Notasi di ℝ Sifat Operasi di ℝ

35 Selanjutnya akan dijelaskan juga teorema yang menjelaskan bahwa ℝ adalah suatu semilapangan. Teorema 3.4 ℝ adalah suatu semilapangan Bacelli, 2001. Bukti Akan ditunjukkan bahwa ℝ adalah suatu semilapangan. Berdasarkan Teorema 3.3 telah dibuktikan bahwa ℝ adalah suatu semigelanggang komutatif. Oleh karena itu, untuk membuktikan ℝ adalah semilapangan, cukup dibuktikan bahwa di ℝ untuk setiap elemen yang bukan elemen identitas −∞ mempunyai invers terhadap operasi . Ambil sebarang ∈ ℝ \{−∞}, ∃ − = − ∈ ℝ maka berlaku − = atau + − = . Jadi terbukti bahwa ℝ adalah semilapangan. ∎ Berdasarkan Teorema 3.3 dan Teorema 3.4 dapat disimpulkan bahwa ℝ adalah himpunan ℝ � yang dilengkapi dengan operasi dan serta membentuk semilapangan idempoten.

B. Notasi di ℝ

Dalam rangka memahami operasi biner dalam ℝ maka perlu diperkenalkan notasi yang berlaku dalam ℝ . Pada Definisi 3.2 di atas, telah diperkenalkan dua operasi yang dinotasikan dengan dan . Dalam Definisi 3.2 juga telah dijelaskan bahwa operasi dan dalam aljabar biasa didefinisikan sebagai operasi maksimum untuk operasi ; dan penjumlahan untuk operasi . Dengan demikian cara sederhana untuk memahami sifat-sifat 36 operasi dalam ℝ adalah menganalogikannya dengan operasi yang berlaku dalam aljabar biasa. Misalkan, dalam ℝ terdapat operasi biner “ ” baca: O bagi sebagai invers dari operasi . Dengan menganalogikannya pada aljabar biasa, operasi biner  sebagai invers dari operasi dapat dianalogikan dengan invers dari operasi penjumlahan dalam aljabar biasa, yaitu pengurangan. Oleh karena itu operasi  dalam ℝ dapat diselesaikan dengan menggunakan aljabar biasa, yaitu − . Notasi untuk operasi lainnya di ℝ diberikan dalam tabel analogi notasi operasi berikut: Tabel. 3.1 Analogi Notasi ℝ Notasi ℝ Notasi Aljabar Biasa max +  − √ � −∞ Selanjutnya pada tabel berikut diberikan beberapa contoh penggunaan notasi dalam ℝ dan cara pengoperasiaannya. 37 Tabel 3.2 Contoh Penggunaan Notasi Operasi dalam ℝ ℝ Aljabar Biasa = max , 7 max , , , , + � max , � � � +   − − + − 5  = +3 = × = ×  + − max , = × max , atau max × , ×  −  − − √ ⁄ √ 5 ⁄ Pembahasan pada Bagian B di atas dirangkum dari Bacelli 2001 dan Heidergott, dkk 2006. 38

C. Sifat Operasi di ℝ

Definisi 3.2, Teorema 3.3 dan Teorema 3.4 telah menjelaskan sifat-sifat operasi biner dalam ℝ . Kemudian pada Bagian B juga telah dijelaskan notasi operasi dalam ℝ dan cara pengoperasiannya. Oleh karena itu, pada bagian ini akan dijelaskan sifat-sifat operasi yang belum dijelaskan pada Bagian A dan Bagian B. Contoh 3.2 Perhatikan masalah dalam contoh berikut − . Sebelum menyelesaikannya, masalah pada Contoh 3.2 di atas harus dipahami sebagai − .Oleh karena itu, solusi yang tepat untuk masalah ini adalah − = max + − , + = . Dalam Contoh 3.2 diperlihatkan bahwa terdapat analogi antara sifat operasi dan operasi dalam ℝ dengan sifat operasi + dan operasi − dalam aljabar biasa, yaitu dalam hal urutan pengoperasiaan, jika tidak ada tanda kurung operasi mempunyai prioritas atau lebih kuat daripada operasi Heidergott dkk, 2006. Pangkat ∈ ℕ ∪ { } dengan ℕ adalah himpunan semua bilangan asli, dari elemen ∈ ℝ dinotasikan dengan . Notasi didefinisikan sebagai berikut: ; = dan ≔ − , untuk = , , … Didefinisikan juga � ≔ dan � : = �, untuk = , , … Diperhatikan bahwa , ... ... na a a a a a a a a a n n n                             dengan adalah operasi perkalian pada bilangan real. Sifat pangkat dalam ℝ mempunyai prioritas tertinggi dibandingkan dengan operasi dan . 