37
Indonesia telah diterbitkan panduan penyusunan laporan keuangan perbankan dan proses akuntansinya yang lebih dikenal dengan Standar Khusus
Akuntansi Perbankan Indonesia SKAPI dan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia PAPI. Untuk lebih mempermudah pemahaman tentang laporan
keuangan perbankan di Indonesia, akan dijelaskan beberapa hal dari materi SKAPI dan PAPI sebagai berikut :
1. Laporan keuangan bank harus disajikan dalam mata uang rupiah. 2. Kurs tengah yaitu kurs jual ditambah kurs beli bank Indonesia dibagi
dua. 3. Bank wajib mengungkap posisi neto aktiva dan kewajiban dalam
valuta asing yang masih terbuka posisi devisa neto menurut jenis mata uang.
4. Untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak, laporan keuangan bank harus disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan SAK dan
SKAPI. 5. Laporan keuangan bank terdiri dari: neraca, laporan komitmen dan
kontijensi, perhitungan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, dan catatan atas laporan keuangan.
6. Penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu yang menyimpang SAK dan SKAPI dapat dilaksanakan jika hal
tersebut tidak menimbulkan pengaruh yang material terhadap kelayakan laporan keuangan bank.
38
7. Untuk dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai sifat dan perkembangan bank dari waktu ke waktu, maka laporan keuangan
disajikan secara komparatif untuk 2 tahun terakhir. 8. Laporan neraca.
9. Laporan laba rugi. 10. Laporan arus kas.
11. Laporan komitmen dan kontijensi. 12. Catatan atas laporan keuangan.
13. Laporan keuangan gabungan dan konsolidasi.
J. Pengaruh Variabel Independen Terhadap Profitabilitas yang Diukur
Dengan Return on Asset ROA.
Kinerja perbankan dapat diukur dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan menggunakan rasio profitabilitas. Rasio ini sangat berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup perbankan karena dapat menunjukkan seberapa besar perbankan dapat menghasilkan keuntungan dari aset yang dimilikinya.
Untuk menghasilkan suatu tingkat profitabilitas maka ada beberapa faktor mungkin yang dapat mempengaruhi diantaranya NPL, CAR, BOPO, LDR,
NIM dan masih banyak faktor lagi selain yang telah disebutkan seperti inflasi, tingkat suku bunga. Faktor-faktor tersebut kemungkinan memiliki pengaruh
terhadap besar kecilnya tingkat profitabilitas suatu perbankan. Penelitian ini tidak akan meneliti kesemua faktor itu tetapi lebih mengkhususkan meneliti
39
faktor NPL, CAR, LDR, dan NIM mengenai pengaruhnya terhadap perkembangan tingkat profitabilitas perbankan yang diukur menggunakan
ROA. Untuk itu, rumusan hipotesis pertama Ha1 adalah secara bersama- sama NPL, CAR, LDR dan NIM berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas ROA perbankan. Sedangkan secara parsial, pengaruh variabel independen terhadap dependen adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh Non Performing Loan NPL Terhadap Profitabilitas ROA Perbankan.
Setiap kredit yang diberikan suatu bank sudah pasti mengandung resiko kredit macet atau kredit bermasalah. Kredit
bermasalah didalam perbankan disebut Non Performing Loan NPL. Kredit bermasalah timbul akibat tidak lancarnya pembayaran kembali
kredit yang telah disalurkan. NPL menggambarkan resiko kredit yang ditunjukkan dengan rasio. Rasio ini diperoleh dari perbandingan
jumlah kredit bermasalah dengan total kredit yang diberikan, sehingga semakin besar rasio ini maka semakin besar pula risiko kredit yang
harus ditanggung pihak bank. Semakin besar rasio ini maka akan sangat berbahaya dalam kelangsungan hidup suatu bank. Hal ini
berdampak pada profitabilitas bank dimana semakin tinggi rasio NPL maka semakin rendah ROA bank. Besarnya tingkat risiko kredit
bermasalah ini harus diperhatikan oleh suatu bank jika ingin tujuan untuk mendapatkan profitabilitas yang tinggi tercapai.
