Reaksi emosional yang merupakan komponen afektif ini banyak ditentukan oleh kepercayaan atau apa yang kita percayai
sebagai benar bagi obyek termaksud. c. Komponen konatif
Komponen perilaku atau komponen konatif dalam sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku
yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek yang dihadapinya. Asumsi dasar adalah bahwa kepercayaan dan
perasaan mempengaruhi perilaku. Maksudnya, bagaimana orang akan berperilaku dalam situasi tertentu dan terhadap stimulus
tertentu akan banyak ditentukan oleh bagaimana kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut. Kecenderungan
berperilaku secara konsisten, selaras dengan kepercayaan dan perasaan ini membentuk sikap individual. Karena itu, adalah logis
untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang akan dicerminkan dalam bentuk perilaku terhadap obyek.
4. Pembentukan Sikap
Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu. Interaksi sosial mengandung arti lebih daripada
sekedar adanya kontak sosial dan hubungan antar individu sebagai anggota kelompok sosial. Dalam interaksi social, terjadi hubungan
saling mempengaruhi di antara individu yang satu dengan yang lain, terjadi hubungan timbale balik yang turut mempengaruhi pola perilaku
masing-masing individu sebagai anggota masyarakat. Lebih lanjut, interaksi sosial itu meliputi hubungan antara individu dengan
lingkungan fisik maupun lingkungan psikologis di sekelilingnya. Dalam interaksi sosialnya, individu bereaksi membentuk
pola sikap tertentu terhadap berbagai obyek psikologis yang dihadapinya. Di antara berbagai faktor yang mempengaruhi
pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga
pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi dalam diri individu.
5. Ciri-ciri Attitude Gerungan,1987:151
a. Attitude bukan dibawa orang sejak ia dilahirkan, melainkan dibentuk atau dipelajarinya sepanjang perkembangan orang itu
dalam hubungan dengan obyeknya. b. Attitude itu dapat berubah-ubah, karena itu attitude dapat dipelajari
orang atau sebaliknya, attitude-attitude itu dapat dipelajari, karena itu attitude-attitude dapat berubah pada orang-orang bila terdapat
keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah berubahnya attitude pada orang itu.
c. Attitude tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mengandung relasi tertentu terhadap suatu obyek.
d. Obyek attitude dapat merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.
e. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Metode-metode Attitude
Untuk dapat memahami attitude-attitude itu terdapat beberapa metode yang dapat digolongkan ke dalam metode-metode
langsung dan metode-metode tidak langsung, dan metode yang memakai tes tersusun atau tes tak tersusun. Pengertian dari metode-
metode tersebut adalah Gerungan,1987:154: a. Metode langsung adalah metode yang di mana orang itu secara
langsung diminta pendapat atau anggapan mengenai obyek tertentu. Metode ini mudah pelaksanaannya, tetapi hasil-hasilnya
kurang dapat dipercaya daripada metode tak langsung. b. Pada metode tak langsung, orang diminta supaya menyatakan
dirinya mengenai obyek attitude yang diselidiki, tetapi secara tidak langsung. Cara ini lebih sulit dilaksanakan, tetapi lebih mendalam.
c. Tes tersusun misalnya skala attitude yang dikonstruksikan terlebih dahulu menurut prisip-prinsip tertentu seperti yang dilakukan
dengan metode Thurstone, Likert, atau Guttman.
E. USAHA KECIL 1. Pengertian usaha kecil
Menurut Mitzerg 1992 mendifinisikan sektor usaha kecil sebagai organisasi yang memiliki entreprenual organization yang
memiliki ciri antara lain: struktur organisasi mereka sangat sederhana, mempunyai karakter khas tanpa elaborasi. Pada umunya sektor usaha
kecil sulit membedakan antara asset pribadi dengan asset perusahaan. Mereka juga kurang baik sistem akuntansinya dan seringkali bahkan
tidak memilikinya. Menurut Small Business Administration di Amerika
Serikat, ukuran sektor usaha kecil ditentukan berdasarkan jumlah penjualan untuk sektor jasa dan karyawan untuk sektor manufaktur.
Di perancis menggunakan jumlah karyawan dalam mendefinisikan sektor usaha kecil yaitu jika karyawannya kurang dari
10 orang dianggap perusahaan sangat kecil, sedangkan jika memiliki 10-40 karyawan dianggap sebagai perusahaan kecil.
2. Ciri-ciri usaha kecil