perubahan lingkungan yang tidak terkendali dapat menimbulkan tempat
perindukan nyamuk malaria. 2.
Banyaknya nyamuk Anopheles sp yang telah dikonfirmasi sebagai vektor malaria 17 spesies, dari berbagai macam habitat.
3. Mobilitas penduduk yang relatif tinggi dari dan ke daerah endemik malaria.
4. Perilaku masyarakat yang memungkinkan terjadinya penularan.
5. Semakin meluasnya penyebaran parasit malaria yang telah resisten terhadap
obat anti malaria.
Universitas Sumatera Utara
6. Terbatasnya akses pelayanan kesehatan untuk menjangkau seluruh desa yang
bermasalah malaria, karena hambatan geografis, ekonomi, dan sumber daya.
2.3.4. Gejala-Gejala Klinis Malaria