Karakteristik Responden Hubungan Kondisi Kandang Ternak dengan Kejadia Malaria pada Masyarakat di Desa lauri Kecamatan Gido Kabupaten Nias 2013

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Jumlah Kasus Malaria

Gambaran kejadian penyakit malaria dalam penelitian ini diketahui dengan menggunakan wawancara langsung kepada responden. Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa distribusi penyakit malaria pada masyarakat, responden lebih banyak tidak mengalami masyarakat yaitu 50 orang 78,1 dan lebih sedikit pada kategori mengalami malaria yaitu 14 orang 21,9. Jumlah penderita penyakit malaria di Desa Lauri yaitu sebesar 21,9 merupakan angka yang tinggi karena berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia 2008, suatu wilayah dikatakan endimis tinggi dengan API 51000 penduduk. hal ini didukung oleh Harijanto 2000 yang menyatakan bahwa Kabupaten Nias merupakan salah satu wilayah endemis malaria. Kejadian malaria memiliki beberapa faktor resiko, yaitu karakteristik maupun bionomik nyamuk Anophelesnya, kegiatan-kegiatan masyarakat yang memberi peluang penularan malaria, dan lingkungan Achmadi,2008. Kejadian malaria di Desa Lauri ini tidak hanya berhubungan dengan Kondisi Kandang ternak tetapi juga faktor lingkungan dan juga aspek perilaku masyarakat dalam upaya tindakan pencegahan malaria.

5.2. Karakteristik Responden

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden paling banyak termasuk dalam kategori usia produktif 19-44 tahun, yaitu 34 orang 53,1. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya orang yang paling banyak membersihkan Universitas Sumatera Utara kandang masih dalam usia produktif sehingga dapat melalukan aktivitas dan pekerjaan mereka dengan baik dalam membersihkan kandang ternak dan sekitarnya. Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan- penyelidikan epidemiologi. Pada hampir semua keadaan, angka-angka kesakitan maupun kematian menunjukkan hubungannya dengan umur Notoatmodjo, 2003. Hasil penelitian juga menunjukkan, bahwa responden lebih banyak dengan tingkat pendidikan sekolah dasar yaitu 27 orang 42,2. Tingkat pendidikan responden di desa tersebut tergolong rendah. Pendidikan adalah upaya sadar manusia untuk membuat perubahan dan perkembangan agar kehidupannya menjadi lebih baik dalam artian lebih maju. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam motivasi. Sikap berperan serta dalam pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki Mantra dalam Notoatmojo, 2003. Tingkat pendidikan seseorang yang tinggi belum menjamin dia memiliki pengetahuan tentang suatu penyakit dan pencegahannya, karena tingkat pengetahuan seseorang tersebut masih berada pada tingkat tahu dan belum sampai memahami, mengaplikasikan, menganalisa, mensintesis dan mengevaluasi terhadap suatu materi yang berkaitan dengan kejadian penyakit tersebut Notoatmodjo, 2003. Hal ini senada dengan penelitian Yawan 2006 yang menyatakan bahwa faktor risiko pendidikan mempunyai hubungan terhadap kejadian malaria namun tidak signifikan Universitas Sumatera Utara sebagai salah satu faktor yang berpotensi dapat menyebabkan terjadinya kasus malaria. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pekerjaan yang lebih banyak di Desa Lauri adalah petani yaitu 52 orang 81,3. Pekerjaan petani di Desa Lauri merupakan pekerjaan mayoritas yang dilakukan oleh masyarakat. Pekerjaan berhubungan dengan tingkat status ekonomi seseorang sehingga orang dengan status ekonomi yang tinggi, pada umumnya akan lebih sering memeriksakan kesehatannya bila dibandingkan dengan orang dengan tingkat ekonomi yang lebih rendah. Selain itu ada beberapa pekerjaan, misalnya pekerjaan di luar rumah pada malam hari di daerah yang merupakan sarang nyamuk, sehingga ia lebih rentan terpapar tergigit oleh vektor malaria.

5.3. Hubungan Kondisi Kandang Ternak Dengan Kejadian Malaria