81
regresi yang baik adalah tidak terjadi masalah Autokorelasi. Pengujian ini akan terbebas dari masalah Autokorelasi jika
dud4-du maka tidak ada Autokorelasi, positif atau negatif dan keputusannya data diterima.
Tabel 5.5. Hasil Uji Autokorelasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson 1
.685
a
.469 .449
.75347 2.133
a. Predictors: Constant, NIM, NPL, CAR, LDR b. Dependent Variable: ROA
Sumber: Data diolah, lampiran 7
Berdasarkan pengujian
ada tidaknya
masalah Autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson, maka akan
terlihat hasil seperti pada tabel diatas. Berdasarkan tabel Durbin- Watson dengan tingkat sign
ifikansi sebesar 5 untuk “k”= 4 dan N = 22x5 = 110 nilai du dan dl bisa diketahui yaitu du= 1,7651
dan dl= 1,6146. Dengan menggunakan asumsi kriteria Uji Autokorelasi dud4-du, maka akan terlihat 1,7651 2,133 4-
1,7651 maka tidak terjadi Autokorelasi
3. Analisis Regresi Data Panel
Regresi data panel merupakan alat ukur untuk mengukur besarnya pengaruh lebih dari satu variabel independen terhadap variabel
dependen dengan ketentuan banyak tahun dan banyak perusahaan.
82
Tabel 5.6. Hasil Regresi Data Panel
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
-2.039 .812
-2.511 .014
NPL -.002
.094 -.002
-.021 .983
CAR .048
.023 .175
2.106 .038
LDR .014
.007 .212
1.996 .049
NIM .194
.089 .390
2.189 .031
Dummy2 1.116
.370 .230
3.013 .003
Dummy3 .720
.540 .148
1.332 .186
Dummy4 2.792
.512 .576
5.449 .000
Dummy5 1.161
.420 .239
2.762 .007
Dummy6 1.206
.451 .249
2.677 .009
Dummy7 1.110
.516 .229
2.152 .034
Dummy8 2.162
.485 .446
4.460 .000
Dummy9 .829
.458 .171
1.809 .074
Dummy10 1.630
.471 .336
3.462 .001
Dummy11 1.020
.453 .210
2.252 .027
Dummy12 .867
.398 .179
2.180 .032
Dummy13 .667
.400 .138
1.669 .099
Dummy14 1.540
.399 .318
3.865 .000
Dummy15 1.579
.502 .326
3.145 .002
Dummy16 .831
.427 .171
1.946 .055
Dummy17 1.778
.688 .367
2.583 .012
Dummy18 .593
.412 .122
1.438 .154
Dummy19 1.666
.773 .343
2.155 .034
Dummy20 2.416
.496 .498
4.874 .000
Dummy21 .463
.404 .095
1.145 .255
Dummy22 .368
.400 .076
.920 .360
a. Dependent Variable: ROA Sumber : Data diolah, lampiran 7
83
Persamaan umum yang digunakan untuk regresi dengan data panel adalah :
Y ROA = α
1
+ α
2
D
2i
+ α
3
D
3i
+ α
4
D
4i
+ α
5
D
5i
+ α
6
D
6i
+…… + α
21
D
21i
+ α
22
D
22i
+
1
NPL +
2
CAR +
3
LDR +
4
NIM + e
Keterangan : α
1
= Intersep konstanta perusahaan pembanding. D
2 ……...
D
22
= Dummy Variabel untuk 22 perusahaan sedangkan sisanya satu perusahaan D
1
dipakai sebagai perusahaan pembanding bebas untuk memilih
perusahaan mana sebagai perusahaan pembanding.