39 Berdasarkan operasi pangkat ℝ dan sifat operasi akar pada aljabar biasa, maka dapat dijelaskan cara menghitung operasi √ di ℝ . Dalam ℝ operasi √ didefinisikan dengan menggunakan definisi akar pada aljabar biasa dan kemudian menganalogikan operasi pangkat biasa dengan operasi pangkat dalam ℝ . Maka dapat dijelaskan √ = = Dengan menganalogikan ke bentuk pangkat di ℝ , maka = = = Penjelasan lebih lanjut mengenai pangkat dalam ℝ dapat dilihat dalam teorema berikut. Teorema 3.5 Farlow, 2009 Untuk setiap , ∈ ℕ; dengan ℕ adalah himpunan semua bilangan asli dan untuk setiap , ∈ ℝ , berlaku 1. = 2. = 3. = 4. = Bukti Ambil sebarang , ∈ ℕ dan , ∈ ℝ , sedemikian sehingga 1. = + = + = 2. = = = = 3. = = 40 4. = + = + = ∎ Contoh 3.3 Hitunglah operasi ℝ berikut ini 1. = × = 2. = × = 3. = × + × = + = 4. = × × = D. Vektor dan Matriks di ℝ Pada bagian ini akan dijelaskan vektor dan matriks pada ℝ yang mencakup definisi vektor di ℝ , definisi matriks di ℝ dan operasi matriks di ℝ serta sifat-sifatnya. Penjelasan pada bagian ini dirangkum dari Farlow 2009, Bacelli 2001, Heidergott, dkk 2006, Rudhito 2003, Andersen 2002. 1. Vektor di ℝ Berikut ini akan didefinisikan ℝ berdasarkan ℝ sebagai ℝ � = ℝ � × … × ℝ � = { = , … , | ∈ ℝ � , = , … , } dan pada ℝ � didefinisikan: a. Operasi : = , , … , , , … , = , , … , b. Operasi dengan skalar di ℝ � = , , … , = , , … , ∈ ℝ disebut vektor pada ℝ . 41 Definisi 3.6 Dua vektor dan di ℝ dikatakan sama jika elemen-elemen yang bersesuaian sama. Selanjutnya vektor di ℝ ditulis sebagai vektor kolom, yaitu suatu vektor yang dihasilkan dengan mentranspose vektor . 2. Matriks di ℝ Dalam aljabar linear, untuk ℝ adalah himpunan semua bilangan real, dapat dibentuk suatu matriks berukuran × yang entri-entrinya adalah elemen-elemen di ℝ. Demikian juga dalam ℝ dapat dibentuk suatu matriks berukuran × dengan entri-entrinya adalah elemen di ℝ . Selanjutnya matriks yang dijelaskan adalah matriks di ℝ . Himpunan matriks × untuk , ∈ ℕ dengan ℕ adalah himpunan semua bilangan asli dinotasikan dengan ℝ × . Sedangkan untuk = matriks A di atas didefinisikan sebagai matriks persegi. Himpunan matriks × untuk  n ℕ dengan ℕ adalah himpunan semua bilangan asli dinotasikan dengan ℝ × . Selanjutnya akan dijelaskan tentang operasi matriks. Pada Bagian A dan Bagian B telah dijelaskan tentang operasi dan pada ℝ . Kedua operasi tersebut dapat diperluas untuk operasi matriks. Seperti pada matriks real, operasi matriks atas ℝ juga memiliki tiga operasi dasar. Dalam definisi berikut dijelaskan tiga operasi matriks di ℝ . Definisi 3.7 Diberikan ℝ × ≔ { = [ ]| ∈ ℝ }, untuk = , … , dan untuk = , … , . Diketahui ∈ ℝ dan , ∈ ℝ × . 