159
Bab 6
Analisis Keanekaragaman Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural
Perubahan-perubahan yang terjadi secara drastis pada umumnya hanya mengenai bentuk luarnya saja, sedangkan unsur-unsur sosial budaya yang
menjadi bangunan dasarnya tidak seberapa mengalami perubahan. f. Pada dasarnya, perubahan-perubahan sosial timbul atau terjadi melalui
tiga macam kemungkinan: penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan oleh sistem sosial tersebut terhadap perubahan-perubahan yang datang
dari luar extra systemic change; pertumbuhan melalui proses diferensiasi struktural dan fungsional serta penemuan-penemuan baru oleh anggota-
anggota masyarakat.
g. Faktor paling penting yang memiliki daya mengintegrasikan suatu sistem sosial adalah konsensus di antara para anggota masyarakat mengenai
nilai-nilai kemasyarakatan tertentu. Di dalam setiap masyarakat, demikian menurut pandangan fungsionalisme struktural, selalu terdapat
tujuan-tujuan dan prinsip-prinsip dasar tertentu terhadap sebagian besar anggota masyarakat yang menganggap serta menerimanya sebagai
suatu hal yang mutlak benar. Sistem nilai tersebut tidak saja merupakan sumber yang menyebabkan berkembangnya integrasi sosial, akan tetapi
sekaligus juga merupakan unsur yang menstabilisir sistem sosial budaya itu sendiri.
2. Teori Konƀ ik
Tokoh utama teori konflik adalah Ralp Dahrendorf. Menurut teori konflik masyarakat
senantiasa berada dalam proses perubahan yang ditandai oleh pertentangan yang terus menerus
di antara unsur-unsurnya. Teori konƀ ik melihat bahwa setiap elemen memberikan sumbangan
terhadap disintegrasi sosial dan keteraturan yang terjadi dalam masyarakat disebabkan karena
adanya tekanan dan pemaksaan kekuasaan dari atas oleh golongan yang berkuasa.
Asumsi dasar teori konƀ ik adalah: a. Masyarakat senantiasa berada di dalam proses
perubahan yang tidak pernah berakhir, atau dengan perkataan lain, perubahan sosial
merupakan gejala yang melekat di dalam setiap masyarakat. b. Setiap masyarakat mengandung konƀ ik-konƀ ik di dalam dirinya atau
dengan perkataan lain, konƀ ik merupakan gejala yang melekat dalam masyarakat.
c. Setiap unsur di dalam masyarakat memberikan sumbangan bagi terjadinya disintegrasi dan perubahan-perubahan sosial.
d. Setiap masyarakat terintegrasi atas penguasaan atau dominasi oleh sejumlah orang atas sejumlah orang-orang yang lain.
F F
okus okus
Dalam teori kon À ik,
masyarakat dipandang dalam keadaan proses
perubahan yang ditandai oleh pertentangan yang
terus-menerus di antara unsur-unsurnya. di mana
tiap-tiap elemen yang ada dalam masyarakat
memberikan sumbangan terhadap disintegrasi
sosial dan perubahan- perubahan sosial.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Sosiologi SMAMA Kelas XI
160
3. Analisis Keanekaragaman masyarakat Indonesia
Adanya perbedaan suku bangsa, agama, regional, dan pelapisan sosial dalam suatu masyarakat multikultural secara analitis memang dapat
dibicarakan sendiri-sendiri, akan tetapi di dalam kenyataan semuanya jalin- menjalin menjadi suatu kebulatan yang kompleks, serta menjadi dasar bagi
terciptanya kelompok-kelompok dalam masyarakat Indonesia.
Apabila penggolongan masyarakat Indoneisa berdasarkan suku bangsa secara sederhana dibedakan menjadi Jawa dan luar Jawa. Penggolongan
berdasar agama, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha. Penggolongan berdasarkan sistem pelapisan sosial, yaitu priyayi dan wong
cilik. Pengelompokan masyarakat Indonesia tersebut akan membawa akibat yang luas dan mendalam di dalam seluruh pola hubungan-hubungan sosial
di dalam masyarakat Indonesia, seperti hubungan-hubungan dalam bidang politik, ekonomi, hukum, kekeluargaan, dan sebagainya.
Sumber: www.arsipjatim.co.id
Gambar 6.4 Berbagai kelompok dalam masyarakat multikultural In- donesia merupakan unsur yang saling terkait dalam rangka mencapai
integrasi bangsa.
F F
okus okus
Keragaman dalam masyarakat multikultural
tidak dapat dianalisis sendiri-sendiri, karena
semua elemen dari keragaman tersebut
merupakan satu kesatuan yang bulat dan
utuh serta saling terkait antara satu sama lain.
