7
b. Mengetahui perbedaan karakteristik dari PAED score menit ke 5 hingga
60 antara kelompok propofol dan ketamine c.
Mengetahui proporsi terjadinya agitasi paska anestesi sevoflurane pada pasien anak dengan pemberian propofol 1 mgkgBBiv yang diberikan
pada akhir anestesi. d.
Mengetahui proporsi terjadinya agitasi paska anestesi sevoflurane pada pasien anak dengan pemberian ketamine 0.5 mgkgBBiv yang diberikan
pada akhir anestesi. e.
Mengetahui perbedaan pencegahan agitasi paska anestesi sevoflurane antara propofol dan ketamine yang diberikan pada akhir anestesi.
f. Mengetahui perbedaan lama waktu ekstubasi setelah pemberian propofol
dan ketamine pada akhir anestesi g.
Mengetahui perbedaan lama waktu rawatan di ruang pemulihan PACU setelah pemberian propofol dan ketamine pada akhir anestesi
h. Mengetahui perbedaan terjadinya mual muntah setelah pemberian
propofol dan ketamine pada akhir anestesi
1.5 MANFAAT PENELITIAN
1.5.1 Bidang Akademis
a. Sebagai sumber informasi dan bahan referensi untuk penelitian
selanjutnya. b.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan acuan untuk pencegahan agitasi paska anestesi sevoflurane pada pasien anak
yang menjalani pembedahan dengan general anestesi.
1.5.2 Bidang Pelayanan Masyarakat
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dalam pelayanan masyarakat sebagai landasan dalam pencegahan agitasi paska anestesi sevoflurane pada
anak yang menjalani pembedahan dengan general anestesi, terutama untuk : a.
Mendapatkan keadaan anak yang tenang selama di ruang pemulihan
Universitas Sumatera Utara
8
b. Mendapatkan obat pilihan yang dapat digunakan untuk mencegah agitasi
paska anestesi dengan sevoflurane.
1.5.3 Bidang Penelitian
Dalam bidang penelitian, hasil penelitian ini diharapkan memberikan data untuk penelitian selanjutnya dalam bidang pencegahan agitasi paska anestesi
sevoflurane pada pasien anak yang menjalani pembedahan dengan general anestesi.
Universitas Sumatera Utara
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 AGITASI PASKA ANESTESI
Pembedahan dan anestesi dapat menimbulkan stress emosional pada anak dan orang tua. Hal ini dapat terjadi pada saat preoperatif dan post operatif. Untuk
meminimalisasi stress emosional anestesi dan pembedahan, anestesiologis harus memahami perkembangan mental anak dan bagaimana caranya untuk mengatasi
hal ini.
19-24
Senyawa inhalasi telah menjadi tulang punggung anestesi umum pada pasien pediatrik sejak anestesi umum pertama kali diberikan kepada pasien
pediatrik pada pertengahan abad ke-19.
1
Karena baunya yang menyenangkan, iritabilitas saluran nafas minimal dan menjadikan sevoflurane sangat baik untuk
induksi inhalasi. Induksi dan pemulihan yang cepat, serta mudahnya pengendalian kedalaman anestesi membuatnya sebagai obat anestesi yang ideal untuk anestesi
pediatrik. Pemulihan dari anestesi umum lebih cepat dengan sevoflurane dan telah terbukti pada sebagian besar penelitian, karena kelarutan yang rendah dan
eliminasi sevoflurane lebih cepat daripada obat anestesi inhalasi lainnya.
1,25
Saat pemulihan anestesi diidentifikasi adanya agitasi dan merupakan masalah pada anak. Manifestasinya bisa berupa perubahan perilaku, mulai dari
menangis, iritabel sampai kehilangan kendali yang berat, dan keadaan ini pada puncaknya bisa beresiko melukai diri sendiri. Prevalensi terjadinya agitasi
berkisar antara 10-67. Agitasi adalah suatu tingkat kesadaran yang mengalami disosiasi sehingga anak menjadi tidak tenang, iritatif, tidak bisa diatur, atau tidak
bisa bekerja sama. Secara karakteristis, anak ini tidak mengenali atau mengidentifikasi orang atau beda yang telah dikenal baik olehnya. Para orang tua
yang menyaksikan keadaan ini biasanya menyatakan bahwa perilaku ini tidak biasa dan bukan merupakan kebiasaan anak mereka.
3
Universitas Sumatera Utara