1, 2,
3, 4
= Koefisien Regresi e
= Error Term
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka persamaan regresinya akan menjadi sebagai berikut :
Y ROA = -2,039 - 0,002 NPL + 0,048 CAR + 0,014 LDR + 0,194 NIM + e
84
Maknanya adalah : Pada perusahaaan 1 diperoleh :
Y= -2,039 - 0,002 NPL + 0,048 CAR + 0,014 LDR + 0,194 NIM + e Persamaan pada perusahaan I di atas berarti:
a Konstanta sebesar -2,039 menyatakan bahwa jika NPL, CAR, LDR, NIM sama dengan nol maka besarnya ROA sebesar -
2,039. b Koefisien regresi NPL sebesar -0,002 dengan tanda negatif
menyatakan bahwa setiap kenaikan NPL sebesar 1 persen akan menurunkan ROA sebesar 0,002 persen dengan asumsi bahwa
variabel independen lain nilainya konstan. c Koefisien regresi CAR sebesar 0,048 dengan tanda positif
menyatakan bahwa setiap kenaikan CAR sebesar 1 persen akan menaikan ROA sebesar 0,048 persen dengan asumsi bahwa
variabel independen lain nilainya konstan. d Koefisien regresi LDR sebesar 0,014 dengan tanda positif
menyatakan bahwa setiap kenaikan LDR sebesar 1 persen akan meningkatkan ROA sebesar 0,014 persen dengan asumsi bahwa
variabel independen lain nilainya konstan. e Koefisien regresi NIM sebesar 0,194 dengan tanda positif
menyatakan bahwa setiap kenaikan NIM sebesar 1 persen akan
85
meningkatkan ROA sebesar 0,194 persen dengan asumsi bahwa variabel independen lain nilainya konstan.
Pada perusahaaan 2 diperoleh : Y= -2,039 + 1,116 - 0,002 NPL + 0,048 CAR + 0,014 LDR + 0,194
NIM + e Y= -0,923 - 0,002 NPL + 0,048 CAR + 0,014 LDR + 0,194 NIM + e
Pada perusahaaan 3 diperoleh : Y= -2,039 + 0,720 - 0,002 NPL + 0,048 CAR + 0,014 LDR + 0,194
NIM + e Y= -1,319 - 0,002 NPL + 0,048 CAR + 0,014 LDR + 0,194 NIM + e
Untuk perusahaan selanjutnya yaitu perusahaan keempat dan seterusnya, persamaan regresinya ada dibagian lampiran.
4. Menguji Hipotesis
Uji F Pengujian Simultan
Berdasarkan hasil pengujian yang terlihat dalam output SPSS nampak bahwa pengaruh secara bersama-sama empat variabel independen pada
model persamaan NPL, CAR, LDR, NIM terhadap ROA bank go public seperti ditunjukkan pada tabel 5.7 sebagai berikut:
86
Tabel 5.7 Hasil Perhitungan Regresi Simultan
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
85.456 25
3.418 10.701
.000
a
Residual 26.833
84 .319
Total 112.289
109 a. Predictors: Constant, Dummy22, LDR, Dummy17, Dummy21, Dummy2, Dummy12,
Dummy15, Dummy14, Dummy13, Dummy16, Dummy11, Dummy8, Dummy7, Dummy4, Dummy19, Dummy6, Dummy5, Dummy10, Dummy9, Dummy3, NPL, Dummy18, CAR,
Dummy20, NIM
b. Dependent Variable: ROA Sumber: Data diolah, lampiran 7
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 itu artinya lebih kecil dari 5 artinya Ho1 ditolak dan Ha1 diterima maka
dapat dikatakan secara bersama-sama variabel NPL, CAR, LDR, NIM berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas ROA bank go public.
Menguji hipotesis dengan menggunakan Uji t :
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial variabel independen berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel
dependen Priyatno, 2012. Langkah-langkah pengujian sebagai berikut: a Menemukan Formula Ho dan Ha
1 Ho2:
1
≥ 0 Non Performing Loan NPL tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap profitabilitas ROA perbankan.
Ha2:
1
Non Performing Loan berpengaruh signifikan negatif terhadap profitabilitas ROA perbankan.
87
2 Ho3:
2
≤ 0 Capital Adequacy Ratio CAR tidak berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas ROA perbankan.
Ha3:
2
Capital Adequacy Ratio CAR berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas ROA perbankan.
3 Ho4:
3
≤ 0 Loan to Deposit Ratio LDR tidak berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas ROA perbankan.
Ha4:
3
Loan to Deposit Ratio LDR berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas ROA perbankan.
4 Ho5:
4
≤ 0 Net Interest Margin NIM tidak berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas ROA perbankan.
Ha5:
4
Net Interest Margin CAR berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas ROA perbankan.
b Menentukan Tingkat Signifikan Tingkat signifikan pada penelitian ini adalah 5, artinya
tingkat keyakinanya sebesar 95. c Menentukan t
tabel
Level of Significance sebesar 5 Degree of Freedom n-k-1 digunakan t
tabel
dengan taraf nyata 5 Maka t
tabel = t
0,05 ; df 110-4-1 = 1,982 d Menentukan t
hitung
88
Nilai t
hitung
diperoleh dengan bantuan program SPSS Statistik Program For Social Science 17 for windows lihat tabel 5.6.
e Kesimpulan tolak Ho atau terima Ho: Jika t
hitung
t
tabel
berarti Ho ditolak. Jika t
hitung
t
tabel
berarti Ho diterima.