40
Buyung 2009 menguji pengaruh NPL terhadap profitabilitas bank go public yang diukur dengan ROA dimana hasilnya
menunjukkan besarnya rasio kredit bermasalah NPL berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas bank. Berbeda dengan Azwir
2006 juga menguji pengaruh NPL terhadap ROA bank go public dimana hasilnya menunjukkan hal yang berbeda bahwa NPL tidak
berpengaruh signifikan terhadap ROA. Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis pertama sebagai berikut:
Ha2: Rasio NPL berpengaruh signifikan negatif terhadap profitabilitas ROA perbankan.
2. Pengaruh Capital Adequacy Ratio CAR Terhadap Profitabilitas ROA Perbankan.
Capital Adequacy Ratio CAR adalah rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan
dihadapi oleh bank. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit
atau aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan
kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas. Semakin tinggi rasio CAR maka semakin tinggi pula tingkat profitabilitas, atau semakin
tinggi rasio CAR maka semakin tinggi pula tingkat ROA.
41
Ketersediaan modal minimum yang harus tersedia di suatu bank disebut Capital Adequacy Ratio CAR. Berdasarkan Peraturan
Bank Indonesia Nomor 133PBI2011 Tentang Penetapan Status dan Tindak Lanjut Pengawasn Bank, penyediaan kewajiban modal
minimum KPMMCAR bank ditetapkan sekurang-kurangnya 8 dari aktiva tertimbang menurut resiko. Suatu perbankan tidak dapat
memaksimalkan tingkat keuntungan jika modal yang tersedia untuk pemberian kredit tidak tersedia. Sedangkan dilain sisi jika ketersediaan
dana modal yang dapat diberikan kepada nasabah melebihi batas minimum yang ditentukan Bank Indonesia yaitu 8 tentu saja
merupakan sebuah langkah yang baik, karena bank dapat senantiasa leluasa memberikan
pinjaman kredit sehingga mendapatkan keuntungan.
Buyung 2009 menguji pengaruh CAR terhadap profitabilitas bank go public yang diukur dengan ROA dimana hasilnya
menunjukkan besarnya rasio tingkat kecukupan modal minimum bank mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. Hasil
penelitian yang sama juga dihasilkan oleh Azwir 2006 dimana didalam penelitiaanya menguji pengaruh CAR terhadap ROA bank
yang memperlihatkan adanya pengaruh positif signifikan. Berbeda dengan Buyung dan Azwir yang meneliti bahwa rasio CAR
berpengaruh positif signifikan, peneliti lain yaitu Prasnanugraha
42
2007 meneliti bahwa ternyata rasio CAR tidak berpengaruh terhadap ROA. Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis kedua
sebagai berikut: Ha3: Rasio CAR berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas
ROA perbankan. 3. Pengaruh Loan to Deposit Ratio LDR Terhadap Profitabilitas ROA
Perbankan. Rasio Loan to Deposit Ratio LDR merupakan rasio kredit
terhadap dana pihak ketiga Siamat, 1993. Rasio ini merupakan teknik yang sangat umum digunakan untuk mengukur posisi atau
kemampuan likuiditas bank. LDR menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini, semakin rendah pula kemampuan likuiditas
bank. Semakin tinggi rasio LDR, berarti semakin besar pula usaha bank untuk menyalurkan kredit dimana diketahui kredit yang
diberikan akan berdampak pada pendapatan bunga. Pendapatan bunga yang diperoleh tersebut akan meningkatkan laba bank itu sendiri.
Buyung 2009 menguji pengaruh LDR terhadap profitabilitas bank go public yang diukur dengan ROA dimana hasilnya
menunjukkan besarnya rasio LDR bank mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. Hasil penelitian yang sama juga
43
dihasilkan oleh Azwir 2006 dimana didalam penelitiannya menguji pengaruh LDR terhadap ROA bank yang memperlihatkan adanya
pengaruh positif signifikan. Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis kedua sebagai berikut:
Ha4: Rasio LDR berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas ROA perbankan.
