Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan PBB .1 Pengertian Pemungutan

2. Tanah dan bangunan yang digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau sejenis dengan itu. 3. Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, taman nasional, tanah pengembalaan yang dikuasai oleh desa dan tanah Negara yang belum dibebani suatu hak. 4. Tanah atau bangunan yang digunakan untuk perwakilan diplomatik atau konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal balik. 5. Bangunan yang digunakan untuk perwakilan organisasi internasional yang ditentukan oleh Menteri Keuangan. 2.3 Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan PBB 2.3.1 Pengertian Pemungutan Mengenai pengertian pemungutan, sebagaimana dijelaskan oleh Poerwadarminta 2002 : 8, bahwa “kata pemungutan berasal dari kata “memungut” yang mengandung arti menarik biaya, pajak, uang, iuran, derma dan sebagainya, sedangkan pemungutan yaitu : proses, cara dan perbuatan memungut, misalnya : iuran, pajak, suara”. Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah, disebutkan bahwa “Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data subjek pajak dan objek pajak atau retribusi, penentuan besarnya pajak atau retribusi yang terhutang sampai pada kegiatan penagihan pajak atau retribusi kepada wajib pajak atau wajib retribusi serta pengawasan penyetorannya”. Dengan demikian dalam kaitannya dengan tema penelitian ini, yaitu berkaitan dengan Penungutan Pajak Bumi dan Bangunan maka dapat disimpulkan bahwa implementasi pemungutan merupakan keseluruhan rangkaian kegiatan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan yang terdiri dari : 1. Penerbitan dan Penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak Terutang SPPT serta pembayaran PBB. 2. Penyuluhan kepada wajib pajak mengenai pentingnya Pajak Bumi dan Bangunan agar target penerimaan dari sector PBB dapat terrealisasi. 3. Pengawasan terhadap petugas-petugas di lapangan yang melakukan tugas pemungutan.

2.3.2 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan

Upaya untuk memperlancar penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan, maka pelaksanaan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan PBB didasarkan pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan. Dengan demikian perubahan peraturan perundang-undangan tersebut agar lebih dimengerti dan dipahami oleh masyarakat yang pada akhirnya implementasi pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan sebagai perwujudan dari implementasi kebijakan pemerintah atau negara dapat tercapai, serta target penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan yang telah ditetapkan oleh pemerintah dapat direalisasikan secara efektif dan efisien. Dalam pelaksanaannya ditindaklanjuti oleh Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 51 Tahun 2002 tentang Tim Intensifikasi Pajak Bumi dan Bangunan, Pembagian serta Penggunaan Biaya Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan.

2.4 Kerangka Berpikir Gambar 1