Berdasarkan hasil regresi pada tabel 5.6, maka pengujian t statistik dapat dijelaskan sebagai berikut :
1 Nilai t-hitung untuk variabel NPL adalah sebesar -0,021 sedangkan t
tabel
sebesar 1,982. Dengan demikian nilai t- hitung lebih kecil dari nilai t-tabel 0,021 1,982
dan nilai signifikansi sebesar 0,983 lebih dari 0,05 artinya
H diterima dan Ha ditolak, berarti NPL tidak berpengaruh
signifikan negatif terhadap perubahan ROA. Pengaruh negatif yang ditunjukkan oleh NPL mengindikasikan
bahwa semakin tinggi kredit bermasalah dalam pengelolaan kredit bank yang ditunjukkan dalam NPL, maka akan
menurunkan tingkat profitabilitas ROA perbankan. 2 Nilai t-hitung untuk variabel CAR adalah sebesar 2,106
sedangkan t
tabel
sebesar 1,982. Dengan demikian nilai t- hitung lebih besar dari nilai t-tabel 2,106 1,982 dan
89
nilai signifikansi sebesar 0,038 kurang dari 0,05 artinya
H ditolak dan Ha diterima,
berarti CAR berpengaruh signifikan positif terhadap perubahan ROA. Pengaruh
positif yang ditunjukkan oleh CAR mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat penyediaan modal minimum
atau kecukupan modal CAR yang dimiliki bank, maka akan meningkatkan tingkat ROA.
3 Nilai t-hitung untuk variabel LDR adalah sebesar 1,996 sedangkan t
tabel
sebesar 1,982. Dengan demikian nilai t- hitung lebih besar dari nilai t-tabel 1,996 1,982 dan
nilai signifikansi sebesar 0,049 kurang dari 0,05 artinya
Ho ditolak dan Ha diterima, berarti LDR berpengaruh signifikan positif terhadap perubahan ROA. Adanya
pengaruh positif
yang ditunjukkan
oleh LDR
mengidikasikan bahwa semakin tinggi tingkat LDR, maka akan meningkatkan tingkat ROA.
4 Nilai t-hitung untuk variabel NIM adalah sebesar 2,189 sedangkan t
tabel
sebesar 1,982 Dengan demikian nilai t- hitung lebih besar dari nilai t-tabel 2,189 1,982 dan
nilai signifikansi sebesar 0,031 kurang dari 0,05 artinya
H ditolak dan Ha diterima,
berarti NIM berpengaruh signifikan positif terhadap perubahan ROA. Pengaruh
90
positif yang ditunjukkan oleh NIM mengidikasikan bahwa semakin tinggi tingkat NIM, maka akan membuat tingkat
ROA juga semakin tinggi.
5. Analisis Koefisien Determinasi Adjusted R
2
Koefisien Determinasi R
2
merupakan kemampuan prediksi dari keempat variabel bebas yaitu NPL, CAR, LDR dan NIM terhadap
variabel terikat ROA. Koefisien Determinasi R
2
ditentukan melalui hasil pengujian model summary dengan melihat besarnya Adjusted R
2
dengan menggunakan program SPSS 17.
Tabel 5.8. Hasil Pengujian Koefisien Determinasi Adjused R
2 Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.872
a
.761 .690
.56519 a. Predictors: Constant, Dummy22, LDR, Dummy17,
Dummy21, Dummy2, Dummy12, Dummy15, Dummy14, Dummy13, Dummy16, Dummy11, Dummy8, Dummy7,
Dummy4, Dummy19, Dummy6, Dummy5, Dummy10, Dummy9, Dummy3, NPL, Dummy18, CAR, Dummy20, NIM
b. Dependent Variable: ROA Sumber : Data diolah, lampiran 7
Dilihat dari hasil pengujian regresi dengan SPSS tampak pada tabel di atas, diketahui nilai Koefisien Determinasi R
2
sebesar 0,690 atau 69. Hal ini berarti 69 variasi variabel dependen yaitu ROA
dapat dijelaskan oleh keempat variabel bebas yaitu NPL, CAR, LDR,
91
dan NIM. Sedangkan masih terdapat 31 variabel lain di luar variabel yang diteliti yang memiliki pengaruh terhadap ROA atau dengan kata
lain, variabel dependen ROA dipengaruhi oleh variabel independen yaitu NPL, CAR, LDR dan NIM sebanyak 69 dan sisanya sebanyak
31 dipengaruhi oleh faktor lain atau dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model.