42 Secara berturut-turut didefinisikan dan adalah matriks yang unsur ke- -nya adalah = dan = untuk = , … , dan untuk = , … , . Diketahui matriks ∈ ℝ × dan ∈ ℝ × . Didefinisikan adalah matriks yang unsur ke- -nya adalah = = untuk = , … , dan untuk = , … , . Setelah definisi operasi matriks di atas, selanjutnya diberikan contoh cara mengoperasikan matriks. Contoh 3.4. Perhatikan operasi matriks berikut [ � − . ] = [ � − . ] = [ + + � + + − + . + ] = [ � . ] [ � ] [ � ] = [ � � ] = [ max , max , max , � max , max , max , max , max �, max , ] = [ ] [ ] [ ] = [ ] = [ ] 43 = [max , , max , , max , , max , , ] = [ ] Berdasarkan definisi operasi matriks di atas, selanjutnya akan dijelaskan sifat-sifat operasi matriks. Teorema 3.8 Pernyataan-pernyataan berikut berlaku untuk sebarang skalar , ∈ ℝ, dengan ℝ adalah himpunan semua bilangan real dan sebarang matriks , , asalkan operasi yang dimaksud terdefinisi. 1. = 2. = 3. = 4. = 5. = 6. = 7. = 8. = = 9. = 10. = 11. = Bukti Akan dibuktikan bahwa: 1. = Ambil sebarang matriks , , ∈ ℝ × . 44 Untuk setiap elemen baris ke- dan kolom ke- matriks berlaku = = = = ; untuk ∈ dan ∈ Jadi terbukti bahwa = 2. = Ambil sebarang matriks , ∈ ℝ × . Untuk setiap elemen baris ke- dan kolom ke- matriks berlaku = = = ; untuk ∈ dan ∈ Jadi terbukti bahwa = 3. = Ambil sebarang matriks ∈ ℝ × , ∈ ℝ × dan ∈ ℝ × . Untuk setiap elemen baris ke- dan kolom ke- matriks berlaku = = = = = = = = = = ; untuk ∈ dan ∈ Jadi terbukti bahwa = . 4. = Ambil sebarang matriks ∈ ℝ × dan , ∈ ℝ × . Untuk setiap elemen baris ke- dan kolom ke- matriks berlaku = = 45 = = = = = = ; untuk ∈ dan ∈ Jadi terbukti bahwa = 5. = Ambil sebarang matriks , ∈ ℝ × , ∈ ℝ × . Untuk setiap elemen baris ke- dan kolom ke- matriks berlaku = = = = = = = = ; untuk ∈ dan ∈ Jadi terbukti bahwa = 6. = Ambil sebarang skalar ∈ ℝ dan ambil sebarang matriks ∈ ℝ × . Untuk setiap elemen baris ke- dan kolom ke- matriks berlaku = = = ; untuk ∈ dan ∈ . Jadi terbukti bahwa = 7. = Ambil sebarang skalar , ∈ ℝ dan ambil sebarang matriks ∈ ℝ × . Untuk setiap elemen baris ke- dan kolom ke- matriks berlaku = maka = = = ; untuk ∈ dan ∈ . Jadi terbukti bahwa     . A A          46 8. = = Ambil sebarang skalar ∈ ℝ dan ambil sebarang matriks ∈ ℝ × dan matriks ∈ ℝ × . Untuk setiap elemen baris ke- dan kolom ke- matriks berlaku = = maka = = = = = = = = = = ; untuk ∈ dan ∈ . Jadi terbukti bahwa = = 9. = Ambil sebarang skalar    , ℝ dan ambil sebarang matriks  A ℝ × . Misalkan = �, untuk setiap elemen baris ke- dan kolom ke- matriks � berlaku � = � = = = ; untuk ∈ dan ∈ . Jadi terbukti bahwa       A A A           10. = Ambil sebarang skalar ∈ ℝ dan matriks , ∈ ℝ × . Untuk setiap elemen baris ke- dan kolom ke- matriks B A  berlaku = maka = = = ; untuk ∈ dan ∈ . Jadi terbukti bahwa = 47 11. = Ambil sebarang matriks ∈ ℝ × . Untuk setiap elemen baris ke- dan kolom ke- matriks berlaku = = = ; untuk ∈ dan ∈ . Jadi terbukti bahwa = ∎ Berdasarkan Teorema 3.8 dapat disimpulkan bahwa sifat komutatif operasi matriks hanya berlaku untuk operasi tetapi tidak berlaku untuk operasi . Berikut ini diberikan contoh yang menyatakan sifat komutatif dalam operasi matriks di ℝ . Contoh 3.5 Diketahui matriks = [ ] dan matriks = [− ] = [ ] [− ] = [ max , max , max , − max , ] = [ ] = [− ] [ ] = [ max , max , max − , max , ] = [ ] Jadi = . = [ ] [− ] = [ − − ] = [max , max , max , max , ] = [ ] = [− ] [ ] = [− − ] = [max , max , max , max , ] = [ ] Jadi terbukti bahwa ≠ . 