Kecerdasan Ganda Anak Berkebutuhan Khusus yang Sukses

1 siswa diskalkulia 5 SD Negeri Siluk Imogiri 10 siswa slow learner 6 SD Negeri Kepuhan Sewon 31 siswa slow learner 9 siswa hiperaktif 1 siswa tuna wicara 7 SD Negeri Sawahan Jetis 11 siswa slow learner 5 siswa hiperaktif Tabel 2.2, menyebutkan jumlah siswa ABK yang ada di 7 sekolah dasar inklusi yang menjadi sampel dalam penelitian. Di sekolah dasar inklusi se- Kabupaten Bantul, kategori siswa yang bersekolah di sekolah dasar inklusi bermacam-macam. Dari 7 sekolah dasar inklusi yang menjadi sampel dalam penelitian, ada berbagai karakteristik anak berkebutuhan khusus yaitu slow learner, tunanetra, dan hiperaktif. Karakteristik anak berkebutuhan khusus yang merata di berbagai sekolah dasar inklusi se-Kabupaten Bantul yaitu slow learner.

2.1.5 Kecerdasan Ganda

Teori kecerdasan ganda multiple intelligences atau MI ditemukan dan dikembangkan oleh Howard Gardner, seorang ahli psikologi perkembangan dan professor pendidikan dari Graduate School of Education, Havard University, Amerika Serikat, Suparno 2004: 17. Intelegensi memuat kemampuan untuk memecahkan persoalan yang nyata dalam situasi yang bermacam-macam. Gardner membedakan antara intelegensi lama yang dikur dengan IQ dan intelegensi ganda yang ia temukan. Dalam pengertian lama, intelegensi seseorang dapat diukur dengan ters tertulis tes IQ; IQ seseorang tetap sejak lahir dan tidak dapat dikembangkan secara signifikan; yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menonjol dalam pengukuran IQ adalah kemampuan matematis-logis dan linguistik, Suparno 2004: 19. Gardner mendefinisikan intelegensi sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu seting yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata. Ada 9 intelegensi yang diterima yaitu intelegensi linguistik, intelegensi matematis- logis, intelegensi ruang visual, intelegensi kinestetik, intelegensi musikal, intelegensi interpersonal, intelegensi intrapersonal, intelegensi lingkungan, dan intelegensi eksistensial.

