Contoh konƀ ik antargolongan

51 Bab 2 Kon À ik Sosial

c. Contoh konƀ ik antargolongan

Konƀ ik antargolongan juga termasuk konƀ ik horizontal. Namun, konƀ ik antargolongan yang terjadi biasanya hanya antargolongan tertentu saja. Konƀ ik antarpartai peserta pemilu di Bali pada beberapa waktu lalu dapat menjadi contoh adanya konƀ ik antargolongan. Walaupun berhasil diredakan hingga tidak membesar, namun pada konƀ ik tersebut sudah meminta korban harta, benda, dan nyawa. Masih banyak contoh konflik antargolongan lainnya seperti konflik antarsopir angkutan, konflik antarmasyarakat pedagang dengan preman, dan sebagainya. Konƀ ik antargolongan yang sangat besar pernah terjadi di Indonesia, yaitu ketika terjadi pemberontakan PKI. Pemerintah dan masyarakat sadar bahwa golongan tersebut sangat berbahaya, sehingga perlu ditolak keberadaannya. P P er lu as Kha s a n a h S o si al er lu as Kha s a n a h S o si al Etnosentrisme, istilah ini dikemukakan pertama kali oleh W.G. Sumner, yaitu sikap yang menunjukkan kecenderungan menganggap cara hidup sendiri sebagai dasar penilaian cara hidup orang lain. Kini istilah tersebut menunjuk penilaian kebanyakan orang bahwa cara hidup, ras, kebudayaan, dan masyarakat mereka lebih unggul bila dibandingkan dengan orang lain. Pada dasarnya istilah ini berkaitan dengan kebanggaan atas kelas sosial atau jenis ras golongan orang, dibandingkan dengan kelas sosial atau jenis ras golongan lain. Contoh paling jelas pada masyarakat Indonesia ialah rasa kesukuan yang dimiliki oleh beragam suku bangsa. Sumber: Ensiklopedi Nasional Indonesia, 2004 P P orto Sosio orto Sosio Di Timur Tengah, karena alasan-alasan ideologis-politis, Israel menyerang Lebanon dan mendapat perlawanan pasukan Hesbollah dalam perang yang menggunakan persenjataan modern; mulai dari senapan otomatis, tank, hingga ke roket. Perang yang meletus sejak awal Juli lalu itu hingga saat ini diperkirakan telah menelan korban jiwa hampir 1.000 orang tewas, belum termasuk yang luka-luka, serta hancurnya berbagai sarana perkotaan dan permukiman. Sementara itu, di Kwamki, “perang” yang semula terjadi antara dua subetnis – Dani dan Damal, yang kemudian merebak melibatkan berbagai pihak lain menggunakan persenjataan tradisional, yakni busur dan anak panah. “Perang” yang telah memakan korban hingga 10 orang tewas itu pada awalnya dipicu oleh perselisihan internal dalam satu keluarga. Semua peristiwa itu kemudian dijelaskan dalam konsep yang longgar, seperti “kon À ik etnis”, tanpa merinci lebih lanjut jenis dan intensitas kon À ik tersebut. Bahkan, dalam peristiwa saling menyerang dengan senjata tajam antara dua etnis di Jakarta baru-baru ini, beberapa media massa Ibu Kota hanya menyebutnya sebagai “pertikaian antara dua etnis kedaerahan”, tanpa merinci jenis pertikaian dan tanpa menyebut nama kedua etnis tersebut. Pembedaan “etnis” dengan “suku”, dan “kon À ik” dengan “perang”, dalam kasus-kasus tadi bukan saja memperlihatkan kekacauan logika, melainkan juga bias kultural dalam cara berpikir. a. Berikanlah tanggapan berkaitan dengan kon À ik-konÀ ik yang terdapat pada artikel di atas b. Carilah dan jelaskan bentuk kekacauan logika dan bias kultural yang terdapat pada artikel di atas Sumber: Kompas, Jumat 18 Agustus 2006 dengan sedikit penyesuaian Di unduh dari : Bukupaket.com Sosiologi SMAMA Kelas XI 52 R R angkuman angkuman Konƀ ik berasal dari bahasa latin, yaitu “conſ gure”, yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konƀ ik diartikan sebagai proses sosial di mana terdapat gejala-gejala untuk menyingkirkan pihak lain dengan jalan menghancurkannya. Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya konƀ ik dalam masyarakat adalah: 1. Perbedaan antarindividu, hal ini berkaitan dengan perbedaan pemikiran, pendirian, dan perasaan tiap-tiap individu. 2. Perbedaan kebudayaan, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan dalam hal nilai dan norma dari masing-masing kelompok kebudayaan yang disesuaikan dengan kebutuhan anggotanya. 3. Perubahan sosial, hal ini berkaitan dengan perubahan nilai dan norma sosial, pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat interaksi sosial, kekuasaan dan wewenang. 4. Perbedaan kepentingan, berkaitan dengan keinginan dan ideologi masing-masing individu atau kelompok dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Sedangkan bentuk-bentuk konƀ ik yang ada di masyarakat sebagai akibat dari faktor-faktor di atas dan juga sebagai akibat adanya mobilitas sosial meliputi: 1. Konƀ ik antarkelas adalah konƀ ik yang terjadi antara kelas atas dan kelas bawah dalam masyarakat. 2. Konƀ ik antarkelompok adalah konƀ ik yang melibatkan lebih dari satu kelompok dalam masyarakat terjadi secara massal. 3. Konƀ ik antargenerasi adalah konƀ ik yang terjadi antara generasi tua dengan generasi muda berkaitan dengan perbedaan pandangan mengenai suatu hal, 4. Konƀ ik antaretnis, agama, dan golongan adalah konƀ ik yang terjadi akibat semakin dipertajamnya perbedaan-perbedaan antaretnis, agama, dan golongan yang melibatkan para pengikut dari etnis, agama, dan golongan yang bersangkutan. Di unduh dari : Bukupaket.com 53 Bab 2 Kon À ik Sosial G G losarium losarium Asosiatif 39 : pola hubungan yang menunjukkan kerja sama. Demonstrasi

40, 46, 47, 48