4. Pengaruh Net Interest Margin NIM Terhadap Profitabilitas ROA Perbankan.
Net Interest Margin NIM adalah rasio antara pendapatan bunga bersih terhadap aktiva produktif suatu bank. Rasio ini
digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan atau laba bank atas aktiva produktifnya Siamat, 1993. Pendapatan bunga yang tinggi
akan semakin meningkatkan rasio NIM. Semakin tinggi pendapatan bunga bersih akan membuat laba bank juga akan meningkat. Pada saat
pendapatan bunga yang diterima tinggi berarti kemampuan bank untuk mendapatkan laba juga semakin meningkat, maka semakin baik pula
kemampuan bank dalam menghasilkan keuntungan profitabilitas. Laba yang semakin meningkat akan menyebabkan tingkat ROA juga
meningkat. Prasnanugraha 2007 menguji pengaruh NIM terhadap
profitabilitas bank go public yang diukur dengan ROA dimana hasilnya menunjukkan besarnya rasio NIM bank mempunyai pengaruh
44
positif signifikan terhadap profitabilitas ROA. Hasil penelitian yang sama juga dihasilkan oleh Prastiyaningtyas 2010 dan Mahardian
2008 dimana didalam penelitiannya menguji pengaruh NIM terhadap ROA bank yang memperlihatkan adanya pengaruh positif signifikan
Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis kedua sebagai berikut:
Ha5: Rasio NIM berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas ROA perbankan.
K. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari masalah penelitian. Selain sebagai jawaban sementara, hipotesis dapat dikatakan juga sebagai ramalan
yang mendekati teori dasarnya Wahana, 2009. Berdasarkan telaah pustaka dan tujuan penelitian, maka hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini
adalah: Ha1: Secara bersama-sama rasio NPL, CAR, LDR dan NIM berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas ROA perbankan. Ha2: Rasio NPL berpengaruh signifikan negatif terhadap profitabilitas ROA
perbankan. Ha3 : Rasio CAR berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas ROA
perbankan.
45
Ha4 : Rasio LDR berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas ROA perbankan.
Ha5 : Rasio NIM berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas ROA perbankan.
L. Penelitian Terdahulu
Buyung 2009 telah melakukan penelitian untuk mengukur pengaruh secara parsial antara rasio NPL, CAR, LDR, dan BOPO terhadap profitabilitas
bank. Dalam hal ini kinerja perbankan diukur dengan rasio Return on Assets ROA. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebyak 21
bank yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel NPL dan BOPO berpengaruh signifikan negatif terhadap variabel ROA pada
bank go public ,sedangkan variabel CAR dan LDR sama-sama mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap ROA bank go public.
Azwir 2006 didalam penelitiannya menguji pengaruh CAR, BOPO, LDR, NPL, dan PPAP terhadap ROA bank. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan sebanyak 23 bank yang terdaftar di BEI. Tahun pengamatan dari penelitian ini menggunakan informasi keuangan selama 4
tahun yaitu dari tahun 2001-2004. Hasil penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa dari kelima variabel yang diuji ternyata variabel CAR,
BOPO, dan LDR berpengaruh signifikan terhadap ROA sementara sisanya yaitu variabel NPL dan PPAP tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.
46
Astohar 2009
meneliti faktor-faktor
yang mempengaruhi
profitabilitas perbankan di Indonesia. Tahun pengamatan dari penelitian ini menggunakan informasi keuangan dari tahun 2003-2007 dengan jumlah
sampel bank sebanyak 84 bank. Variabel ukuran size perbankan, CAR, pertumbuhan deposito perbankan, LDR, kepemilikan perbankan oleh publik,
kepemilikan perbankan oleh institusional, dan kurs rupiah terhadap dollar digunakan untuk meneliti pengaruhnya terhadap profitabilitas perbankan.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa variabel size perbankan, CAR, pertumbuhan deposito perbankan, LDR, kepemilikan perbankan oleh publik
mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas perbankan yang diukur dengan Return on Asset ROA. Variabel sisanya yaitu kepemilikan
perbankan oleh institusional, dan kurs rupiah terhadap dollar setelah dilakukan penelitian hasilnya mempunyai pengaruh positif tidak signifikan
terhadap profitabilitas. Prasnanugraha 2007 menganalisis pengaruh rasio-rasio keuangan
terhadap kinerja bank umum di Indonesia. Kinerja bank umum didalam penelitian ini diukur dengan Return on Asset ROA. Variabel independen
yang digunakan untuk menganalisis adalah CAR, NPL, LDR, BOPO, dan NIM. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak
125 bank. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel NPL, BOPO, dan NIM secara parsial berpengaruh terhadap ROA, sedangkan untuk variabel
lain yaitu CAR dan LDR ternyata tidak berpengaruh terhadap ROA.