2.1.6 Anak Berkebutuhan Khusus yang Sukses

Setiap anak adalah unik dan mereka memiliki karakter yang berbeda, Subini 2014: 80. Dengan begitu, karakter anak yang satu dengan yang lain berbeda dan setiap orang tidak ada yang sempurna. Namun, dibalik ketidaksempurnaan seseorang tersimpan sebuah kelebihan dan potensi yang perlu digali sehingga dapat dikembangkan menjadi kemampuan yang luar biasa. Tidak jarang anak berkebutuhan khusus lebih berpotensi dibandingkan dengan anak normal secara fisik. Banyak anak inklusi yang sukses dan mampu mengembangkan potensinya sehingga potensi yang ia miliki dapat menjadi luar biasa. Banyak faktor yang mempengaruhi seorang anak berkebutuhan khusus menjadi sukses, diantaranya dukungan dari orang tua dan lingkungan sekitar, serta pemilihan pendidikan yang bagus. Salah satu anak berkebutuhan khusus yang sudah memberi bukti bahwa dengan keterbatasan tersimpan sebuah kelebihan yaitu Albert Einstein. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Albert Einstein adalah seorang ilmuwan fisika teoritis yang dipandang luas sebagai ilmuwan besar dan mengemukakan teori relativitas serta banyak menyumbang bagi pengembangan mekanika kuantum, mekanika statistika, dan kosmologi. Albert Einstein lahir di Ulm, Kerajaan Wuttemberg, Jerman pada tanggal 14 Maret 1879. Ayahnya bekerja sebagai penjaja ranjang bulu yang kemudian beralih pekerjaan menjadi ahli elektrokimia. Keluarga yang dimiliki oleh Einstein sangatlah konsen terhadap pendidikan anaknya terutama dibidang sains dan musik. Einstein yang terkenal dianggap sebagai pelajar yang lambat, ia mengalami diseleksia kesulitan membaca dan pemalu. Pendapat lain mengatakan bahwa Einstein menderita Sindrom Asperger yaitu kondisi yang berhubungan dengan autisme. Albert mengalami kesulitan saat mengikuti mata pelajaran di sekolahnya terutama dalam hal hitungan dan ilmu alam. Dia dianggap murid yang terbelakang di sekolahnya, dikarenakan kepribadiannya yang pemalu, namun setelah diteliti otaknya saat meninggal dunia, hal itu dikarenakan struktur otaknya yang tidak biasa dan cenderung berpikir dengan olah pikirannya sendiri. Pada tahun 1896, Albert Einstein masuk Institut Teknologi Swiss Federal, di Zurich. namun ia gagal saat tes. Kemudian dikirim oleh keluarganya ke Aarau, Swiss, untuk menyelesaikan sekolah menengahnya, di mana dia menerima diploma. Dengan beberapa kali usaha untuk mendaftar, akhirnya Einstein bisa menimba ilmu di Institut Teknologi Swiss Federal, di Zurich. Selama masa 1901, ia mendiskusikan ketertarikannya terhadap dunia sains kepada teman dekatnya termasuk Mileva yang kemudian menjadi istrinya dan dikaruinai dua orang anak. Setelah lulus, ia memutuskan untuk melamar perkerjaan yang berkaitan dengan penelitian namun selalu ditolak, akhirnya ayah dari teman kelasnya menolong dan kemudian dipromisikan untuk bekerja di Kantor Paten Swiss sebagai asisten teknik pemeriksa pada tahun 1902. Einstein bertugas sebagai menilai aplikasi paten penemu untuk alat yang memerlukan pengetahuan fisika. Dia kadang-kadang membetulkan desain mereka dan juga mengevaluasi kepraktisan hasil kerja mereka. Pada 1904, posisi Einstein di Kantor Paten Swiss menjadi tetap. Dia mendapatkan gelar doktor setelah menyerahkan thesis Eine neue Bestimmung der Moleküldimensionen On a new determination of molecular dimensions pada tahun 1905 dari Universitas Zurich. Pada tahun yang sama pula Einstein menulis empat artikel yang memberikan dasar fisika modern. Banyak fisikawan yang setuju bahwa ketiga thesis yang ia buat tentang gerak Brownian, efek fotolistrik, dan relativitas khusus pantas mendapat Penghargaan Nobel. Albert Einstein kemudian menyerahkan thesis-thesisnya ke “Annalen der Physik” yaitu organisasi Persatuan Fisika Murni dan Aplikasi. Dari cerita Albert Eisntein, dapat dilihat bahwa anak berkebutuhan khusus bisa saja memiliki potensi yang lebih dibandingkan anak berkebutuhan tidak secara khusus lainnya. Ia memiliki kecerdasan ganda seperti teori Howard Gardner. Kecerdasan ganda yang dimiliki Albert yaitu 1 kecerdasan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI linguistik, yaitu kemampuan mengolah kata-kata secara baik. Meskipun ia memiliki kelainan diseleksia namun ia mampu menyusun empat artikel dan menyususn thesis yang kemudian menemukan berbagai teori mengenai fisika. 2 Kecerdasan matematis-logis, yaitu kemampuan yang berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika. Orang yang berintelegensi matematis-logis senang menggeluti simbol dan angka. Ensitein dengan teori relativitasnya, yang terkenal dengan rumus E=mc 2 memiliki intelegensi matematis-logis. 3 Kecerdasan interpersonal juga dimiliki oleh Einstein, yaitu dengan melakukan banyak penelitian dan pembuatan artikel tentunya memerlukan kerjasama dan serta berkomunikasi dengan orang lain. Einstein juga memiliki kecerdasan intrapersonal. 4 Kecerdasan intrapersonal yaitu berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptif berdasar pengenalan diri. Ketika Einstein sedang menuntut ilmu, ia adalah sosok orang yang pendiam dan pemalu, lebih sering sendiri sehingga dia mampu merenungkan bagaimana tujuan hidupnya dengan begitu ia menjadi orang yang terkenal hingga sekarang dengan menciptakan berbagai teori diantaranya teori relativitas E=mc 2 . 5 Kecerdasan kinestetik, dalam hal ini Albert senang dalam melakukan penelitian dalam menemukan berbagai teori yang membuatnya terkenal hingga sekarang. Dalam menemukan berbagai teori sangat diperlukan bergerak dengan menggunakan anggota tubuhnya untuk melakukan kegiatan dalam penelitian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dalam kisah ini. Eisntein mendapat dukungan scaffolding dari orangtuanya. Orangtua Eisntein sangat memperhatikan mengenai pendidikan di dalam keluarganya, terutama kepada Eisntein, anaknya. Ketika ia berkali- kali gagal masuk ke perguruan tinggi di Swiss, ia tetap berusaha dan berulang kali mencoba mendaftar, hingga akhirnya ia lolos. Dukungan dari orangtuanya menjadi peran penting dalam karir dan pendidikan Eintein. Orangtua yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada Einstein yang mana ia berkali-kali gagal namun orangtua ada untuk memberikan dorongan kepadanya supaya jangan menyerah.

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan

Gunawan 2013, dengan penelitiannya yang berjudul “Survei Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Adaftif Sekolah Dasar Luar Biasa se- Kabupaten Gunung Kidul”. Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan menggunakan kuesioner tertutup. Hasil dari penelitian ini yaitu pelaksanaan pembelajaran yang baik dipengaruhi oleh tiga indikator, yakni perencanaan pembelajaran yang baik, proses pelaksanaan yang baik dan evaluasi pembelajaran yang baik. Salah satu faktor penentu pelaksanaan pembelajaran yang baik adalah dari pendidik guru dalam memilih metode yang sesuai untuk mengajar siswanya. Dari hasil penelitian yang Gunawan lakukan bahwa di Kabupaten Gunung Kidul proses pelaksanaan pembelajaran berjalan baik dengan menggunakan pembelajaran adaptif. Pembelajaran adaptif adalah pembelajaran yang menyesuaikan kondisi siswa. Metode yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI