Pembentukan Sikap Ciri-ciri Attitude Gerungan,1987:151 Metode-metode Attitude

Reaksi emosional yang merupakan komponen afektif ini banyak ditentukan oleh kepercayaan atau apa yang kita percayai sebagai benar bagi obyek termaksud. c. Komponen konatif Komponen perilaku atau komponen konatif dalam sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek yang dihadapinya. Asumsi dasar adalah bahwa kepercayaan dan perasaan mempengaruhi perilaku. Maksudnya, bagaimana orang akan berperilaku dalam situasi tertentu dan terhadap stimulus tertentu akan banyak ditentukan oleh bagaimana kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut. Kecenderungan berperilaku secara konsisten, selaras dengan kepercayaan dan perasaan ini membentuk sikap individual. Karena itu, adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang akan dicerminkan dalam bentuk perilaku terhadap obyek.

4. Pembentukan Sikap

Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu. Interaksi sosial mengandung arti lebih daripada sekedar adanya kontak sosial dan hubungan antar individu sebagai anggota kelompok sosial. Dalam interaksi social, terjadi hubungan saling mempengaruhi di antara individu yang satu dengan yang lain, terjadi hubungan timbale balik yang turut mempengaruhi pola perilaku masing-masing individu sebagai anggota masyarakat. Lebih lanjut, interaksi sosial itu meliputi hubungan antara individu dengan lingkungan fisik maupun lingkungan psikologis di sekelilingnya. Dalam interaksi sosialnya, individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai obyek psikologis yang dihadapinya. Di antara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi dalam diri individu.

5. Ciri-ciri Attitude Gerungan,1987:151

a. Attitude bukan dibawa orang sejak ia dilahirkan, melainkan dibentuk atau dipelajarinya sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan obyeknya. b. Attitude itu dapat berubah-ubah, karena itu attitude dapat dipelajari orang atau sebaliknya, attitude-attitude itu dapat dipelajari, karena itu attitude-attitude dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah berubahnya attitude pada orang itu. c. Attitude tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mengandung relasi tertentu terhadap suatu obyek. d. Obyek attitude dapat merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut. e. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Metode-metode Attitude

Untuk dapat memahami attitude-attitude itu terdapat beberapa metode yang dapat digolongkan ke dalam metode-metode langsung dan metode-metode tidak langsung, dan metode yang memakai tes tersusun atau tes tak tersusun. Pengertian dari metode- metode tersebut adalah Gerungan,1987:154: a. Metode langsung adalah metode yang di mana orang itu secara langsung diminta pendapat atau anggapan mengenai obyek tertentu. Metode ini mudah pelaksanaannya, tetapi hasil-hasilnya kurang dapat dipercaya daripada metode tak langsung. b. Pada metode tak langsung, orang diminta supaya menyatakan dirinya mengenai obyek attitude yang diselidiki, tetapi secara tidak langsung. Cara ini lebih sulit dilaksanakan, tetapi lebih mendalam. c. Tes tersusun misalnya skala attitude yang dikonstruksikan terlebih dahulu menurut prisip-prinsip tertentu seperti yang dilakukan dengan metode Thurstone, Likert, atau Guttman.

E. USAHA KECIL 1. Pengertian usaha kecil

Menurut Mitzerg 1992 mendifinisikan sektor usaha kecil sebagai organisasi yang memiliki entreprenual organization yang memiliki ciri antara lain: struktur organisasi mereka sangat sederhana, mempunyai karakter khas tanpa elaborasi. Pada umunya sektor usaha kecil sulit membedakan antara asset pribadi dengan asset perusahaan. Mereka juga kurang baik sistem akuntansinya dan seringkali bahkan tidak memilikinya. Menurut Small Business Administration di Amerika Serikat, ukuran sektor usaha kecil ditentukan berdasarkan jumlah penjualan untuk sektor jasa dan karyawan untuk sektor manufaktur. Di perancis menggunakan jumlah karyawan dalam mendefinisikan sektor usaha kecil yaitu jika karyawannya kurang dari 10 orang dianggap perusahaan sangat kecil, sedangkan jika memiliki 10-40 karyawan dianggap sebagai perusahaan kecil.

2. Ciri-ciri usaha kecil

Dokumen yang terkait

Analisis Peranan Koperasi Simpan Pinjam Terhadap Pengembangan usaha Mikro dan Kecil di Kota Padangsidimpuan.

30 148 79

Analisis Pengaruh Kredit Perbankan, Lama Usaha Dan Tingkat Pendidikan Terhadap Omset Pengusaha Kecil Rotan Di Kecamatan Medan Barat Medan

0 16 96

Tinjauan Hukum Terhadap Pemberian Kredit Kepada Pengusaha Kecil Dan Koperasi Di Pertamina UPPDN I Medan

0 17 129

Sintesis Kebijakan Pengembangan Pengusaha Kecil dan Koperasi

0 5 5

Profil Kewirausahaan Pengusaha Kecil Batik, Resiko Usaha dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketersediaan Pengusaha dalam Mengambil Resiko

1 33 195

ANALISA PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PENGUSAHA Analisa Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Peningkatan Pendapatan Pengusaha Mikro Di Surakarta (Pada Koperasi Simpan Pinjam Lumbung Artha).

0 4 13

ANALISA PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PENGUSAHA Analisa Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Peningkatan Pendapatan Pengusaha Mikro Di Surakarta (Pada Koperasi Simpan Pinjam Lumbung Artha).

0 2 12

ANALISIS PEMBERIAN KREDIT TERHADAP TINGKAT KEUNTUNGAN PENGUSAHA KECIL ANALISIS PEMBERIAN KREDIT TERHADAP TINGKAT KEUNTUNGAN PENGUSAHA KECIL (Survey Pada Nasabah PD. BPR- BKK se-Kabupaten Rembang).

0 1 14

PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL KOPERASI SIMPAN PINJAM Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Peningkatan Pendapatan Pedagang Kecil Koperasi Simpan Pinjam Putri Manunggal Kecamatan Pulokarto di Kabuapten Sukoharjo.

0 11 14

Pengaruh motivasi usaha, jiwa kewirausahaan dan tingkat pendidikan terhadap sikap pengusaha kecil untuk mengambil kredit koperasi simpan pinjam : studi kasus pada pengusaha kecil di Koperasi Kredit ``Karsani`` Minggir Sleman Yogyakarta - USD Repository

0 3 193