Karaktersitik Religiusitas Intrinsik RELIGIUSITAS

organisasi merupakan sejauh mana individu memihak pada sebuah organisasi dan tujuannya, serta memiliki keinginan untuk bertahan sebagai anggota dalam organisasi tersebut. Selain itu, Mathis Jackson dalam Sopiah, 2008 menyatakan bahwa komitmen organisasi adalah sejauh mana individu percaya dan menerima tujuan organisasi, serta memiliki keinginan untuk bertahan dalam organisasi. Menurut Kreitner Kinicki 2008, komitmen organisasi tidak hanya menunjukkan sejauh mana individu mengenal organisasi dan tujuannya, tetapi ia juga harus menunjukkan kesediaan untuk bekerja keras mencapai tujuan tersebut, serta memiliki keinginan yang besar untuk tetap menjadi anggota di organisasi tersebut. Selaras dengan Kreitner Kinicki, Luthans 2011 juga mendefenisikan komitmen organisasi sebagai penerimaan terhadap tujuan dan nilai organisasi, kesediaan untuk berusaha atas nama organisasi, dan memiliki keinginan untuk tetap tinggal dalam organisasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi adalah penerimaan terhadap tujuan dan nilai organisasi, kesediaan untuk berusaha atas nama organisasi, dan keinginan untuk bertahan dalam organisasi

2. Komponen Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi memiliki tiga komponen yang dikembangkan oleh Meyer Allen 1991; dalam Spector, 2008; Riggio, 2008, yaitu : - Affective commitment, melibatkan kelekatan emosional terhadap organisasi, mengenal organisasi, dan terlibat dalam organiasasi. Karyawan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang memiliki komitmen afektif bertahan dalam organisasi karena keinginan mereka. - Continuance commitment merupakan komitmen yang didasarkan pada kerugian yang akan diperoleh karyawan apabila meninggalkan organisasi. Karyawan menyadari kerugian yang akan diperoleh jika ia meninggalkan organisasi, misalnya kehilangan senioritas dan promosi. Karyawan yang memiliki komitmen kontinum bertahan dalam organisasi karena kebutuhannya. - Normative commitment merupakan perasaan individu akan kewajiban untuk tetap tinggal di organisasi. Karyawan bertahan dalam organsiasi karena ia merasa memiliki tanggungjawab atau keharusan untuk bertahan dalam organisasi tersebut. Meyer Allen 1990 menyatakan bahwa ketiga komponen komitmen organisasi menunjukkan bagian psikologis yang berbeda. Oleh karena itu, pengukuran terhadap tiap bagian komponen tersebut dapat dilakukan secara independen. McShane Glinor 2005 menyamakan antara komitmen organisasi dengan komitmen afektif. McShane Glinor menyatakan bahwa komitmen organisasi maupun komitmen afektif mengarah pada perasaan keterikatan individu terhadap organisasi. Meyer Allen 1991 menyatakan bahwa keterikatan afektif karyawan dengan organisasi pada umumnya diukur menggunakan Organizational Commitmen Questionnaire OCQ: Mowday et.