Sosiologi SMAMA Kelas XI
64
2. Mobilitas Vertikal
Pernahkan Anda naik kelas? Tentu. Pasti Anda pernah naik kelas. Sekarang Anda duduk di kelas
XI berarti setahun lalu Anda duduk di kelas X. Pada 4 tahun lalu tentunya Anda duduk di SMP
yang berarti setingkat lebih rendah dari sekarang. Hal ini berarti Anda mengalami perubahan jenjang
atau kedudukan sosial secara vertikal. Artinya, Anda mengalami mobilitas sosial. Mobilitas sosial
vertikal dapat diartikan sebagai perpindahan individu atau objek sosial dari suatu kedudukan
sosial ke kedudukan lainnya yang tidak sederajat.
Ilustrasi tentang kenaikan kelas di atas menunjukkan adanya mobilitas sosial vertikal dalam pendidikan. Selain pendidikan, masih ada unsur-unsur
lain yang dapat memengaruhi mobilitas sosial vertikal, di antaranya sebagai berikut:
a. Kekayaan
Kekayaan dapat mengubah kedudukan sosial seseorang. Mungkin akan menjadi lebih kaya naik atau sebaliknya menjadi lebih miskin turun.
b. Kekuasaan
Kekuasaan demikian pula, dapat mengubah status atau kedudukan seseorang. Orang yang naik jabatan berarti kekuasaannya bertambah, artinya
ia mengalami mobilitas vertikal atau naik. Sebaliknya orang yang turun jabatan akan menyebabkan kekuasaannya juga turun.
c. Pendidikan
Pendidikan menjadi penting dalam kehidupan individu. Artinya, dengan pendidikan maka seseorang akan naik status atau kedudukan sosialnya.
Melalui pendidikan formal akan sangat mudah bagi kita untuk mengenali jenjangtingkatan pendidikan seseorang, misalnya SD, SMP, SMA, ataupun
perguruan tinggi.
Sesuai dengan arahnya, maka terdapat dua jenis mobilitas sosial vertikal, yaitu yang naik social climbing dan yang turun social sinking.
a. Mobilitas vertikal naik
Mobilitas vertikal naik climbing mobility berarti terjadi perubahan kedudukan menjadi lebih tinggi. Pada mobilitas sosial vertikal naik akan
mengubah status dan peran sosial seseorang. Mobilitas vertikal yang naik mempunyai dua bentuk utama, yaitu:
1 Masuknya individu dengan kedudukan rendah ke kedudukan yang lebih tinggi. Contohnya seorang lurah yang karena prestasi kerjanya
dinilai baik, maka diangkat menjadi camat. Dalam hal ini terjadi mobilitas vertikal naik pada dirinya. Kedudukan camat lebih tinggi dari
lurah. Dengan jabatan atau kedudukan yang naik menjadi camat, maka kekuasaannya juga akan semakin besar. Ketika menjadi lurah, ia hanya
F F
okus okus
Mobilitas sosial vertikal adalah perubahan
kedudukan sosial yang tidak sederajat. Faktor
yang memengaruhi mobilitas sosial vertikal
meliputi kekayaan, kekuasaan, dan
pendiidikan.
Di unduh dari : Bukupaket.com
65
Bab 3
Hubungan Struktur Sosial dengan Mobilitas Sosial
mempunyai wilayah kekuasaan pada satu kelurahan saja, namun sekarang kekuasaannya berubah menjadi satu kecamatan. Naiknya kedudukan ini
diikuti pula oleh naiknya pendapatan sebagai konsekuensi dari jabatan yang disandangnya.
2 Pembentukan suatu kelompok baru, yang kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi dari kedudukan individu-individu pembentuk
kelompok tersebut. Contohnya untuk menampung aspirasi, kepentingan, dan menjadi wadah perjuangan bagi para pekerja, maka dibentuklah SPSI
Serikat Pekerja Seluruh Indonesia. Di mana dalam hal ini SPSI memiliki kedudukan yang lebih tinggi daripada para pembentuk dan pekerja-
pekerja yang tergabung di dalamnya.
Sumber: www.jica-hrdlg.or.id
Gambar 3.3 Dalam tatanan struktural, baik pemerintahan maupun nonpemerintah, terjadinya mobilitas vertikal naik memiliki peluang
yang besar, demikian pula dengan mobilitas vertikal menurun, karena pergantian jabatan akan selalu terjadi, tergantung pada kemampuan
dan pretasi masing-masing individu.
Sebutkan kelompok- kelompok sosial yang
ada dalam masyarakat yang dapat digunakan
sebagai sarana mobilitas vertikal naik yang efektif
S S
osio Kuis osio Kuis
b. Mobilitas vertikal turun