Apabila dilihat dari pendekatan fungsional struktural, maka masyarakat Indonesia dipandang sebagai suatu masyarakat yang terdiri dari kelompok-
kelompok sosial dalam hal suku bangsa, agama, regional, dan sebagainya yang berlainan dan merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan antara
yang satu dengan yang lain. Dengan demikian maka akan terjadi hubungan timbal balik antara kelompok sosial yang satu dengan kelompok sosial yang
lain. Misalnya hubungan antara pulau Jawa sebagai penyedia tenaga kerja dan luar pulau Jawa yang menyediakan faktor-faktor produksi alam.
Sekali pun integrasi sosial di antara kelompok-kelompok sosial tersebut tidak pernah dapat dicapai dengan sempurna, namun secara fundamental
sistem sosial cenderung bergerak ke arah equilibrum yang bersifat dinamis. Dalam proses menuju ke arah equilibrum pastilah terjadi ketegangan-
ketegangan di antara kelompok-kelompok sosial yang ada. Walaupun terjadi ketegangan-ketegangan di antara kelompok-kelompok sosial dalam
masyarakat multikultural tersebut, akan tetapi di dalam jangka yang panjang keadaan tersebut pada akhirnya dapat teratasi dengan sendirinya melalui
penyesuaian-penyesuaian.
Di unduh dari : Bukupaket.com
161
Bab 6
Analisis Keanekaragaman Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural
Adapun faktor paling penting dalam mengintegrasikan kelompok- kelompok sosial dalam masyarakat multikultural adalah konsensus di antara
para anggota masyarakatkelompok-kelompok sosial tersebut mengenai nilai-nilai kemasyarakatan tertentu.
Menurut pandangan fungsional struktural, di dalam suatu masyarakat terdapat tujuan-tujuan dan prinsip-prinsip dasar tertentu terhadap sebagian
besar kelompok sosial dalam masyarakat multikultural menganggap serta menerimanya sebagai suatu hal yang mutlak benar, yang dalam hal ini adalah
Pancasila yang digali dari nilai-nilai luhur bangsa yang diyakini kebenarannya oleh warga masyarakat. Selain itu, adanya pengakuan bertumpah darah satu,
berkebangsaan satu, dan berbahasa satu juga merupakan konsensus nasional pada tingkat pengakuan masyarakat multikultural Indonesia sebagai suatu
kesatuan masyarakat politik.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa faktor penting yang mengintegrasikan kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat multikultural Indonesia
adalah konsensus bersama yang telah disepakati, yaitu adanya pengakuan bertumpah darah satu berkebangsaan satu dan berbahasa satu, serta nilai-nilai
luhur yang terkandung dalam Pancasila.
Masyarakat multikultural yang terdiri dari berbagai kelompok sosial apabila ditinjau dari sudut pandang teori konƀ ik adalah sebagai berikut:
Dalam suatu masyarakat multikultural yang terdiri dari berbagai macam kelompok sosial senantiasa mengalami proses.
Sumber: www.detik.com
Gambar 5.9 Dalam masyarakat multikultural seperti Indonesia, tersimpan potensi kon
À ik yang besar, karena prosentase benturan antarkelompok sangat tinggi.
F F
okus okus
Dalam masyarakat multikultural tersimpan
potensi kon À ik yang
besar. Di mana masing- masing elemen dalam
masyarakat memberikan sumbangan bagi
terjadinya disintegrasi dan perubahan sosial.
Dalam suatu masyarakat multikultural pasti mengandung konƀ ik-konƀ ik di dalamnya, dan setiap unsur di dalam suatu masyarakat yang dalam hal ini
berbagai macam kelompok sosial, memberikan sumbangan bagi terjadinya disintegrasi dan perubahan-perubahan sosial. Misalnya, konƀ ik antarsuku
yang terjadi di Kalimantan antara suku Dayak dengan Suku Madura. Konƀ ik antaragama di Ambon, yaitu antara Islam dan Kristen. Adapun
faktor penting dalam mengintegrasikan kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat multikultural tersebut adalah adanya penguasaan atau dominasi
Di unduh dari : Bukupaket.com
Sosiologi SMAMA Kelas XI
162
oleh pemerintah dengan perkataan lain, integrasi terjadi karena adanya paksaantekanan yang dilakukan pemerintah di dalam menjaga integrasi
nasional. Misalnya pemerintah menggunakan kekuatan diplomatik dan militer untuk tetap menjaga keutuhan wilayah nasional dalam menghadapi
gerakan separatis yang ingin memisahkan diri dari NKRI.
Adapun bentuk pengendalian konƀ ik-konƀ ik sosial yang terjadi antara kelompok-kelompok sosial di antaranya:
1. Koersif