Terbitnya SPPT yang kembar dobel Terdapat tunggakan pembayaran oleh wajib pajak

b. Terbitnya SPPT yang kembar dobel

Dalam setiap penerbitan Surat Pembeitahuan Pajak Terhutang khususnya di kelurahan Taman sering dijumpai adanya SPPT yang nama dan lokasi wajib pajak yang sama atau kembar, sehingga hal ini akan berpengaruh terhadap jumlah target penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan. Jumlah wajib pajak di Kelurahan Taman sebanyak 1358 wajib pajak dan SPPT yang dibagikan kepada wajib pajak sebanyak 1358 lembar. Dengan adanya penerbitan SPPT yang sama atau kembar dapat menyulitkan bagi petugas pemungut di lapangan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Tri Sulaksono petugas pemungut, bahwa : “Kami sering kali mengalami kebingungan khususnya dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak TerhutangSPPT kepada wajib pajak, sebab kami sering menerima SPPT yang nama wajib pajaknya sama serta objek pajaknya juga sama, sehingga kami harus bekerja dua kali. Sebab kami harus menanyakan terlebih dahulu kepada Dispenda untuk mendapatkan kejelasan dari penerbitan SPPT yang ternyata kembar atau dobel tersebut”. Hasil wawancara, 18 Agustus 2010. Lebih lanjut disampaikan oleh Rudi selaku Sekretaris Kelurahan yang menyatakan bahwa : ” Kendala selanjutnya dalam penyampaian SPPT kepada wajib pajak adalah adanya nama wajib pajak yang sama maupun objek pajaknya. Hal ini merupakan kendala tersendiri karena petugas harus bekerja dua kali untuk memastikan kebenaran data dari wajib pajak”. Hasil wawancara, 30 Agustus 2010. Berdasarkan hasil wawancara tersebut diatas, dapat diketahui bahwa sering terjadi penerbitan SPPT kembar atau sama oleh Dispenda yang pada dasarnya objek dan wajib pajaknya adalah cuma satu, sehingga hal ini akan berpengaruh terhadap pelaksanaan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan di lapangan.

c. Terdapat tunggakan pembayaran oleh wajib pajak

Tidak semua wajib pajak memiliki kesadaran serta rasa tanggung jawab terhadap pentingnya wajib pajak dalam melakukan pembayaran terhadap Pajak Bumi dan Bangunan. Sehingga hal ini juga dapat mempengaruhi realisasi target penerimaan dari sektor PBB. Di lapangan masih banyak ditemukan masyarakat selaku wajib pajak yang menunggak kewajibannya. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Bapak Teguh, salah satu wajib pajak yang menyatakan bahwa : ”mengenai keterlambatan pembayaran PBB, saat itu saya terlambat hingga empat bulan, sebenarnya ada keinginan membayar tapi karena harus ke bank jadi saya tunda hingga empat bulan baru saya bayarkan termasuk dendanya juga pastinya”. Hasil wawancara, 30 Agustus 2010. Sementara menurut pengakuan Ibu Tari wajib pajak lainnya, menyatakan bahwa : ”pernah saya bayar PBB di loket kecamatan tapi saya di arahkan agar membayar melalui bank jatim karena ternyata saya terlambat, karena terlanjur kecewa akhirnya dua bulan kemudian baru saya bayarkan, dengan dendanya juga yang jelas ada mas”. Hasil wawancara, 30 Agustus 2010. Menurut apa yang disampaikan oleh Rudi sekretaris kelurahan, menyatakan bahwa : ”masih adanya beberapa wajib pajak yang menunggak PBBnya inilah mas yang juga menjadi kendala dalam pemenuhan target realisasi penerimaan PBB di wilayah Taman”. Hasil wawancara, 30 Agustus 2010. Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa masih terdapat beberapa wajib pajak yang memiliki tunggakan akan kewajiban Pajak Bumi dan Bangunannya. Sehingga hal ini juga menjadi kendala yang dihadapi oleh pegawai Kelurahan dalam pemenuhan target dan realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.

d. Penyuluhan