D. Pembahasan
Dengan hasil pengujian yang telah dilakukan maka hipotesis yang sudah dibuat akan diketahui hasilnya dengan membandingkan t
hitung
dengan t
tabel
. Dari hasil pengujian keempat variabel bebas yaitu rasio NPL, CAR, LDR, dan NIM terhadap variabel dependen yaitu ROA menunjukkan bahwa,
variabel CAR, LDR, dan NIM memiliki pengaruh signifikan terhadap perubahan tingkat profitabilitas ROA perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia BEI pada periode 2007-2011, sedangkan variabel NPL tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap perubahan tingkat profitabilitas
ROA perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada periode 2007-2011.
1. Variabel NPL tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap profitabilitas ROA perbankan.
Hasil penelitian yang menunjukan bahwa NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA dapat dilihat dari banyaknya rasio NPL bank
92
yang rendah. Dengan kecilnya rasio NPL bank yang dialami sehingga kondisi itu tidak begitu mempengaruhi ROA bank. Berdasarkan peraturan
Bank Indonesia Nomor 313PBI2011 tentang penetapan status dan tindak lanjut pengawasan bank, batas tingkat NPL yang baik harus berada
dibawah 5. Berdasarkan peraturan tersebut, bank akan selalu menjaga agar tingkat rasio NPL nya berada didalam batas aman dibawah 5.
Seperti diketahui dalam penelitian rata-rata tingkat rasio NPL perbankan yang ada di BEI tahun 2007-2011, rasio ini berada dalam batas aman
dibawah 5 yaitu hanya sekitar 1,32. Hasil itu menunjukkan bahwa perbankan sangat mengedepankan prinsip kehati-hatian di dalam
memberikan kredit dan terus menjaga risiko kredit bermasalah dengan sangat memperhatikan 5C Character, Capacity, Capital, Condition of
Economic, Collateral. Dengan prinsip 5C tersebut, bank akan semakin menekan rasio NPL seminimal mungkin. Dengan prinsip kehati-hatian
tersebut, menyebabkan kredit yang disalurkan juga rendah dibuktikan dengan rata-rata rasio tingkat penyaluran kredit terhadap dana pihak
ketiga yang berhasil dihimpun perbankan masih banyak yang belum melampaui anjuran Bank Indonesia sebesar 78-100 persen yaitu pada
bank-bank besar seperti BNBA, BCA, Mandiri, BNI, MEGA, dan bank yang lainnya sedangkan untuk rata-rata rasio penyaluran kredit terhadap
dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun pebankan yang ada di BEI tahun 2007-2011 hanya 74,72 persen. Rasio NPL rendah karena kredit
93
yang disalurkan juga rendah sehingga belum bisa memacu peningkatan pendapatan bank yang ditunjukkan dengan meningkatnya rasio ROA.
Selain karena rendahnya rasio NPL perbankan, tidak begitu berpengaruhnya rasio NPL terhadap ROA bisa juga disebabkan karena
adanya cadangan kerugian penurunan nilai di dalam komponen kredit bermasalah perbankan. Dengan adanya cadangan kerugian nilai, maka
kredit bermasalah dan kerugian yang harus ditanggung bank akan menjadi berkurang. Kecilnya jumlah kredit bermasalah yang dialami
menyebabkan laba bank tidak akan begitu terpengaruhi oleh hal tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan ada persamaan dan memperkuat
penelitian yang dilakukan oleh Ponco 2008, Azwir 2006, Amalia 2010, dan Mahardian, S.T. 2008 yang menyatakan bahwa NPL tidak
berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA perbankan.
2. Variabel CAR berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas ROA perbankan.
Capital Adequacy Ratio CAR digunakan untuk mengukur kemampuan atau kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menutup
kemungkinan kerugian dalam aktivitas perkreditan dan perdagangan surat berharga Arifin, 2004. Alasan bank untuk memenuhi kecukupan modal
antara lain adalah untuk menghindarkan bank terhadap kemungkinan terjadinya kegagalan bank, jumlah modal yang dimiliki bank
94
mempengaruhi pendapatan bank, dan untuk memenuhi batas minimum modal bank yang ditentukan regulator Silvanita, 2009.
