14
c. Temperamen Anak
Anak-anak yang lebih emosional, impulsif, kurang bersosial dan tidak dapat beradaptasi baik dengan lingkungan akan beresiko mengalami agitasi pulih sadar
paska anestesi.
25
2.1.2 Obat Adjuvant Pada Anestesi Umum Untuk Mengurangi Agitasi Paska Anestesi
Penatalaksanaan Agitasi biasanya dimulai dengan mengeliminasi penyebab lain termasuk hipoksia walaupun sulit untuk mendapatkan pembacaan pulse oximetry
yang akurat pada anak yang gelisah dan nyeri. Yakinkan orang tua, yang biasanya sangat tertekan melihat perilaku anak yang gelisah, untuk menghindari
anak melukai dirinya sendiri. Sebagian besar anak-anak hanya butuh waktu dan observasi sampai dia tenang, namun intervensi farmakologis memberikan efek
yang menguntungkan.
8
Beberapa obat telah digunakan sebagai adjuvant pada anestesi umum yang ditujukan untuk menurunkan agitasi paska anestesi.
Propofol memperlama pulih sadar dan menurunkan agitasi paska anestesi tergantung dari waktu pemberiannya. Oleh karena obat ini bekerja dalam durasi
yang singkat, maka propofol yang diberikan pada saat induksi tidak mampu mencegah agitasi paska anestesi. Aouad et al dan berbagai studi lainnya
memperlihatkan penurunan insidensi agitasi pulih sadar paska anestesi jika propofol 1 mgkgBBiv diberikan pada akhir pembedahan, sehingga plasma
konsentrasi dari propofol dapat tercukupi dan efektif.
4,25,27,28,31
Fentanyl, α agonis termasuk klonidin dan dexmedetomidine, ketamine menunjukkan bahwa obat ini efektif dalam menurunkan insidensi terjadinya
agitasi paska anestesi.
4,31
Fentanyl adalah opioid yang poten, yang dapat menurunkan agitasi paska anestesi sevoflurane dan desflurane dengan efikasi yang tinggi sebagai analgesia
preoperative dan mempunyai efek sedasi. Cravero et al meneliti bahwa fentanyl 1
Universitas Sumatera Utara
15
µgkgBB IV yang diberikan 10 menit sebelum anestesi dihentikan pada pasien yang menjalani prosedur bebas nyeri yaitu MRI Magnetic Resonance Imaging
dapat menurunkan angka agitasi hingga 12-56. Inomata et al meneliti efek fentanyl pada pasien anak yang diberi sevoflurane untuk mencegah agitasi paska
anestesi. Peneliti merekomendasikan pemberian bolus 2 µgkgBBiv diikuti dengan infus kontinyu 1µgkgBBiv untuk proses pulih sadar yang nyaman.
Intrasanal fentanyl 2 µgkgBBiv pada prosedur dengan nyeri sedang juga dapat menurunkan agitasi.
4,31
Dexmedetomidine, suatu α2 agonis selektif memiliki efek sedasi dan ansiolitik melalui pemberian intravena. Isik et al dan 2 studi lainnya
memperlihatkan adanya penurunan insidensi dari agitasi paska anestesi berkisar antara 4.8 dan 17 tanpa efek hemodinamik dengan pemberian intravena dosis
0.3-1 µgkgBBiv setelah induksi anestesi.
4,31
Oleh karena efek sedasi dan analgesinya, klonidin 2-3 µgkgBBiv setelah induksi menurunkan agitasi paska anestesi hingga 10 seperti yang telah
didokumentasikan oleh Bock et al dan Kulka et al. Bock et al juga mencatat bahwa efek dari klonidin tidak bergantung pada rute pemberian obat, baik kaudal
maupun intravena. Bahkan α2 agonis menurunkan agitasi paska anestesi oleh karena efek analgesia serta kemampuannya dalam mengurangi kebutuhan obat
anestesi lainnya.
4,31
Ketamine yang merupakan antagonis reseptor dari N-Methyl-D-Aspartate, menghasilkan efek analgesia dan efek mengurangi dosis opioid pada dosis rendah.
Dalens et al menunjukkan bahwa pemberian ketamine 0.25 mgkgBBiv pada akhir anestesi dengan sevoflurane pasien anak yang menjalani MRI dapat
menurunkan agitasi tanpa ada penundaan pulih sadar. Bahkan, Lee et al membandingkan ketamine 0.25 mgkgBBiv dan 0.5 mgkgBBiv yang
menunjukkan insidensi agitasi yang sama namun dengan skor nyeri yang lebih rendah pada dosis ketamin yang lebih besar.
2,4,31
Ketamin hidroklorida bekerja
Universitas Sumatera Utara
16
secara antagonis non kompetitif pada reseptor NMDA. Pada pasien dewasa, diketahui bahwa ketamine mempunyai efek analgesik dan efek antisensitisasi.
15
Tropisetron sebagai 5HT3 antagonis juga menurunkan agitasi paska anestesi jika dibandingkan dengan placebo 32 vs 62. Namun, mekanisme
kerjanya belum jelas sebagaimana dikemukakan oleh Lankinen et al.
2,4,31
Obat analgesik juga sudah banyak diteliti khasiatnya untuk mencegah agitasi paska anestesi dengan sevoflurane. Termasuk di dalamnya adalah anestesi
lokal, obat anti inflamasi non steroid OAINS dan antagonis reseptor N-Methyl- D-Aspartate NMDA. Anestesi lokal dan OAINS berhubungan dengan
vasokonstriksi dan peningkatan resiko perdarahan pada daerah operasi.
15
2.1.3 Penilaian Agitasi Paska Anestesi