47
Prastiyaningtyas 2010 didalam penelitiannya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas perbankan go public dimana profitabilitas
perbankan disini diukur dengan menggunakan Return on Asset ROA. Variabel independen yang digunakan untuk menganalisis adalah CAR, NPL,
BOPO, LDR, NIM, dan Pangsa Kredit. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan sebanyak 20 bank yang terdaftar di BEI. Tahun
pengamatan dari penelitian ini menggunakan informasi keuangan selama 4 tahun yaitu dari tahun 2005-2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel CAR, NIM, dan Pangsa Kredit berpengaruh signifikan positif terhadap ROA. Variabel NPL dan BOPO juga berpengaruh signifikan
terhadap ROA namun kedua variabel ini arahnya negatif, sedangkan variabel LDR ternyata walaupun mempunyai arah yang positif tetapi tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan. Mahardian 2008 meneliti bagaimana pengaruh rasio CAR, BOPO,
NPL, NIM, dan LDR terhadap kinerja keuangan perbankan. Kinerja keuangan yang digunakan dalam penelitian disini adalah rasio Return on Asset ROA.
Subyek dari penelitian ini adalah semua perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama Juni 2002 - Juni 2007. Hasil penelitian yang dilakukan
menunjukan bahwa variabel CAR, NIM, dan LDR sama-sama mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap ROA. Variabel BOPO juga memiliki
pengaruh signifikan terhadap ROA akan tetapi arahnya negatif sedangkan untuk variabel NPL tidak berpengaruh terhadap ROA.
48
Hesti 2010 meneliti ukuran perusahaan, kecukupan modal, kualitas aktiva produktif KAP, dan likuiditas terhadap kinerja keuangan. Kinerja
keuangan tersebut diukur dengan ROA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap ROA,
sedangkan kualitas aktiva produktif dan likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Variabel kecukupan modal menunjukkan sekalipun
berpengaruh positif, namun tidak signifikan terhadap ROA. Amalia 2010 meneliti pengaruh CAR, NPL, NIM, BOPO, LDR, dan
PPAP terhadap kinerja rentabilitas bank. Kinerja rentabilitas bank tersebut diukur dengan menggunakan ukuran ROA. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa CAR dan NPL berpengaruh positif tidak signifikan. BOPO mempunyai pengaruh negatif signifikan, PPAP dan LDR berpengaruh negatif tidak
signifikan, sedangkan NIM berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Restiyana 2011 meneliti pengaruh CAR, NPL, BOPO, LDR, dan
NIM terhadap profitabilitas perbankan. Profitabilitas perbankan diukur dengan ROA. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel CAR, LDR, NIM
berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas perbankan ROA, sedangkan untuk variabel NPL dan BOPO berpengaruh negatif signifikan
terhadap profitabilitas perbankan ROA. Ponco 2008 meneliti pengaruh CAR, NPL, BOPO, NIM dan LDR
terhadap ROA bank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel CAR, NIM, dan LDR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA bank, sedangkan
49
variabel BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA bank. Variabel lain yaitu NPL ternyata berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap
ROA bank.
M. Kerangka Pemikiran Teoritis
Variabel Independen Variabel Dependen
Ha1 - Ha2 +
Ha3 + Ha4 +
Gambar 2.1 : kerangka pemikiran pengaruh variabel penelitian Tanda panah menunjukkan pengaruh secara parsial antara NPL terhadap
ROA, CAR terhadap ROA, LDR terhadap ROA dan NIM terhadap ROA.
NPL
LDR ROA
CAR
NIM