Bank akan mengikuti aturan tingkat Capital Adequacy Ratio CAR sesuai dengan peraturan
Bank Indonesia
Nomor 313PBI2011 tentang
penetapan status dan tindak lanjut pengawasan bank, dimana nilai CAR perusahaan perbankan sebesar 8 harus dipenuhi agar selalu mampu
menanggung setiap risiko kerugian yang dialami. Dengan dimilikinya kecukupan modal minimum yang tinggi, bank akan leluasa untuk
mengalokasikan dananya untuk dikelola dan menjadikannya sebagai sumber untuk memperoleh pendapatan seperti investasi dan ekspansi
kredit. Pemilihan penempatan ke dalam investasi yang menguntungkan dan peningkatan volume kredit akan membuat laba perbankan menjadi
semakin meningkat. Laba adalah komponen dalam mengukur ROA, jika laba meningkat tentu saja ROA juga meningkat. Selain itu, meningkatnya
kecukupan modal sendiri tentu saja akan menurunkan biaya penyediaan modal yang nantinya akan membuat tingkat ROA juga meningkat.
Akibat dari kecukupan modal yang tinggi dan didukung dengan tingkat ROA yang semakin naik pula, tentu saja akan berdampak pada
tingkat kepercayaan nasabah kepada bank. Kepercayaan nasabah menjadi modal penting dalam kelangsungan operasional perbankan karena dengan
kepercayaan yang kuat terhadap bank, nasabah senantiasa akan terus mempercayakan dana yang dimiliki untuk ditabung di bank. Dana yang
95
diperoleh dari nasabah tersebut nantinya digunakan kembali untuk mendapatkan
keuntungan sesuai
dengan fungsi
bank sebagai
intermediary. Dari pembahasan penelitian tersebut, menunjukkan bahwa CAR berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas ROA
perbankan yang listing pada tahun 2007-2011. Arah positif artinya semakin tinggi tingkat penyediaan modal minimum atau kecukupan
modal yang dimiliki bank yang ditunjukkan dalam CAR, maka akan meningkatkan tingkat rasio ROA seperti contoh pada bank Nusantara
Parahyangan selama tahun 2007-2011 dimana setiap kenaikan CAR diikuti dengan kenaikan ROA begitu pula sebaliknya dimana CAR turun
maka diikuti dengan turunnya ROA. Data keuangan bank Nusantara Parahyangan yang ditunjukkan pada tahun 2007-2011 berturut-turut rasio
CAR adalah 17.00; 14.04; 12.56; 12.76 dan 13.45 sedangkan rasio ROA pada tahun 2007-2011 berturut-turut adalah 1.29; 1.17;
1.02; 1.48 dan 1.54. Hasil penelitian ini menunjukkan ada persamaan dan memperkuat penelitian yang dilakukan oleh Azwir 2006,
Ponco 2008, Mahardian 2008, Buyung 2009 yang menyatakan CAR berpengaruh signifikan positif terhadap ROA.
96
3. Variabel LDR berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas ROA bank
Loan to Deposit Ratio LDR diperoleh dari perbandingan kredit yang diberikan terhadap total dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun.
Semakin tinggi tingkat LDR artinya semakin besar kredit yang berhasil disalurkan atau bisa juga semakin rendahnya dana pihak ketiga yang
berhasil dihimpun. Tingginya kredit yang disalurkan tentu saja akan memberikan dampak return pendapatan bunga yang didapatkan.
Pendapatan bunga tersebut akan meningkatkan laba perusahaan yang nantinya akan meningkatkan tingkat ROA.
Rasio LDR yang terlalu rendah menandakan bahwa bank kurang efektifitas dalam penyaluran kredit sehingga menyebabkan tidak
maksimalnya laba yang dihasilkan, tetapi semakin tingginya rasio LDR menunjukkan semakin riskan kondisi likuiditas bank. Rasio LDR yang
aman dan disyaratkan oleh BI didalam peraturan Bank Indonesia nomor 1219PBI2010 adalah sebesar 78-100. Bank dalam hal ini selalu
menjaga agar mempertahankan rasio LDR seperti apa yang dianjurkan di dalam peraturan tersebut. Rata-rata rasio LDR perbankan yang listing
selama tahun 2007-2011 sebesar 74,72 yang berarti mendekati batas normal yang disyaratkan. Kondisi seperti itu akan membuat tingkat
kepercayaan nasabah bank juga akan semakin meningkat dengan mengetahui tingkat likuiditas bank yang baik. Kepercayaan tersebut akan