48 Selanjutnya akan dijelaskan tentang transpose matriks dan beberapa tipe matriks. Definisi 3.9 1. Transpose dari matriks dinotasikan dengan � . Dalam ℝ � didefinisikan sama dengan matriks transpose dalam aljabar biasa, yaitu [ � ] = [ ] 2. Matriks identitas × , didefinisikan [ ] = { jika = � jika ≠ 3. Matriks � ∈ ℝ × didefinisikan [�] = � untuk setiap baris ke- dan kolom ke- . Setelah dijelaskan tiga operasi dalam matriks dan sifat-sifat operasinya, selanjutnya akan dijelaskan operasi pangkat matriks. Definisi 3.10 Untuk matriks persegi berukuran n n  dan untuk k sebarang bilangan bulat positif, pangkat ke- dari matriks didefinisikan = − dan untuk = , = . Berdasarkan Definisi 3.10 di atas maka unsur ke- matriks berpangkat dapat dijelaskan sebagai berikut: Unsur ke- matriks adalah = = … = = , , = max i n , + , Unsur ke- matriks adalah = = = , = , , 49 = = = , , , = max ≤ , ≤ , + + , Secara umum, unsur ke- matriks adalah = − = , − … = , , = = … = , − … , , = max ≤i ,i ,…,i k− ≤ , − + ⋯ + , + , Berdasarkan persamaan terakhir, untuk sebarang skalar ∈ ℝ dan ∈ ℝ × unsur ke- matriks adalah = max ≤i ,i ,…,i k− ≤ + , − + ⋯ + + + + ,                  k    ... + max ≤i ,i ,…,i k− ≤ , − + ⋯ + + , = ; untuk = , , …. . Oleh karena itu untuk sebarang ∈ ℝ dan ∈ ℝ × berlaku bahwa = ; untuk = , , …. Untuk sebarang ∈ ℝ × didefinisikan trace ≔ = . Contoh 3.6 Misalkan = [ − � � � ] = = [ − � � � ] [ − � � � ] = [� � ] = = [� � ] [ − � � � ] = [� � ] 50 trace = max , , � = ; trace = max , , = dan trace = max , , = Selanjutnya akan dijelaskan konsep urutan parsial dan urutan total dalam ℝ Definisi 3.11 Relasi ≼ pada suatu himpunan � disebut urutan parsial pada � jika ∀ , , ∈ � memenuhi 1. ≼ sifat refleksif. 2. Jika ≼ dan ≼ maka = sifat antisimetri. 3. Jika ≼ dan ≼ maka ≼ sifat transitif. Selanjutnya bila berlaku ≼ atau ≼ maka dan dikatakan comparable. Bila setiap dua elemen dari � dapat dibandingkan maka urutan parsial ≼ disebut urutan total. Berikut ini diberikan teorema yang berkaitan dengan pengertian urutan parsial pada suatu semigrup komutatif idempoten. Teorema 3.12 Diberikan suatu semigrup komutatif idempoten �, + . Bila pada � didefinisikan suatu relasi ≼ oleh ≼ + = maka relasi ≼ adalah urutan parsial pada . S Bukti Diambil sebarang , , ∈ � maka 1. Karena S idempoten maka + = 2. Jika ≼ dan ≼ maka + = dan + = . Karena S komutatif maka + = + = . Jadi = 51 3. Jika ≼ dan ≼ maka + = dan + = . Karena � mempunyai sifat assosiatif maka + = + + = + + = + = . Jadi ∎ Contoh 3.7 Dalam ℝ relasi ≼ yang didefinisikan sebagai ≼ = adalah urutan parsial sebab ℝ , adalah semigrup komutatif idempoten disertai dengan relasi ≼ = . Selanjutnya ∀ , ∈ ℝ berlaku = max , = ≼ atau = max , = ≼ Jadi relasi ≼ terurut total. Contoh 3.8 Dalam ℝ × relasi ≼ yang didefinisikan sebagai ≼ = ≼ , ∀ ∈ , ∀ ∈ . adalah urutan parsial sebab ℝ × , adalah semigrup komutatif idempoten disertai dengan relasi ≼ di atas; dan berdasarkan Teorema 3.12 maka relasi ≼ pada ℝ × adalah urutan parsial. Urutan parsial ini bukan urutan total, karena untuk dua matriks dan matriks masing-masing berukuran 2 2  seperti dibawah ini = [ ] , = [ ] = [ ] [ ] = [ ] terlihat bahwa ≠ dan ≠ . 52 Teorema 3.13 Misalkan matriks ∈ ℝ × . Bila vektor ,  ℝ dengan ≼ maka ≼ . Bukti Untuk sebarang elemen ,  ℝ dengan ≼ berlaku, maka  = � = ≼ . ∎ Contoh 3.9 Diberikan matriks = [ ]dan vektor = [ ] , = [ ]. Jelas bahwa ≼ dan = [ ] [ ] = [ ] = [ ] [ ] = [ ]. Terlihat bahwa � ≼ � .

E. Matriks dan Graf di